Kuroo ingin mencium bibir itu lagi.
Dia ingin melumatnya.
Bahkan ingin memasukkan lidahnya dan melilit lidah bocah kayanya itu.
Entah apa yang membuatnya menjadi seperti ini, Kuroo juga tak paham.
Tapi yang pasti, Kuroo menyukai bibir itu.
Tidak. Tak hanya bibir.
Dia menyukai seluruh bagian tubuh Kenma. Tak hanya tubuh, bahkan sifatnya yang ke keras kepala itu malah terlihat gemas di mata Kuroo saat ini.
Entah apa yang terjadi padanya, Kuroo tidak paham. Sungguh. Apakah dia menyukai Kenma? Atau mungkin mencintainya?
Mustahil. Kuroo tak ingin mengakui itu.
Meskipun belakangan ini dia memang merasakan tanda-tanda orang yang sedang jatuh cinta. TETAPI KUROO TAK INGIN MENGAKUINYA!!
Dan.... Apakah Kuroo bisa melumat bibir itu lagi?
Jika dia memintanya pada Kenma, apakah Kenma mengizinkannya?
Tentu saja tidak. Terlebih, sejak saat itu Kenma menjadi diam dan tidak banyak bicara. Bahkan Kuroo menyadari bahwa Kenma menjauhinya.
Apakah Kenma tidak menyukai ketika Kuroo mencium bibirnya?
Ayolah, padahal dulu dia yang memintanya.
Kuroo menggelengkan kepalanya memikirkan itu. Otaknya sudah terkontaminasi dengan Kenma. Hebat, sungguh hebat. Sambil menatap tv besar yang menyala itu. Kuroo sesekali mencuri pandang kearah Kenma yang sedang sibuk mengenakan sepatunya di sebelahnya.
Katakan bahwa ada yang tidak beres dengan matanya. Karena... Kenma saat ini hanya sibuk mengenakan sepatu. Mengapa di mata Kuroo dia terlihat sangat menggemaskan?!
"Ish.... Talinya susah amat di pasang!!" geram Kenma sambil memukul sepatu itu sesekali.
"Sini aku pasangin." tanpa sadar, bahkan diluar kendalinya. Kuroo mengatakan itu dan tangannya bergerak untuk mengambil alih sepatu Kenma.
Menyaksikan itu Kenma segera menarik sepatunya agar menjauh dari Kuroo. "Gak usah!!"
Kuroo menarik tangannya lagi ketika mendengar penolakan itu. Kenapa? Kenapa Kenma menolaknya?
"A-aku bisa masang sendiri." Kenma berkata sambil kembali fokus pada sepatunya.
Kuroo yang mendengar itu hanya mengangguk kecil sambil memperhatikannya. Kenapa Kenma jadi seperti ini? Apa yang membuatnya seperti ini? Karena Kuroo menciumnya? Jika benar, itu keterlaluan.
"Ka-"
Tin
"Aa.... Kageyama udah dateng..." Kenma segera bangkit dari duduknya, entah kapan dia selesai memasang tali sepatu itu.
Dia menatap Kuroo dan berkata. "Aku mau pergi dulu sama Kageyama."
Tanpa menunggu balasan Kuroo, Kenma segera melangkah keluar dari rumahnya meninggalkan Kuroo di sana yang menatap punggungnya dengan tatapan heran, khawatir, serta bersalah.
Haruskah Kuroo mengikutinya agar memastikan bahwa Kenma tidak kenapa-kenapa?
Er... Tapi itu terdengar menjijikan.
"Tunggu saja, dia pasti tidak lama." gumam Kuroo dan kembali menonton tvnya.
~
Jam sudah menunjukkan pukul 23.30. Tetapi bocah kaya bersurai puding itu baru saja masuk kedalam rumah sambil menatap Kuroo dengan tatapan herannya.
"Kenapa?" tanyanya dengan memiringkan kepalanya sedikit.
Kuroo menyilangkan tangannya di depan dada kemudian menatap Kenma dengan tatapan intimidasinya. "Kamu habis dari mana aja?"
Sungguh, Kenma pergi cukup–sangat lama. Dari pukul 16.00 hingga 23.30 itu sangat lama, kan? Bahkan membuat Kuroo sempat ingin melapor polisi atas kehilangannya.
Kenma tidak takut dengan tatapan Kuroo yang mengintimidasi itu. Dia malah membalas lembut tatapan suami jangkungnya itu.
"Kan aku bilang aku pergi sama Kegayama..." ucap Kenma.
"Aku tau, tapi kemana? Kenapa jam segini baru pulang?" ulang Kuroo sambil menatap Kenma kesal.
"Ke mall sama Kageyama, terus pas mau pulang kita mampir ke shabu dulu. Eh gak kerasa udah malem aja." jawab Kenma dengan wajah tanpa dosanya.
Membuat Kuroo makin kesal dan ingin memakinya saja. Dia tidak tahu apa bahwa Kuroo khawatir setengah mati disini.
Kuroo menatap Kenma dari atas sampai bawah dan pandangannya terhenti pada tangan Kenma yang membawa paper bag berukuran besar di sana.
"Habis belanja?" tanya Kuroo.
Mendengar itu Kenma sontak menyembunyikan paper bag itu di belakang badannya. "E-enggak.." Dia mengerlingkan pandangannya kearah lain. "Udah ah aku mau ke kamar. Capek mau tidur."
Tanpa menunggu balasan Kuroo, Kenma segera melangkah menuju kamar melewati Kuroo yang masih menatapnya kesal.
Apa-apaan respon seperti menyembunyikan sesuatu itu? Membuat Kuroo penasaran saja apa isi paper bag itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married || Kuroken [✔]
RandomDemi melunasi hutang Ibunya, Kuroo harus menikah dengan bocah kaya raya yang keras kepala.