05.00

1.5K 182 2
                                    

Kenma mengelus Mavros yang ada di pangkuannya sambil menatap Kuroo yang menyiapkan pakaiannya untuk bekerja besok.

"Kuroo beneran mau kerja besok?" Kenma bertanya sambil terus menatap Kuroo.

Tanpa mengalihkan fokusnya, Kuroo menjawab. "Iya."

Kenma mengendus kesal, dia masih ingin bersama Kuroo. Dia masih ingin menikmati waktunya dengan Kuroo tanpa ada yang mengganggu.

"Ish... Kuroo libur lagi aja, nanti aku bilangin ke Papah." ujar Kenma.

"Saya harus kerja Ken, kalo saya gak kerja nanti kamu gak bisa makan. Kamu mau?" tanya Kuroo.

"Aku kan masih punya tabungan Kuroo. Tenang aja, kita masih tetep bisa makan meskipun Kuroo gak kerja!"

Baiklah, jadi sebanyak apa isi tabungan Kenma hingga dia sangat yakin seperti itu?

"Buat sehari doang, kan?" Kuroo kembali bertanya.

"Satu tahun kayaknya bisa!"

Oke, Kuroo rasa isi tabungan Kenma sangat banyak.

"Tetep aja, saya harus kerja besok." karena merasa kalah argumen, akhirnya ia pun kembali ke perkataan awalnya.

Kenma menatapnya kesal. "Ih jangan Kuroo. Kuroo di sini aja sama aku!!"

"Emangnya Kuroo gak mau nemenin aku?"

Kuroo tidak mau menemanimu Kenma.

Dia sudah sangat lelah mendengar semua rengekan tanpa hentimu itu selama 7 hari penuh.

Maka dari itu, Kuroo sedikit bersemangat bahkan menantikan hari esok untuknya bekerja. Agar dia mendapatkan sedikit ketenangan meskipun otaknya diobrak-abrik oleh tugas kantor tapi dia rasa itu lebih baik dari pada mendengarkan rengekan Kenma yang tak ada habisnya.

"Emangnya kamu takut sendirian di rumah sampe harus saya temenin?" tanya Kuroo sambil melirik Kenma sekilas.

Kenma menggeleng. "Enggak."

"Ya udah kalo g-"

"Tapi aku masih mau berduaan terus sama Kuroo!" Kenma menyambung ucapannya hingga membuat perkataan Kuroo terhenti.

Berduaan?

Ayolah Kenma, Kuroo sudah lelah meladenimu.

"Lagian juga karyawan Papah itu galak-galak loh... Nanti kalo Kuroo diomelin sama mereka gimana?" tanya Kenma dengan nada khawatirnya.

Mengomelinya?

Bawahan mana yang berani mengomeli atasan?

Jabatan Kuroo di kantor itu paling tinggi Ken, tidak mungkin suami mu ini diomeli oleh karyawan Papahmu.

"Saya omelin balik." jawab Kuroo.

Kenma menggembungkan pipinya. "Ih... Mereka juga main tangan! Nanti kalo Kuroo di pukul gimana?"

"Terus juga mereka bawa pistol loh! Ntar Kuroo bisa mati kalo kena tembakan mereka."

Oke, Kenma mulai bicara melantur.

Kuroo menutup lemari itu kemudian menatap Kenma yang terlihat kesal serta tidak terima bahwa dirinya akan bekerja besok.

"Ken, kamu pikir perusahaan Papah kamu itu apaan sampe ada yang bawa pistol gitu?" heran Kuroo.

Kenma menggeleng. "Gak tau, tapi aku pernah ngeliat ada salah satu dari mereka yang bawa pistol ke rumah."

Izinkan Kuroo menggetok kepala suaminya itu.

Karena, YANG KENMA MAKSUD BUKANLAH KARYAWAN PAPAHNYA. MELAINKAN BODYGUARD PAPAHNYA.

Kenapa Kuroo mengetahuinya? Pada saat dia datang ke rumah Kenma untuk meminjam uang. Dia melihat orang yang Kenma maksud sedang berdiri di depan pintu rumahnya. Dan Haruto juga sempat mengenalkan orang itu pada Kuroo.

"Pokoknya, Kuroo jangan kerja ya!!" mohon Kenma.

"Please......"

Kuroo tak menggubrisnya dan malah berjalan kearah saklar yang ada di dekat pintu masuk.

Ceklek

Dia memadamkan lampu kamar itu, dan setelahnya dia berjalan kearah kasur lalu menghempaskan bokongnya pada kasur empuk itu.

"Saya harus kerja, udah kamu tidur."

Kuroo berkata sambil merebahkan dirinya di kasur itu dan menarik selimut agar menutupi tubuh mereka berdua.

Ya.... Kuroo akan menemani Kenma hingga Kenma tertidur dan setelah itu dia baru akan berpindah ke kursi.

Dengan perasaan kesal dan tidak terima, Kenma membelakangi Kuroo yang sedang terlentang sambil menatap langit-langit.

"Selamat malem!"

"Iya."

•••••

"Saya berangkat."

Kenma mengalihkan pandangannya mendengar perkataan Kuroo.

Saat ini keduanya sedang berdiri di depan pintu masuk rumah mereka. Karena Kuroo akan berangkat kerja, dan Kenma berniat ingin mengantarkannya.

Tetapi, Kuroo rasa Kenma marah padanya akibat Kuroo tetap ingin berangkat kerja padahal Kenma sudah melarangnya.

Kuroo menghela nafasnya karena bocah kaya itu tak menggubris perkataannya. "Ken, saya berangkat."

"Iya!"

Ketus dan tidak ikhlas.

Itu yang Kuroo rasakan ketika mendengar Kenma berkata 'iya'.

Kuroo menatapnya lekat, dia berusaha untuk membujuk bocah kayanya itu agar tidak marah lagi. Jika di biarkan seperti ini, Kenma pasti tidak mau makan atau bahkan kemungkinan terburuknya dia akan mengadu pada Haruto. Entah apa yang akan terjadi pada Kuroo jika Kenma mengadu pada Haruto.

"Ken.... Saya kerja sebentar doang. Jam 5 saya pulang."

Kenma menatap Kuroo dengan wajah yang memerah akibat menahan kesal. "Jam 5 itu lama Kuroo!! Kuroo aja sekarang berangkat jam 7! Jam 7 ke jam 5 itu 10 jam! Aku harus ngapain coba pas Kuroo lagi di kantor?!" oceh Kenma panjang lebar.

"Kan ada Mavros yang nemenin kamu."

"Mavros bobo mulu!! Aku gak bisa ajak dia main!!" geram Kenma.

"Kamu bisa nonton tv, main HP. Banyak yang bisa kamu lakuin selagi saya kerja."

Bukannya mereda, kekesalan surai puding itu malah makin menjadi.

Dia kembali membuang wajahnya dari Kuroo. Dia enggan menatap suami jangkungnya itu.

Mata Kuroo berkedut menyaksikan itu. Jangan membuat drama di pagi-pagi buta seperti ini. Bisa-bisa dia telat di hari pertama bekerja. Jika itu terjadi citranya akan buruk di mata karyawan lainnya.

"Ken...." Kuroo memanggil Kenma dengan nada lembutnya.

Kenma tak kunjung menoleh, dia malahan merubah posisinya menjadi membelakangi Kuroo.

"Nanti saya beliin apple pai buat kamu pas pulang. Tapi jangan ngambek lagi, ya?"

Mendengar tawaran yang menggiurkan dan menggoda imannya itu. Kenma segera berbalik kembali menghadap Kuroo kemudian mengangguk antusias.

"Oke! Beliin yang banyak, ya!" Kenma berkata dengan senyum manisnya.

Kuroo yang menyaksikan wajah Kenma yang tersenyum seperti orang yang tidak merasa bersalah itu hanya tersenyum kesal.

Married || Kuroken [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang