12.02

1.1K 132 2
                                    

"Woah..... Kuroo liat deh banyak banget wahananya!!" Kenma menunjuk-nunjuk berbagai macam wahana yang ada di sana.

Kuroo yang mendengar itu hanya mengangguk. Itu hal yang wajar mengingat mereka sedang berada di World Park yang notabenya adalah taman bermain. Jadi itu wajar. Dan mengapa Kenma mengagumi hal wajar itu?

"Iya, kamu mau naik yang mana dulu?"

Kuroo bertanya namun tidak mendapatkan balasan dari Kenma.

Menyadari hal itu, Kuroo segera mengalihkan pandangannya yang sedang menatap tiket masuk itu ke sebelah kanannya.

Tempat Kenma berdiri.

Seharusnya.

Matanya berkedut akibat Kenma yang tidak ada di situ. Dia segera mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya untuk mencari suaminya itu.

Namun, World Park adalah taman hiburan. Taman ini baru buka beberapa minggu yang lalu. Di tambah nanti malam akan ada acara pelepasan lampion. Membuat banyak manusia makin tergiur untuk menyaksikannya. Dan membuat taman itu ramai seperti lautan manusia.

Dan sialnya.

KENMA MENGHILANG DITENGAH-TENGAH LAUTAN MANUSIA ITU!!!

Kuroo mengusap wajahnya kasar. "Arghh.... Harusnya Kenma ku rantai saja tadi." kesalnya sambil terus memperhatikan sekeliling berharap bisa menemukan Kenma. Meskipun agak mustahil.

Jadi.... Harus dari mana dia memulai untuk mencari bocah kaya itu?

Tanpa pikir panjang Kuroo melangkahkan kaki jenjangnya untuk mengelilingi taman bermain yang sangat luas dan di penuhi oleh manusia itu.

Oke, Kuroo rasa sepulang dari sini betisnya akan bengkak akibat berkeliling demi mencari Kenma.

Sementara itu. Di sisi lain World Park......

Kenma sedang berjalan sambil menarik tangan seseorang yang ia kira adalah Kuroo.

"Kuroo kita naik ayunan yang di pontang-panting itu dulu yuk!"

"Maaf, kayaknya anda salah orang, deh?"

Kenma yang mendengar suara asing itu melengking di telinganya sontak menoleh ke sebelah kirinya. Di dapatinya seorang lelaki dengan wajah kebingungan.

"Ih... Kok kamu bukan Kuroo sih?!" tanya Kenma pada lelaki itu sambil melepaskan tarikannya.

Dia mengedikan bahunya. "Saya gak tau, saya permisi dulu." tanpa menunggu balasan Kenma, orang itu pergi meninggalkannya.

Kenma menggembungkan pipinya kesal kemudian dia menatap sekelilingnya untuk mencari suami jabrik kesayangannya itu.

"Ih Kuroo dimana? Kok dia gak sama aku sih?!" geramnya sambil terus meneliti sekitarnya.

Hingga akhirnya pandangannya tertuju pada seseorang yang mengenakan jaket hitam. Dia menduga bahwa itu adalah Kuroo.

Tanpa pikir panjang Kenma segera mendekat padanya dan menepuk pundak orang itu.

"Kuroo, kamu tadi kemana a—" Kenma tidak melanjutkan perkataannya ketika menyaksikan bahwa orang itu berbalik kearahnya dan ternyata itu bukanlah Kuroo.

Wajahnya di penuhi dengan tato dan tindik. Membuat Kenma bergidik ngeri dan segera berlari ketakutan. Diotaknya terbesit bahwa itu adalah orang jahat. Padahal dia hanya seorang pembersih jalanan.

Kenma menghentikan larinya karena dia merasa sudah cukup jauh dari orang itu. Dia memegang lututnya yang sudah terasa pegal itu sambil mengatur nafasnya yang terengah-engah.

"Huh.... Kuroo dimana?" tanyanya sambil berdecak pinggang.

Bagaimana cara dia mencari Kuroo tanpa menguras tenaganya yang telah habis ini?

Ah, Kenma tahu! Dia bisa menghubunginya!

Kenma segera merongoh kantung celananya untuk mengambil handphone miliknya dan berniat menghubungi Kuroo.

Tetapi....

Dia tidak menemukan apapun di sana. Kantungnya kosong melompong, hanya diisi oleh angin.

Kenma yang mengerjapkan matanya beberapa kali seolah tak percaya dengan penglihatannya. Bagaimana bisa dia melupakan handphonenya yang ia letakkan di dashboard mobil?!

Otak Kenma buntu ketika dia mengingat bahwa handphonenya tertinggal di dalam mobil.

Dia berjalan dengan lesu ke pinggir kolam yang ada di sana kemudian berjongkok.

"T-terus aku gimana sekarang?" dia bermonolog dengan suara yang bergetar.

"A-a-aku... Gak bisa pu-lang..." Kenma berkata sambil menenggelamkan wajahnya pada lututnya dan menangis di sana.

Hahaha, dia menangis padahal dia sendiri yang memisahkan diri dari Kuroo akibat terlalu bersemangat.

•••••

Sudah dapat 1 jam setengah Kuroo mengelilingi tempat itu tetapi dia tak kunjung menemukan Kenma. Bahkan dia juga sempat menanyakan pada orang-orang di sekitar tetapi tak ada yang melihatnya.

Huh... Kemana bocah itu pergi?

"Ken.... Kamu kemana sih?!" kesal Kuroo sambil mengusap keningnya yang mengeluarkan peluh.

Arghh... Apa yang harus di lakukannya? Apakah dia harus ke pusat anak hilang dan meminta mengumumkan Kenma? Tetapi Kuroo tidak tahu dimana tempat itu berada.

Kuroo berdecak sebal memikirkan hal itu, sial tidak ada yang bisa di lakukannya selain terus mencari Kenma sampai kakinya patah.

Kuroo kembali berjalan sambil terus menatap sekitar hingga pandangannya terhenti ketika netranya menangkap seseorang dengan surai hitam-pirang sedang menenggelamkan kepalanya pada lututnya seolah menangis.

Kuroo menghentikan langkahnya. Tunggu... Dia seperti mengenali orang itu.

Surai puding dengan beberapa helai rambut yang di kepang. Kemeja mocca muda lengan pendek serta celana pendek bewarna coklat.

"Kenma!"

Satu kata itu terucap dari bibirnya ketika memperhatikan orang itu dengan intens dan tanpa pikir panjang dia segera berlari mendekat kearah orang itu.

Setibanya di belakang orang itu, Kuroo mengatur nafasnya terlebih dahulu kemudian memanggilnya.

"Kenma?"

Orang itu menolehkan kepalanya ke sumber suara, menatap Kuroo dengan matanya yang memerah akibat menangis.

"Huaaa Kuroo!!!" Kenma menutup wajahnya dan kembali menangis dengan tersedu-sedu.

Kuroo bernafas lega karena ternyata itu adalah Kenma.

"M-m-ma-afin a-aku!!" ucapnya di sela-sela tangisnya.

Kuroo berjongkok untuk menyetarakan tingginya dengan Kenma. "Iya aku maafin, jangan nangis lagi."

"T-ta-tadi aku aku kir-a aku g-a Ku-lagi huaaa!!" Kenma tidak bisa berkata dengan benar akibat tangisnya yang terlalu terisak. Dan hal itu membuat beberapa orang yang ada disekitar mereka menatap kearah mereka.

"Ssttt jangan nangis lagi, kan udah ketemu sama aku." Kuroo mencoba menenangkan Kenma yang masih terisak itu.

Perlahan, tangis Kenma mulai mereda.

"I-iya..."

"Ya udah, ayo kita naik bianglala." Kuroo bangkit terlebih dahulu sambil menatap Kenma yang masih terduduk itu.

Kenma mengangguk dan tersenyum dengan sisa-sisa air mata yang membasahi wajahnya. "Ayo."

Married || Kuroken [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang