TOK TOK TOK!
"Masuk kak Jess!"
"Sorry Rainey ini gue, Harel."
"Oh iya kak sebentar."
Rainey membukakan pintu kamarnya agar Harel bisa masuk. Harel tentunya meminta ijin terlebih dahulu kepada Jessica.
"Duduk, kak."
"Gimana kondisi tubuh lo sama kandungan lo?"
"Baik, kak."
"Syukurlah."
"Kak."
"Hm, iya?"
"Ibu gimana keadaannya?"
"Masih koma, belum ada perkembangan."
"Yaallah Ibu."
"Jangan terlalu difikirin, lo fokus aja sama kehamilan lo. Ibu ada gue, doain aja semoga cepet siuman."
Rainey mengangguk.
"Gue kesini mau ngomong sesuatu."
"Apa, kak?"
"Gue kemarin ketemu Juna."
"Sorry kak, kalo mau ngomongin dia, gue gak bisa."
Rainey beranjak dari sofa, menatap ke arah luar jendela kamarnya dan membelakangi Harel yang masih terduduk.
"Keadaan Juna kacau."
"Kemaren dia sampe mabuk, buat keributan di bar. Dia bilang terus sama gue kalo dia nyesel, dia baru nyadar kalo dia beneran cinta sama lo. Karen bilang kerjaannya juga gak keurus, untung aja ada Karen."
"Dia nanyain terus lo dimana, tapi tenang aja gak gue kasih tau. Dan gue juga gak mau dia bikin lo sakit hati buat yang kesekian kalinya, Rainey."
"Juna emang adek gue, tapi perbuatannya tetaplah salah. Mungkin dia lagi kena karmanya."
"Gue tau Rainey, lo di depan kita selalu nunjukin lo baik-baik aja. Tapi sebenernya lo masih gak baik. Udah Rainey, dia udah dapet karmanya. Lo jangan sedih, jangan fikirin dia. Mungkin emang berat tapi ini yang terbaik. Gue bukannya ikut campur, tapi lo udah kaya adek gue sendiri yang harus gue lindungin bahkan lebih dari adek kandung gue sendiri. Mulai lembaran baru, Rainey."
Setelah selesai berbicara, Harel pergi memberikan ruang untuk Rainey.
"Udah?"
"Udah."
"Kamu gak macem-macem kan, Harel?"
"Aku cuma bilang Juna udah dapet karmanya, jadi gak usah di fikirin lagi. Pilihan terbaik buat ninggalin cowok kaya Juna."
"Harel, kok kamu gitu?"
"Gitu gimana?"
"Harel, kamu gak tau? Rainey itu sebenernya masih sayang sama Juna, gimana bisa dia lupain Juna?"
"Percuma Jess, kalo Rainey balik sama Juna lagi. Juna pasti ngulang kesalahannya lagi, orang kaya gitu gak bisa di percaya."
"Harel, sedikitnya kamu juga harus percaya sama adik kamu. Mungkin aja emang bener toh Juna udah menyadari kesalahannya dan memperbaikinya."
"Mustahil, Jess."
"Kamu itu ya Harel, jangan selalu berfikiran negatif. Sedikit aja kamu juga harus berfikir positif juga."
"Udah Jess, aku gak mau debat. Aku pulang dulu."
CUP!
Harel mengecup kening Jessica, semarah-marahnya ia kepada tunanganya, Harel tidak pernah bermain kasar, berbicara kasar ataupun mendiamkan Jessica. Harel tetap bersikap baik.
"Kak Juna, lo kenap-"
Rainey terdiam mendengar kabar dari Harel bahwa keadaan Juna sangat kacau setelah ditinggal olehnya.
Air matanya kembali menghujani kedua pipinya, Rainey menangis.
"Gue harus ketemu kak Ju-"
Selangkah lagi dirinya keluar dari kamar, bayangan pahit itu kembali melintas. Kedua tangannya meremat baju yang ia pakai dengan kuat, hatinya kembali teriris.
"Gak Rainey, lo ngapain? Sadar! Dia brengsek, dia udah main sama perempuan lain."
"AAAAAAAAAA."
Rainey berteriak frustasi dengan perasaannya, cinta dan benci menjadi satu.
"Aaakhh aaw."
"Aaarggh ma-af, nak."
Perutnya kembali merasakan sakit karna kini kembali dirinya memikirkan hal buruk yang berpengaruh pada kandungannya. Ia memegang perutnya, duduk perlahan di tepi kasur. Mencoba menarik nafasnya agar lebih tenang.
Selama 1 menit perutnya merasa sakit, ia tidak ingin merepotkan Jessica itu sebabnya Rainey tidak memanggilnya. Selagi ia bisa sendiri, katanya.
Syukurlah, rasa sakit itu sudah menghilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE CHARGER 🔞 || LEE JUYEON
Romance[Completed] harap bijak, di bawah umur mohon tinggalkan jika tidak dosa di tanggung sendiri 🔞 || seorang gadis yang pergi dari rumah bertemu dengan seorang lelaki asing yang siap menampungnya "you have to be my charger!" , bagaimana kisah selanjut...