15.01

1.1K 136 28
                                    

Kuroo menatap pintu rumah itu dengan getir. Sejak 10 menit yang lalu dia berada di depan pintu itu sambil menatapnya fokus. Dia tidak berniat membukanya sama sekali. Malah wajahnya terlihat khawatir.

"Jika saya membukanya apakah Kenma benar-benar akan memakai baju maid itu?" dia bergumam sambil menggerakkan tangannya untuk meraih gagang pintu.

Namun belum sempat tangan itu meraihnya, Kuroo malah menariknya lagi seolah mengurungkan niatnya. Kemudian menggelengkan kepalanya untuk menepis pikiran itu.

"Gak mungkin, kan Kenma pake kayak gitu?" Kuroo kembali bergumam dengan senyum kesal.

Kuroo khawatir atau lebih tepatnya—takut jika dia melihat Kenma yang menggunakan baju maid jantungnya kembali berdebar hebat seperti di kantor tadi, ketika dia melihat Kenma memakai bando kucing.

Kuroo tidak menyukai sensasi berdebar itu, benar-benar tidak menyukainya. Ketika jantungnya berdebar, di otaknya hanya ada Kenma, Kenma dan Kenma. Terlebih perutnya terasa seperti ada yang menggelitik, arghhh benar-benar merepotkan.

Terlebih, Kuroo tahu betul dirinya itu kenapa.

Kemungkinan besar.....

Kuroo sudah mulai mencintai Kenma.

Dan, Kuroo tidak ingin mengakui itu.

Dengan ragu Kuroo kembali menggerakkan tangannya dan mendorong pintu besar itu. Dia melangkah masuk kedalam. Sesampainya di dalam dia segera menutup pintu sambil memperhatikan sekelilingnya seolah mencari Kenma.

Yah.... Kenma gak nyambut pake baju maid....

Sadar akan pikiran nyelenehnya, Kuroo segera menggelengkan kepalanya. Sialan, kenapa pikiran itu malah terlintas di otaknya? Ck.

Dia menghela nafasnya. Oke Kuroo, sepertinya kau sudah tidak beres karena merasa sedikit kecewa akibat Kenma yang tidak menyambut mu seperti yang kau pikirkan.

Dengan rasa kecewa di dalam hatinya Kuroo melangkahkan kakinya menuju kamar. Yah.... Dia tahu mengapa Kenma tidak menyambutnya, itu karena Kuroo sengaja tidak membunyikan klakson ketika dia tiba tadi.

"Ya... Kurasa klakson memang harus di bunyikan."

Kuroo menaiki deretan anak tangga yang ada di hadapannya hingga akhirnya dia tiba di sebuah pintu besar yang indah itu. Dia mendorong pintu itu dan memasukinya.

"Aku pu-"

"Irasshaimase goshuujin-sama!" Kenma berkata sambil melambaikan tangannya dan tersenyum manis hingga matanya menghilang.

Tiba-tiba saja ketika Kuroo membuka pintu kamarnya dia telah di sambut oleh Kenma. Iya Kenma. Di tambah dia benar-benar memakai pakaian maid seperti yang dikatakannya.

Kuroo yang menyaksikan itu tentu saja tertegun. Dia menjadi merasa bersalah pada Kenma karena telah kecewa di awal. Memang benar kata pepatah, awal bukanlah akhir.

Kenma itu....

Memang selalu manis seperti ini, ya?

Kuroo tersentak akibat pemikirannya sendiri. Tidak tidak, mana mungkin bocah kaya cengeng itu selalu manis seperti ini. Dia terlihat manis pasti hanya karena sedang memakai baju maid. Sasuga baju maid!!

Kenma berhenti melambai dan tersenyum kemudian menatap Kuroo berseri-seri. "Kuroo!! Gimana? Aku cocok, gak jadi maid?!"

Kuroo memperhatikannya, kali ini lebih intens. Dia memperhatikan Kenma dari kepala hingga kaki.

Ya, Kenma sangat cocok mengenakan itu. Membuat Kuroo ingin membawanya kabur untuk mengajaknya menikah saja.

Merasa malu dengan pemikirannya, membuatnya tidak berani menatap Kenma dan malah mengalihkan pandangannya. "Ya... Cocok."

Mata Kenma berbinar mendengar itu. "Beneran?! Terus terus, Kuroo ngerasain sesuatu, gak?"

Kuroo meliriknya. "Sesuatu?"

Kenma mengangguk. "Iya! Kayak berdebar atau semacamnya, gitu?"

Kuroo tersenyum kikuk mendengar itu. Kenapa? Kenapa Kenma mengetahuinya.

"Enggak." dustanya.

Wajah Kenma yang tadinya berseri-seri sontak berubah menjadi sedih. "Yah... Padahal kata film yang aku tonton kalo make baju maid, suami bakalan berdebar."

"Huh.... Filmnya bohongan, aku males!!" Kenma melipat kedua tangannya di depan dada sambil menggembungkan pipinya dan mengalihkan pandangannya dari Kuroo.

Kenapa?

Kenapa?

KENAPA KENMA MALAH TERKESAN IMUT DAN MENGGEMASKAN DI MATA KUROO?!

Di tambah sikapnya yang seperti maid tsundere ini, sial.

"Y-ya.... Makanya jangan gampang percaya sama film." Kuroo, katakan saja jika kau menyukainya. Seharusnya kau berterimakasih dengan film yang Kenma tonton.

Kenma melirik Kuroo dan kembali menatapnya dengan serius. "Tapi Kuroo suka, gak?"

Kuroo mendelik mendengar itu. Apakah dia harus menjawab jujur, atau kah sebuah kebohongan belaka?

"Suka gimana?"

"Suka gak kalo aku penampilannya kayak gini?!"

"Enggak, terlalu kebuka. Nanti kamu masuk angin." Kuroo mengutuk dirinya sendiri atas perkataannya itu. Kenapa? Kenapa mulutmu sangat sulit mengatakan suka Kuroo?

"Ih... Gak boleh gitu!! Kuroo harusnya suka kalo aku pake baju maid!!" bagus Ken, kamu harus terus memaksanya agar dia mengaku.

"Kenapa harus suka?"

"Ya karena aku mau Kuroo suka sama aku?!"

Sudah kok Ken. Kuroo sudah menyukaimu. Bahkan lebih. Tetapi, Kuroonya saja yang membantah semua perasaan itu.

"Aku gak mau... Udah aku mau mandi dulu." Kuroo melangkah ke kiri untuk melewati Kenma. Tetapi Kenma mengikuti langkahnya seolah menahannya.

"Enggak!! Bilang Kuroo suka dulu sama penampilan aku sekarang!!"

"Ayo Kuroo bilang!!!"

Kuroo menghela nafasnya kemudian dia mendekatkan wajahnya pada telinga Kenma kemudian berbisik. "Makasih baju maid." setelah mengatakan itu Kuroo segera melewati Kenma menuju ke kamar mandi.

Kenma yang mendengar bisikan itu malah makin kesal di buatnya. "KUROO AKU BILANG, KAN KUROO BILANG SUKA SAMA PENAMPILAN AKU!!" Kenma memekik ketika Kuroo memasuki kamar mandi.

Sementara Kuroo hanya mengedikan bahunya. Lagi pula tidak salah dia berterimakasih pada baju maid. Berkat baju itu, dia jadi bisa menyaksikan pemandangan indah seperti tadi. Benar-benar indah bahkan hampir membuatnya ingin menerkam Kenma.

Married || Kuroken [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang