Ceklek
"Aku bilang aku mogok makan! Aku gak mau makan sampe Kuroo ke sini lagi!" ucap Kenma tanpa mengeluarkan dirinya dari balik selimut.
Klek
Terdengar suara pintu yang di tutup kembali dan langkah kaki yang mendekat kearah ranjangnya.
Kenma yang bersembunyi di balik selimut hanya mengendus kesal mendengar itu. "Ih Papah aku bilang aku gak mau makan! Dan jangan seenaknya minta kunci cadangan kamar aku ke pelayan!!"
SRAKK
Selimut yang Kenma gunakan untuk menyembunyikan dirinya di tarik paksa oleh seseorang. Membuat Kenma terkejut dan makin kesal berkat perilaku orang itu.
"Pah!! Kena-"
"Pulang."
"-pa?"
Kenma terkejut bukan main ketika mendapati Kuroo yang ada dihadapannya dengan mata yang terlihat sudah lelah itu.
Kenma mengubah posisinya menjadi duduk kemudian menggeleng. "Enggak! Aku gak mau pulang! Lagian Kuroo ngapain kali ke sini? Emang ada yang nyuruh Kuroo kesini?!" kesal Kenma.
"Aku udah nyaman di sini, gak mau ke rumah lagi!"
Kenma berkata sambil menyilangkan depan dada dan menatap Kuroo kesal. Ia kesal karena Kuroo baru kembali datang ke rumah utamanya. Padahal Kenma berharap bahwa Kuroo akan mendatanginya setiap hari dan memintanya untuk pulang meskipun Kenma tidak akan mau. TETAPI DIA MENGINGINKAN HAL ITU.
Atau mudahnya, Kenma ingin Kuroo membujuknya.
"Jangan kayak gitu, aku gak enak sama Papah." ucap Kuroo.
Kenma menyipitkan matanya, "Aku gak peduli. Intinya aku gak mau pulang!"
"Pulang Kenma... Udah 3 hari kamu di sini."
"Enggak aku gak mau!"
Kuroo menghela nafasnya mendengar itu. Arghh anak ini benar-benar.....
Kuroo mendudukkan dirinya di pinggir ranjang Kenma kemudian menatapnya selembut mungkin.
"Pulang." ucapnya dengan penekanan.
Kenma menggeleng. "Enggak."
"Kalo kamu pulang nanti aku suapin." ucap Kuroo.
"Kata Papah, kamu mogok makan 'kan selama di sini?"
Tatapan Kenma yang tadinya kesal perlahan berubah menjadi tatapan berseri-seri seolah tergiur dengan tawaran Kuroo.
"Nanti kalo kamu pulang ke rumah aku suapin." Kuroo berkata sambil tersenyum paksa.
Penawaran yang menggiurkan, sangat sangat menggiurkan. Bahkan hampir membuat Kenma menganggukkan kepalanya.
Tetapi itu hanya hampir.
"E-enggak! Aku tetep gak mau meskipun Kuroo bakalan nyuapin aku!!"
Kuroo menghela nafasnya. Sial kenapa tidak berhasil? Padahal dia mengira hal ini akan berhasil.
"Walaupun kamu gak mau kamu tetep harus pulang."
"Aku gak mau Kuroo!!" Kenma berucap dengan penekanan di tiap katanya.
"Ken, aku suami kamu." Kuroo berkata dengan nada seriusnya. "Kamu harusnya dengerin kata-kata aku."
"Dan kamu harusnya tinggalnya sama aku, bukan sama Papah lagi."
"Kamu udah jadi tanggung jawab aku."
"Pulang, ya?" ajak Kuroo sekali lagi. Dia berkata dengan intonasi yang rendah dan pelan seolah sudah sangat lelah.
Kenma yang menyaksikan itu tertegun beberapa saat. Dia ingin pulang. Sangat ingin. Dia ingin melihat Kuroo yang tertidur di sofa lagi, dia ingin membuatkan makanan untuk Kuroo. Dan, dia rindu Kuroo.
Meskipun dia merindukan Kuroo. Dia malah menggelengkan kepalanya.
"N-nggak..." Kenma berkata lirih sambil menundukkan kepalanya.
"Kamu gak kangen Mavros emangnya?"
"Kangen...."
"Makanya, pulang yuk."
Kenma menggeleng sekali lagi. Dia ingin pulang. Tetapi dia masih kesal dengan Kuroo yang tidak mengenakan cincin pernikahan mereka. Padahal menurut Kenma itu adalah benda penting yang tidak boleh di lepaskan sedetik pun dari jarinya. Tetapi Kuroo malah tidak mengenakannya.
Kuroo menghela nafasnya melihat respon Kenma. "Aku minta maaf karena gak make cincinnya."
"Aku harus ngelakuin apa biar kamu pulang ke rumah?"
Kenma mendongakkan kepalanya untuk menatap Kuroo. Di dapatinya Kuroo yang benar-benar sudah terlihat lelah. Matanya sudah terlihat lesu dan sayu, kantung matanya sedikit menghitam dan bibirnya juga terlihat sedikit pucat.
"Kuroo sakit?" bukannya menjawab, Kenma malah kembali bertanya ketika melihat kondisi Kuroo.
Kuroo menggeleng mendengar itu. "Enggak, aku gak sakit."
"Tapi kok muka Kuroo kayak orang sakit...."
"Aku cuman kecapean aja karena lembur."
Kenma meremas baju yang ia gunakan. Dia sedikit merasa tidak enak dengan Kuroo, padahal dia sangat lelah tetapi malah harus ke sini untuk membujuknya.
"Kuroo masih lembur?"
Kuroo mengusap tengkuknya. "Kemarin terakhir."
"Berarti Kuroo udah gak lembur lagi?"
Kuroo menggeleng. "Udah enggak."
"Ya udah, Kuroo istirahat, ya? Jangan kecapean!"
Kuroo hanya mengangguk dan kembali berkata. "Aku bakal istirahat, asal kamu pulang."
Kenma diam mendengar itu.
Karena Kenma tak kunjung menjawab, Kuroo menyodorkan tote bag kertas yang ia dapat entah dari mana kepada Kenma.
"Apple pai yang aku janjiin."
Kenma menatap tote bag itu.
"Tapi kamu pulang, ya?"
Kenma tidak menjawab apa lagi meraih tote bag itu, dia malah fokus menatap jari-jari Kuroo yang menahan tote bag itu agar tidak terjatuh.
Di sana. Di salah satu jari manis Kuroo. Kenma dapat melihatnya.
Jari manis Kuroo yang tadinya kosong melompong kini terisi oleh sebuah cincin yang serasi dengan miliknya.
Kenma yang menyaksikan seketika tersenyum kemudian meraih tote bag itu. "Iya, aku pulang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Married || Kuroken [✔]
RandomDemi melunasi hutang Ibunya, Kuroo harus menikah dengan bocah kaya raya yang keras kepala.