14.00

1.1K 137 9
                                    

Kenma mengambil segelas susu yang ada di atas mejanya itu kemudian meneguknya hingga habis tak tersisa. Dia menatap Kuroo yang tengah memakan sarapannya dengan tenang.

"Kuroo, aku mau punya bayi!"

Kuroo, yang tadinya sudah siap menyendok masuk nasi goreng itu kedalam mulutnya seketika berhenti bergerak. Bahkan sendok itu saja sampai jatuh keatas meja dan mengakibatkan nasinya berceceran di sana.

Kenma yang menyaksikan Kuroo melepas sendoknya secara tiba-tiba hanya menatapnya heran. "Kuroo pegel tangannya?"

Sadar akan perbuatannya, Kuroo menggeleng dan segera mengambil nasi yang berceceran di sana lalu meletakkannya keatas tisu.

Dia masih syok dengan perkataan yang keluar dari mulut Kenma.

Kenapa Kenma berkata seperti itu?

Apakah dia sadar bahwa Kuroo belum menyentuhnya sama sekali?

Tidak tidak, itu tidak mungkin. Ini adalah Kenma. Bocah polos keras kepala yang sangat cengeng. Tidak mungkin dia paham dengan hal itu.

"Kuroo kenapa? Kok geleng-geleng mulu dari tadi?" Kenma menatap Kuroo heran karena tak paham dengan kelakuan suaminya itu.

"Enggak, gak papa."

Kenma hanya mengangguk kemudian menatap Kuroo dengan tatapan berseri-serinya. "Jadi Kuroo... Aku mau bayi!!"

Kenma mengulang perkataan itu. Membuat Kuroo yakin bahwa dia tidak salah mendengar.

Kuroo mengalihkan pandangannya, dia menatap Kenma yang tampak berseri-seri itu dengan tatapan datar bercampur was-was.

"Kamu mau punya bayi?"

Kenma mengangguk. "Iya! Aku mau punya bayi!!"

Kuroo menggeleng mendengar itu. Dia rasa menolak adalah salah satu pilihan yang tepat. Lagi pula, Kuroo belum ingin mempunyai anak.

"Gak boleh, kamu gak boleh punya bayi dulu." tolak Kuroo dengan halus.

Tatapan berseri-serinya seketika berubah menjadi tatapan yang penuh dengan rasa kesal. "Ih.... Kenapa? Kok gak boleh?!"

"Anak kecil mana boleh punya bayi."

Kenma menggembungkan pipinya mendengar itu. "KUROO AKU BUKAN ANAK KECIL!!!"

Kuroo meringis pelan karena Kenma tiba-tiba menaikkan intonasinya. "Kamu anak kecil."

"Enggak! Aku udah gede! Umur aku udah 24 tahun!" bantah Kenma.

"Gak ada orang yang umurnya 24 tahun tapi masih ngerengek ini itu."

"Kuroo aku gak ngerengek!!" Kenma menyilangkan kedua tangannya di depan dada. "Ya udah deh kalo gitu aku gak ngerengek lagi!"

"Jadi aku mau bikin bayi!"

"Kuroo bantuin aku bikin nanti!"

Batin Kuroo berteriak histeris atas perkataan Kenma. Tidak. Dia tidak ingin membuat bayi bersama Kenma.

"Enggak aku gak mau." tolak Kuroo.

"Lagian emang kamu tau caranya bikin bayi?" untuk memastikan apakah pembicaraan ini sejalan dengan pola pikirnya, alangkah baiknya dia bertanya kepada bocah kaya itu.

Kenma mengangguk mantap. "Tau dong!"

"Pake tepung terigu, air, sama telor 'kan?"

Kuroo menepuk dahinya mendengar itu. Sial, entah mengapa Kuroo merasa bahwa dirinya sangat kotor karena mengira Kenma paham dengan cara sebenarnya membuat bayi.

"Caranya gak gitu Kenma....."

"Tapi kata Shyra gitu kok cara buatnya! Kuroo ini mah yang enggak tau caranya!!"

Kuroo meringis mendengarnya. "Iya iya terserah kamu."

Kenma menatapnya berbinar. "Berarti Kuroo ngijinin aku bikin bayi?!"

"Enggak aku gak ngijinin." Kuroo mengambil segelas air mineral yang ada di atas mejanya kemudian meneguknya habis.

"Udah ya, aku mau berangkat. Jangan bikin bayi dari tepung terigu atau semacamnya!" ingat Kuroo sambil berjalan meninggalkan Kenma yang masih duduk di meja makan dengan tampang kesalnya.

Married || Kuroken [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang