Kaki jenjang Kuroo seketika berhenti melangkah ketika menyaksikan Kenma yang sedang di goda oleh lelaki bersurai coklat.
Tanya ke guru lo, sopan gak begitu?!
Ingin rasanya Kuroo mengatakan itu pada sang lelaki karena telah menggoda suami keras kepalanya itu. Jika saja dia tidak sedang ada di acara Kuroo pasti sudah melakukannya.
Baru di tinggal untuk mengambil minum sebentar saja Kenma sudah di godain. Sepertinya dia memang tidak boleh meninggalkan Kenma dalam radius lebih dari 10 meter.
Setelah puas menatap kesal lelaki surai coklat itu, dia kembali melangkah. Menuju kearah Kenma yang terlihat gelisah itu.
"Eh..... Kenapa? Kok gak mau? Ayo ikut aku, sebentar aja..." samar, Kuroo mendengar lelaki itu berkata dengan suara yang ogah-ogahan. Tanpa Kuroo tanya juga dia tahu bahwa lelaki itu sedang mabuk.
"Enggak mau! Kata Kuroo gak boleh ikut sama orang yang gak di kenal!" tolak Kenma sambil menatap orang itu dengan tatapan takutnya.
"Kuroo? Siapa Kuroo? Udah lah gak usah dengerin dia." surai coklat itu menggerakkan tangannya untuk menarik paksa tangan Kenma. "Mending kamu ikut aku aja, yuk.." sisa beberapa centi lagi sebelum dia meraih tangan mungil Kenma. Tiba-tiba saja ada yang menepis tangannya cukup keras seolah menyuruh untuk menghentikan aksinya.
"Hanya ingin memastikan, tapi anda tidak tuli, kan? Sudah jelas suami saya bilang tidak ingin ikut bersama anda." Kuroo berkata dengan mata yang menatap dingin orang tersebut.
"Tch." dia berdecih dan pergi dari hadapan Kuroo dan Kenma dengan sempoyongan.
Kuroo menatap punggung orang itu dengan tatapan kesalnya. Berani-beraninya ingin mengajak Kenma tanpa sepengetahuannya. Terlebih, Kuroo sangat yakin bahwa dia adalah salah satu direktur yang telah menikah. Mengingat ada sebuah cincin di jari manisnya. Tidak kah dia malu memaksa orang lain untuk pergi dengannya.
Kenma menarik-narik ujung lengan jas Kuroo, sambil sesekali memanggil namanya. "Kuroo! Kuroo!!"
Kuroo mengalihkan pandangannya menjadi menatap Kenma yang masih dalam posisi yang sama. Namun wajahnya masih tampak gelisah.
Kuroo menyodorkan segelas air mineral yang dia minta ke salah satu pelayan yang ada di sana kepada Kenma.
"Maaf, lama, ya?"
Tanpa pikir panjang Kenma mengangguk. "Iya!! Kuroo lama banget, aku takut banget dari tadi!! Dia maksa aku buat ikut sama dia!!"
"Untung aja Kuroo dateng tepat waktu..." ucap Kenma sambil meraih gelas yang Kuroo pegang dan meneguknya habis.
"Tapi.... Kamu gak papa, kan?" tanya Kuroo dengan nada khawatirnya.
Kenma mengangguk, "Aman!!"
Kuroo bernafas lega mendengarnya.
"Tapi...." Kuroo menatapnya dengan tatapan heran ketika mendengar Kenma kembali berkata. "Kuroo jangan jauh-jauh lagi, ya dari aku. Aku gak mau diajak sama orang asing lagi..." Kenma menatap Kuroo dengan tatapan memohonnya.
Mana bisa Kuroo menolak hal itu.
"Iya, aku gak jauh-jauh dari kamu lagi."
~
Waktu telah menunjukkan pukul 00.34 sudah saatnya semua tamu pulang ke rumahnya masing-masing dan beristirahat untuk memulai hari esok. Begitu pula halnya dengan Kuroo dan Kenma.
Kenma berjalan ugal-ugalan ketika baru saja keluar dari lift. Rasa kantuk telah menyerangnya. Maklum, bocah mana tahan terus membuka mata di atas jam sembilan malam.
"Kuroo.... Kita nginep di hotel aja, yuk!!" ajak Kenma yang sudah benar-benar mengantuk.
Kuroo meliriknya sekilas kemudian berfikir. Sebenarnya dia tidak tega menyaksikan Kenma yang sudah mengantuk ini. Tetapi dia enggan menginap di hotel. Toh untuk apa menginap di hotel jika mereka bisa pulang ke rumah. Terlebih besok masih hari kerja. Dan Kuroo harus bekerja.
"Kita pulang aja."
Kenma mengerucutkan bibirnya kesal. Arghhh dia benar-benar tidak tahan dengan rasa kantuknya ini. Rasanya dia ingin tertidur saja di tempatnya berdiri saat ini. Sungguh, matanya sudah enggan untuk terbuka lebar.
"Ish... Tapi aku ngantuk!! Kuroo emang gak ngantuk?!"
"Enggak." bukannya berjalan lurus untuk keluar dari lobby, Kuroo malah berbelok ke sebelah kanan menuju ke vending machine.
Kenma yang melihat Kuroo malah keluar dari jalur yang seharusnya hanya bisa berdecak sebal sambil menghentakkan kakinya ke lantai.
"Ih...... Kuroo ngapain lagi sih?! Ayo kita pulang!! Aku udah ngantuk!!!"
Kuroo tak menggubrisnya dan malah sibuk dengan mesin pendingin itu. Sedangkan Kenma malah berjongkok. Dia berniat untuk tidur di sana, tidak peduli lagi dengan apa yang akan dikatakan orang yang berlalu lalang dan suaminya itu.
Dia melipat kedua tangannya di atas lutut lalu menenggelamkan kepalanya di sana. "Selamat malam." perlahan, kelopak matanya mulai tertutup guna menyembunyikan manik emas yang sudah mengantuk itu.
Namun belum sempat kelopak mata itu tertutup sepenuhnya dan Kenma yang belum sempat menginjak alam mimpi. Seketika tersentak kaget akibat Kuroo yang memanggil namanya.
"Kenma." Kuroo memanggilnya dengan nada lembut sambil berjongkok di hadapannya.
Kenma menggeram kesal mendengar itu. Padahal sebentar lagi dia akan memasuki alam mimpi tetapi Kuroo malah membangunkannya. Dengan perasaan kesal yang menyerbu hatinya, dia mendongakan kepalanya.
Dengan mata yang menyipit dia menatap Kuroo kesal. "Kenapa lagi Kuroo??"
Kuroo menunjukkan sebotol minuman rasa stoberi yang baru saja dia beli di mesin pendingin kepada Kenma.
Kelopak mata yang tadinya enggan membuka tiba-tiba saja langsung terbuka lebar menyaksikan botol minuman itu.
"Stoberi?!" tanya Kenma dengan bersemangat.
Kuroo mengangguk. "Iya."
Kenma meraihnya dan menatapnya berbinar. "Woah.... Ini buat aku?!"
"Iya, pelan-pelan minumnya."
Kenma mengangguk sambil tersenyum. Entah mengapa rasa kantuknya perlahan mulai menghilang akibat Kuroo menyodorkan minuman itu. Mungkin akibat Kenma terlalu senang karena yang memberikan itu adalah Kuroo.
"Makasih! Kuroo baik banget!" ucap Kenma sambil tersenyum manis.
Kuroo hanya menatap lekat Kenma yang tersenyum itu. Pemandangan yang tidak boleh disia-siakan dan harus di syukuri.
"Sama-sama, ya udah sekarang kita pulang, ya?" Kuroo berkata sambil bangkit dari jongkoknya.
Dia menyodorkan tangannya untuk mempermudah Kenma bangkit dari posisinya itu.
Dengan cepat Kenma meraih uluran tangan itu. "Ayo!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Married || Kuroken [✔]
RandomDemi melunasi hutang Ibunya, Kuroo harus menikah dengan bocah kaya raya yang keras kepala.