10.00

1.1K 143 5
                                    

Di buang sayang, di makan nyawa melayang.

»»——⍟——««

"Jadi...." Kuroo menatap piring yang Kenma sodorkan padanya itu. "Ini buat aku?" dia bertanya sambil meraih piring yang Kenma sodorkan itu.

Kenma mengangguk senang karena Kuroo mengambil piring itu dari tangannya. "Iya! Kuroo makan, ya! Ini aku yang buat loh!" ucapnya sambil tersenyum manis.

Sementara Kuroo yang mendengar itu tentu saja terkejut bukan main. Kenapa? Kenapa? KENAPA KENMA MEMBUATKANNYA MAKANAN?!

Terakhir kali Kenma membuatkannya makanan itu ketika mereka masih duduk di bangku sekolah menengah atas. Dan itu pun kebetulan karena Kuroo memang sedang kelaparan jadi Kenma berinsiatif memasakan sesuatu untuknya. Awalnya Kuroo tidak memikirkan bahwa masakannya akan 'seburuk' itu.

Tetapi ternyata....

Itu lebih dari sekedar buruk.

Kuroo mengalihkan pandangannya dari makanan itu, jujur saja dia tidak tahu apa yang Kenma masak. Warnanya hitam legam dan berkuah? Makanan apa itu?

Dia menatap Kenma yang sedang tersenyum manis. Haduh.... Mengapa dia menampilkan senyum yang penuh percaya diri itu? Kuroo kan jadi sedikit susah untuk menolak makanan itu.

"Kamu buatin aku apa?" Kuroo bertanya dengan hati-hati.

Kenma berhenti tersenyum kemudian menatap Kuroo, terpancar tatapan kesal di matanya. "Ish... Kuroo mah, masa gak tau sih? Udah jelas gitu aku masak kari!!"

TENG!!

Kari?

KARI DIA BILANG?!

Kari mana yang bewarna hitam legam seperti ini?! Normalnya kan kari bewarna coklat!!

Kuroo kembali menatap piringnya itu, entah kenapa dia bisa merasakan aura menyeramkan yang keluar dari sana. Dia rasa memakan mie instan lebih baik dari pada memakan masakan Kenma.

"Ken, aku tadi udah makan di kantor sebelum pulang. Kamu aja ya yang makan." tolak Kuroo dengan penuh hati-hati.

Tolong ucapkan selamat pada Kuroo karena berhasil mengeluarkan kalimat itu dari mulutnya meskipun dirinya panik setengah mati takut karena Kenma menangis akibat mendengar perkataannya.

Raut wajah Kenma seketika berubah menjadi sedih ketika mendengar perkataan Kuroo. "Yah...  Padahal aku udah buatin khusus buat Kuroo."

Kuroo tidak memintamu untuk membuatkan khusus untuknya Ken, yang normal saja.

"Cobain sedikit aja ya? Ya?" paksa Kenma sambil menatap Kuroo penuh harap.

Arghhh... Ingin rasanya Kuroo berteriak saat ini. Kenapa? Kenapa tiba-tiba terbesit di otak Kenma untuk membuatkannya makanan? Lebih baik Kuroo kelaparan dari pada harus memakan masakannya.

"Ken.... Aku mau mandi dulu." Kuroo berkata kemudian ingin melangkah menuju kamar mereka untuk meninggalkan Kenma.

Namun, sayangnya Kenma menahan dirinya agar tidak melangkah ke sana. "Makan dulu Kuroo!! Mandi mah bisa nanti! Ayo makan dulu!!"

Mata Kuroo berkedut mendengar itu. Arghhh bocah kaya ini sangat keras kepala.

"Nanti aku makan habis mandi."

Kenma menggeleng. "Maunya sekarang!" dia berkata dengan penuh keyakinan seolah berharap Kuroo akan memuji masakannya.

Kuroo yang menerima tatapan penuh keyakinan dan harap itu mana bisa menolaknya. Dia sudah tau kelanjutan dari ini jika dia menolaknya. Kenma, pasti akan menangis.

Dengan pasrah dia menggerakkan tangannya untuk mengambil sendok yang sudah di letakkan di piring itu. Dia menyendok kari yang ada di sana sambil menatapnya dengan tatapan khawatir. Bagaimana jika dia tidak sadarkan diri setelag memakan ini?

Oke Kuroo, pemikiranmu terlalu jauh. Itu hanyalah kari buatan suami mu yang di buat dengan penuh cinta... Dan mungkin sedikit di beri sianida?

Kuroo meneguk ludahnya kemudian menyendok kari itu ke dalam mulutnya.

Ketika kari itu memenuhi mulutnya, dapat di rasakan bahwa rasa kari itu tidak seperti kari pada umumnya.

Umumnya kari mempunyai rasa yang pedas. Tetapi... KARI YANG DIA MAKAN INI SANGAT MANIS.

Kuroo menelan kari itu dengan cepat dan kembali menatap Kenma yang masih setia menatapnya dengan berseri-seri.

"Gimana Kuroo? Enak gak?"

Enggak.

Ingin rasanya Kuroo mengatakan itu.

Tetapi dia sadar bahwa Kenma adalah bocah kaya yang cengeng. Jika ia menjawab seperti itu, kemungkinan besar hal itu akan menggores hati kecil si surai puding.

Kuroo meletakkan sendoknya pada piring itu kemudian mengelap mulutnya menggunakan tangan. Sial, rasa manis itu masih membekas di kerongkongannya.

"Kamu kebanyakan ngasih kecap, ya?" tanya Kuroo.

Kenma menggeleng. "Enggak kok."

"Kalo gak kecap terus manisnya dapet dari apa?"

"Aku emang ngasih kecap, tapi gak banyak banget. Setengah botol doang."

Oke, Kuroo rasa jika dia terkena diabetes ini semua akibat ulah Kenma.

Kuroo tersenyum kesal mendengarnya. "Kenma... Kari itu rasanya pedes. Kamu boleh nambahin kecap, tapi jangan kebanyakan gitu."

"Yah.... Berarti kari aku gak enak ya Kuroo?" tanya Kenma sambil menundukkan kepalanya dengan wajah yang sedih.

JANGAN MEMBUAT KUROO MERASA BERSALAH KENMA, TOLONG.

Kuroo menggeleng mendengar itu. "Enak, karinya enak. Cuman kamu bikinnya terlalu manis." dusta Kuroo.

Katakan saja Kuroo itu pendusta. Agar tidak membuat Kenma menangis entah sudah berapa kali dia berbohong pada bocah kaya itu.

"Lain kali kalo bikin ngasih kecapnya jangan kebanyakan." Kuroo berkata dengan intonasi selembut mungkin.

"Iya...."

"Dan.... Kamu tumben banget masak? Kenapa gak beli aja?" sudah cukup dia memendam rasa penasarannya, lebih baik ia tanyakan langsung saja.

Kenma memainkan jari telunjuknya sambil berkata. "Aku pengen Kuroo ngerasain masakan aku."

"Terus juga aku kasian sama Kuroo yang selalu masak setiap pulang kerja buat aku."

"Makanya aku bikinin Kuroo kari..."

Kuroo menghela nafasnya mendengar itu. "Aku kan udah pernah ngerasain masakan kamu."

Kenma mendongakkan kepalanya. "Kapan?"

"Dulu, pas SMA."

Kenma memiringkan kepalanya sedikit. "Kok aku gak inget?"

Bisa-bisanya kau tidak mengingat ketika Kuroo memakan masakanmu yang rasanya sangat berantakan itu. Bisa-bisanya kau tidak mengingatnya.

Kuroo menggeleng seolah menyuruh Kenma melupakan perkataannya barusan, kemudian dia kembali berkata.

"Dan gak usah kasian sama aku, udah tugas aku."

"Kalo kayak gini tugas Kuroo banyak banget." netra kuning keemasan itu memancarkan sedikit rasa khawatir. "Emangnya Kuroo gak mau bagi tugas aja sama aku?"

Kuroo tahu maksud Kenma.

Kenma pasti bermaksud agar Kuroo menyerahkan saja semua pekerjaan rumah kepadanya dan membiarkan Kuroo fokus pada urusan kantor saja. Seperti pasangan pada umumnya.

Tetapi, Kuroo sedikit ragu tentang hal itu. Dia ragu sekaligus takut jika pada saat Kenma melakukan pekerjaan rumah yang ada dia malah celaka. Itu malah gawat.

"Aku bakalan bagi tugas sama kamu. Tapi gak sekarang." Kuroo berkata sambil menatap Kenma dengan lembut.

"Mendingan kamu tidur, ini udah lumayan larut. Kamu gak ngantuk?" tanya Kuroo sambil berjalan menuju kamarnya begitu pula Kenma.

Kenma mengangguk kemudian tersenyum. "Iya!"

Married || Kuroken [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang