23.01

1.3K 124 5
                                    

Hari itu, awan gelap sudah mulai bermunculan menghiasi langit biru seolah sudah siap untuk mengguyur bumi kapanpun. Banyak orang yang memilih untuk mempercepat langkahnya agar tidak terguyur hujan.

Tetapi tidak halnya dengan remaja satu ini.

Remaja dengan surai hitam acak-acakan yang memiliki netra bewarna gelap itu malah berjalan santai di bawah awan yang bewarna hitam itu. Sambil memegang plastik ikan yang baru saja ia beli.

Netra gelapnya menatap datar seolah tidak ada semangat untuk menjalani hidup. Hingga akhirnya pandangannya tertuju pada siluet hitam-pirang yang tak jauh darinya.

Dia menyipitkan matanya, memperjelas pandangan untuk melihat siapa siluet itu.

Dia berhenti menyipitkan matanya ketika mengetahui bahwa itu adalah salah satu murid di sekolahnya. Dia mengenakan seragam yang sama dengan apa yang remaja itu kenakan dan... Sepertinya itu adalah salah satu adik kelasnya?

Matanya ia gerakkan kearah lain dan berhenti menatap orang itu. Mengabaikannya meskipun itu adalah salah satu murid sekolahnya.

Dia terus melangkah, hingga akhirnya dia berada tepat di belakang punggung orang itu. Tanpa meliriknya sedikit pun dia tetap berjalan lurus.

Hingga akhirnya suara lembut dan rendah membuatnya berhenti melangkah.

"Kamu!!"

Tap

Langkah kakinya terhenti ketika mendengar suara itu.

Dia menolehkan kepalanya, menatap orang yang tadi di lihatnya itu dengan tatapan bertanya.

"Apa?"

"Minta ikannya!"

Dia menyerngit mendengar itu, siapa orang ini? Mengapa tiba-tiba meminta ikan yang ia beli untuk jatah makan 3 harinya?

Dia diam, tidak menjawab. Matanya memperhatikan sekeliling hingga akhirnya tertuju pada kardus berukuran sedang yang di pegang. Di situ terdapat seekor kucing yang sedang meringkuk dan mengeong beberapa kali seolah kelaparan. Dan tak lupa dia juga membaca name tag orang itu. Kozume Kenma, nama dari orang asing yang meminta ikannya.

Setelah puas memperhatikan, dia kembali menatap wajah Kenma yang polos itu.

Dia menggeleng. "Gak bisa, ini buat saya."

Kenma mengerucutkan bibirnya mendengar itu. "Kak Kuroo gak boleh pelit gitu... Kata guru aku kalo pelit nanti pas mati gak di terima sama Tuhan."

Orang yang di panggil Kuroo itu hanya menatapnya heran. Kenapa orang yang bernama Kenma ini bisa mengenalinya? Terlebih, apa-apaan perkataan terakhirnya? Seperti sedang berbicara pada bocah saja.

"Kenal saya?"

Kenma meletakkan jari telunjuknya di dagu seolah berfikir keras. "Enggak juga sih.... Tapi aku tau nama Kakak! Soalnya itu tertulis di name tag." Kenma menunjuk name tag yang ada di baju seragam orang itu.

Kuroo Tetsurou, itu yang tertulis di sana.

Kuroo mengutuk dirinya atas kebodohannya sendiri. Dia melupakan bahwa dia juga memakai name tag di bajunya.

"Jadi..... Aku boleh, ya? Minta ikannya?" Kenma kembali bertanya dengan wajah yang berseri-seri.

Kuroo melirik tangan kanannya yang menggenggam plastik ikan. Kemudian menatap Kenma dan menggeleng.

"Enggak."

Tatapan kesal berhasil dia terima dari adik kelasnya itu. "Ish.... Kakak pelit!! Kakak harus ngasih aku ikan itu!!"

Married || Kuroken [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang