Tin tin
Kenma menatap kearah gerbang, di sana terdapat mobil Kuroo yang baru saja memasuki gerbang itu. Pertanda bahwa Kuroo baru pulang kerja.
Menyaksikan itu, Kenma segera melambaikan tangannya kearah Kuroo.
Tak lama mobil itu di parkirkan di garasi dan Kuroo pun keluar dari sana sambil menenteng tote bag kertas.
"Kamu nunggu di luar lagi?" tanya Kuroo sambil menatap Kenma yang tengah duduk di kursi taman yang ada di sana.
Kenma mengangguk. "Iya... T-tapi aku nungguinnya barusan kok! Soalnya aku tadi nyari Mavros!!" seolah takut bahwa Kuroo akan memarahinya karena menunggu di luar, Kenma menjawab dengan memberi sebuah alasan.
Kuroo menyerngit mendengarnya. "Emangnya Mavros gak ada di kandangnya?"
Kenma menggeleng kemudian menunjuk kearah air mancur. Di dekat sana terdapat Mavros dan juga Ibunya yang terlihat ingin bertengkar.
Kuroo mengikuti arah tunjuk Kenma dan di dapatinya Mavros dengan tampang memelasnya ingin mendekati sang Ibu, tetapi Ibunya malah memasang ancang-ancang untuk menerkamnya. Kasihan.
"Induknya Mavros kenapa? Kok dia sekarang gak mau nyusuin Mavros lagi sih...." ucap Kenma sambil menatap lekat Mavros yang lumayan berjarak darinya.
"Kemungkinan besar induknya udah hamil lagi, makanya dia gak mau ngasih asi lagi ke Mavros."
Kenma mengalihkan pandangannya menjadi menatap Kuroo. "Tapi kasian Kuroo!! Masa iya anak sendiri gak mau di kasih asi!!"
"Ya namanya juga kucing, kucing kan emang kayak gitu. Kalo udah gede gak bakal di anggep anak lagi."
Kenma memiringkan kepalanya sedikit. "Beneran? Emang kayak gitu?"
Kuroo mengangguk. "Iya, beneran."
Seketika tatapan Kenma berubah menjadi kasihan ketika menatap Kuroo. "Kasian ya, Mavros kayak Kuroo...." ucapnya dengan nada sendu.
Kuroo yang namanya di sebut dengan tidak etis sontak bergidik dan menatap Kenma yang berada di sebelahnya itu dengan tatapan heran seolah minta penjelasan. "Kok kayak aku?"
"Kuroo kan enggak di anggap sama Ibu Kuroo, kayak Mavros sekarang." Kenma berkata sambil menatap lurus mata Kuroo dengan tatapan kasihannya.
Bukannya tersentuh atau apa, Kuroo malah merasa kesal mendengar hal itu dari bocah kaya ini. Memang benar Ibunya tidak menganggapnya, habisnya Kuroo itu anak yang tidak di harapkan atau bisa di bilang anak hasil pelanggannya. Maka dari itu Ibu Kuroo tidak menganggap kehadirannya sama sekali. Sampai akhir hayatnya.
"Jangan samain aku sama Mavros." ucap Kuroo dengan nada kesalnya.
"Kenapa?"
Kuroo menggeleng seolah menjawab 'tidak papa' dan menyuruh Kenma melupakan percakapan itu.
Setelah puas menatap Mavros, Kenma beralih menjadi menatap suaminya yang baru saja pulang kerja itu. Dia menatap lama wajah suaminya yang sedikit terlihat lelah di sana.
Dan tiba-tiba saja Kenma berinisiatif tentang suatu hal.
"Kuroo mau aku masakin, gak?"
Mendengar tawaran itu membuat Kuroo segera menggeleng cepat. Dia tidak ingin merasakan rasa aneh yang memasuki mulutnya lagi.
"Enggak usah, aku aja yang masak. Kamu duduk aja sambil mainan sama Mavros." tolak Kuroo.
"Tapi Kuroo keliatan capek......"
"Aku gak capek, tenang aja..."
Kuroo mengalihkan pandangannya dari Kenma yang sedang menatap wajahnya itu. Entah mengapa... Kuroo juga tidak tahu apa sebabnya..... Jantungnya sedikit berdebar ketika Kenma menatapnya secara langsung seperti ini.
Harapan Kenma sepertinya benar-benar di kabulkan, ya.
Mengabaikan jantungnya yang berdebar itu, Kuroo segera memberikan tote bag yang di pegangnya kepada Kenma.
Kenma menatap tote bag itu heran, apa yang Kuroo serahkan? Seingatnya dia tidak menitipkan suatu hal. Dengan memikirkan hal itu, Kenma mengambil alih tote bag itu.
"Kuroo, ini apaan?"
"Apple pai."
Raut wajahnya seketika menjadi senang mendengar itu. "Woah... Ini buat aku?"
"Iya."
"Kuroo baik banget ya, padahal aku gak minta tapi Kuroo tetep beliin. Jadi makin sayang sama Kuroo!!" Kenma tersenyum hingga matanya menghilang.
Serangan langsung tanpa aba-aba.
Jantung Kuroo berdebar cukup kencang ketika menyaksikan itu. Senyum Kenma sangat manis, Kuroo akui itu. Dan herannya, mengapa Kuroo terpikat pada senyum itu?!
Padahal Kenma sering menampilkan senyum itu. Tetapi... Entah mengapa semakin di lihat Kuroo malah semakin terpikat dengan senyum Kenma.
Apakah ada semacam mantra atau hal lainnya pada senyum Kenma?
Kuroo tidak tahu.
Tapi yang pasti dia kesal dengan jantungnya yang terus berdebar itu.
"Udah udah, ayo masuk." Kuroo mengalihkan pembicaraan untuk menyembunyikan rasa malunya akibat perkataan Kenma yang blak-blakan dan berjalan terlebih dahulu meninggalkan Kenma.
"Kuroo tungguin!! Aku mau ngambil Mavros dulu!!"
Mengabaikan perkataan Kenma, Kuroo tetap berjalan masuk ke dalam rumah. Meninggalkan Kenma yang sedang mengambil Mavros yang berada di dekat air mancur itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married || Kuroken [✔]
RandomDemi melunasi hutang Ibunya, Kuroo harus menikah dengan bocah kaya raya yang keras kepala.