Suara jari yang beradu dengan deretan tuts acak menghiasi ruang kerja Kuroo. Dia sedang sibuk dengan laptopnya. Tetapi pikirannya kearah lain.
Entah mengapa, sejak tadi dia memikirkan perkataan Kenma tadi pagi tentang 'membuat bayi' entah dari mana ide itu muncul di otak Kenma.
Tak
Kuroo menutup laptopnya kasar, oke dia rasa dia butuh istirahat. Dia benar-benar tidak bisa fokus mengerjakan tugasnya berkat Kenma.
Ceklek
"Kuroo!!! Aku dateng!!!"
Katakan bahwa Kuroo salah mendengar.
Dia mendongakan kepalanya untuk melihat siapa yang datang dan di dapatinya Kenma yang baru saja membuka pintu ruangannya sambil menenteng sebuah plastik berukuran sedang dan tersenyum senang.
Mata Kuroo berkedut kesal menyaksikan itu. Kenapa Kenma tiba-tiba ada di kantornya? Padahal dia tidak ada meminta Kuroo mengirimkan supir ke rumah.
"Kamu ngapain di sini Ken?" tanya Kuroo yang sudah jengah dengan perilaku suaminya itu.
Kenma berjalan mendekat kearahnya kemudian meletakkan plastik itu di atas meja kerja Kuroo yang penuh dengan laptop dan tumpukan dokumen.
"Apa.... Ini?" Kuroo bertanya sambil memperhatikan plastik itu dari tiap sudut.
"Makan siang buat Kuroo! Ini aku yang bikin loh!!" ucap Kenma sambil tersenyum manis.
Kuroo akui senyum Kenma memang manis.
Tetapi untuk kali ini, senyumnya malah terlihat seperti senyum yang akan mengantarkannya pada kematian.
"Kamu.... Bikinin aku apa?" tanya Kuroo dengan hati-hati.
"Ada deh! Nanti Kuroo liat aja!"
Kuroo menatap plastik itu miris, entah kenapa ia sudah bisa merasakan rasa masakan yang buruk itu di kerongkongannya.
Kuroo lebih memilih mengesampingkan rasa masakan Kenma yang sudah pasti rasanya berantakan itu. Dia lebih memilih untuk memastikan 'bagaimana bisa Kenma datang ke kantornya'. Alih-alih takut Kenma kena culik tetapi sebenarnya Kuroo posesif dan khawatir dengan bocah kayanya itu.
"Kamu kesini naik apa? Taxi lagi?" tanya Kuroo sambil menatap Kenma datar.
Kenma menggeleng cepat mendengar itu. "Enggak! Aku gak naik taxi!"
"Terus??"
"Aku di anter sama supir Kuroo!!"
Kuroo menyerngit mendengar itu. Bagaimana bisa? Bagaimana cara Kenma menghubungi supir itu?
"Kok bisa?"
"Aku minta nomor telpon dia kemarin."
Kuroo hanya mengangguk-anggukan kepalanya mendengar itu. "Kamu udah kasih Mavros makan belum?"
"Udah dong!! Oh iya habis ini aku mau mampir ke toserba! Kuroo mau ikut gak?"
Kuroo menghela nafasnya. "Aku kerja Ken...." dia mengerlingkan pangannya kearah lain, sudah malas menatap Kenma.
"Oh iya Kuroo kerja ya...."
"Lagian kamu mau beli apa di toserba?"
"Makanan Mavros! Sama.... Tepung!"
Kuroo bergidik mendengar itu. Jangan bilang Kenma masih ingin melanjutkan niat membuat bayinya tadi pagi?
Kuroo kembali menatap Kenma. Kali ini di tatapannya terpancar rasa panik. "Tepung? Buat?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Married || Kuroken [✔]
RandomDemi melunasi hutang Ibunya, Kuroo harus menikah dengan bocah kaya raya yang keras kepala.