"Kuroo...." Kenma memanggil Kuroo yang sedang bermain basket itu dengan suara lemah lembutnya. Membuat sang empu bergerak ke pinggir lapangan dan menghampirinya.
"Kenapa?" tanya Kuroo sambil mengelap wajahnya yang penuh keringat menggunakan kaosnya.
"Keluar yuk... Aku belum ngasih Kuroo kado tau..." ajak Kenma sambil menatap Kuroo dengan tatapan memohonnya.
Kuroo yang menyaksikan itu hanya terdiam. Mencoba menetralkan jantungnya yang berdebar tidak karuan akibat ekspresi Kenma yang menurutnya sedikit menggemaskan itu. Katakan saja bahwa Kuroo alay.
"Aku gak mau kado." jawab Kuroo sambil menurunkan bola basketnya.
Kenma menggembungkan pipinya kemudian menggeleng seolah menolak perkataannya. "Gak boleh!!" dia menggerakkan jari telunjuknya ke kanan dan ke kiri di depan wajah Kuroo. "Kalo ulang tahun itu harus dapet kado!!"
"Tapi aku gak mau kado, beneran..."
Kenma berdecak pinggang mendengar itu. "Ih... Harus mau!! Masa Kuroo gak pernah mau sih kalo aku kasih kado!!"
"Dari dulu loh, aku mau ngasih Kuroo kado tapi Kuroo nolak mulu."
Bagaimana Kuroo tidak menolaknya jika kau saja menanyakan langsung Kuroo ingin dihadiahi apa. Normalnya kan orang tidak menanyakannya dan langsung memberikannya.
"Ya orang aku beneran gak mau kado."
"Ih... Kali ini harus mau!! Ayo dong Kuroo ayo ayo!! Masa iya Kuroo gak mau kado apapun?! Mustahil banget!! Kalo beneran gak mau kado berarti Kuroo bukan manusia!!"
Penjabaran macam apa itu? Sangat tidak masuk akal.
Kuroo mengangguk kecil kemudian menghela nafasnya. "Nanti aku pikirin mau kado apa."
Wajah Kenma seketika berseri-seri mendengar hal itu. "Beneran, ya?! Serius?!"
Kuroo mengangguk. "Iya bener...."
"Yey!!! Awas kalo Kuroo bohong. Aku minggat lagi!"
Oh... Udah berani ngancem sekarang?
Kuroo hanya tersenyum kesal mendengar itu. Bocah kaya ini kelakuannya makin menjadi saja.
"Terus kamu jadi keluar hari ini?" tanya Kuroo memastikan.
Kenma mengangguk. "Jadi!! Kita ke toserba, ya! Aku mau beli makanan Mavros sama beberapa barang!!"
"Ya udah siap-siap sana.."
Kenma mengangguk cepat kemudian berjalan dengan suka cita untuk memasuki rumah, meninggalkan Kuroo yang menatapnya dengan tatapan jengah.
"Kenapa saya bisa jatuh cinta pada bocah itu, ya?" gumamnya sambil menggelengkan kepala dan menyusul Kenma.
Wow Kuroo, kau sudah mengakui perasaanmu, ya? Hebat.
~
Tatapan heran terpancar dari lelaki bersurai puding yang tengah menatap dua bungkus pangan kucing yang berbeda di kedua tangannya. Karena sudah tidak tahan dengan kebingungan yang melandanya, Kenma lebih meminta pendapat pada Kuroo yang sedang berdiri disebelahnya sambil memperhatikan rak dihadapannya.
"Kuroo... Aku bingung."
Kuroo menoleh dan mengangkat satu alisnya heran. "Kenapa?"
Kenma menunjukkan dua bungkus makanan yang di pegangnya itu pada Kuroo. "Aku gak tau harus pilih yang mana, kata Kuroo Mavros suka yang mana?"
Netra hitam itu beralih menatap dua bungkus pangan kucing itu secara bergantian hingga akhirnya kembali menatap wajah bingung suaminya.
"Yang kayak biasa aja." usulnya sambil menunjuk ke sebelah kanan. Di mana Kenma memegang makanan kucing yang biasa di belinya.
Kenma menarik tangannya kemudian menatap makanan itu lalu menatap Kuroo dengan tatapan sendunya. "Tapi nanti kalo Mavros bosen gimana?"
Kuroo rasa itu tidak akan mungkin. Maksudnya–kucing memang bisa bosan?
"Mavros gak bakal bosen..."
"Beneran?"
Kuroo mengangguk sebagai jawaban. "Lagian juga kalo kamu beli yang satunya belum tentu Mavros suka."
Kenma melihat makanan kucing yang di pegang dengan tangan kirinya. "Ini kan terbuat dari tuna. Masa iya Mavros gak suka."
Kuroo meringis pelan mendengar itu. Lagi-lagi makanan kucingnya itu berasal dari ikan yang 'cukup mahal' baginya.
"Jadi.... Kamu mau beli yang mana?" tanyanya.
Kenma menatap kedua makanan kucing itu secara bergantian kemudian menatap Kuroo dengan tatapan ragu serta was-wasnya. Takut jika Kuroo menolak perkataannya.
"Aku beli dua duanya..... Boleh, gak?" Kenma berucap pelan hingga makin lama suaranya makin mengecil hingga akhirnya menghilang.
"Boleh," Kuroo menyerngit heran. "Kamu ngira aku gak bakal ngebolehin kamu beli dua duanya?"
Kenma mengangguk cepat mendengar itu. "Iya... Habisnya kan aku takut Kuroo gak punya duit!!"
Kuroo mendesis mendengar itu. Ayolah Ken, suamimu kini telah kerja bahkan menjadi pemimpin di perusahaan cabang Papahmu. Mana mungkin dia tidak ada duit. Terlebih, gaji Kuroo dalam satu bulan bisa terbilang cukup-lebih dari cukup untuk menghidupi dirimu dan juga Mavros. Bahkan Kuroo sampai bingung hasil gajinya ingin ia kemana 'kan.
"Ken... Aku udah ada kerjaan tetap sekarang... Gak serabutan lagi." ucap Kuroo dengan nada lembut seolah meyakinkan Kenma untuk mempercayai perkataannya.
Jika Kuroo ingat-ingat, Kenma tidak pernah meminta dibelikan sesuatu dengan harga yang cukup mahal. Bahkan Kenma hanya meminta apple pai serta makanan kucing saja. Apakah Kenma melakukannya karena dia khawatir bahwa Kuroo sedang tidak memegang uang? Jika itu benar... Kasihan bocah itu.
"Jadi, kalo kamu mau sesuatu bilang aja... Aku beliin asal gak aneh-aneh.." ujar Kuroo sambil menatap Kenma lembut.
Kenma menatap Kuroo dengan pandangan tak yakinnya. "Beneran? Nanti Kuroo jadi gak makan lagi karena Kuroo beliin apa yang aku mau."
SEMAHAL APA BARANG YANG KAU INGINKAN HINGGA SAMPAI BISA MEMBUAT KUROO TIDAK MAKAN?!
Kuroo menggeleng ragu dengan pemikiran itu. "E-enggak bakal, tenang aja."
Kenma tersenyum mendengarnya. "Ya udah deh, kalo gitu nanti aku minta ke Kuroo semua yang aku mau!!"
Kuroo meringis mendengar itu. Semoga semua yang Kenma minta adalah barang yang berguna.
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-Hadeh.... Guwe bingung cuy, nih cerita dah tamat di draft. Cuman bingung mo up kapan. Mo di up sekarang biar langsung tamat tapi dari kemaren guwe dh up mulu😔. Jadi.... Guwe memutuskan akan meng-up dua kali sehari mulai besok. Oke terimakasih telah membaca teks tidak penting ini. Lop yu😘😘.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married || Kuroken [✔]
RandomDemi melunasi hutang Ibunya, Kuroo harus menikah dengan bocah kaya raya yang keras kepala.