088. Cucuk

362 17 0
                                    

CEKLEK!

Juna kembali ke rumah sakit menghampiri istri dan juga putranya dengan raut wajah kecewa.

"Kak, Saka mana?"

"Saka mana, kak? Kak Juna?"

"Aku telat, Saka udah di bawa Ayah ke Paris."

"Pa-paris?"

"Rainey?"

OEE OEEE!

Juna membawa Eric ke dekapannya sementara tangan kirinya menahan Rainey yang terhuyung sangat lemas karna mendengar kabar buruk itu.
Segera Juna membantu Rainey untuk kembali berbaring di ranjang dan menekan tombol, memanggil dokter.

"Sshh shhh iya nak, Bunda kamu gapapa. Udah jangan nangis ya, hm?"
Juna berusaha menenangkan Eric seraya menunggu dokter yang sedang memeriksa Rainey.

"Buk Rainey hanya shock pak, tapi tidak ada yang perlu di khawatirkan. Oh iya dan besok buk Rainey sudah boleh pulang dengan bayinya juga."

"Baik terima kasih, dok."

"Udah, kamu istirahat aja."

Rainey merentangkan tangannya ingin menggendong Eric kembali namun, Juna tidak mengijinkannya.
Juna menidurkan Eric di box bayi yang ia pinta untuk di simpan di ruangan bersama Rainey agar ia bisa mengawasinya.

"Maaf, sayang."

"Ayo ke Paris!"

"Biar aku aja ya? Eric butuh kamu disini."

"Tapi aku mau ik-"

"Kamu harus jaga Eric, sayang. Aku aja yang kesana lagipula belum tau Ayah bawa Saka ke Paris dimananya. Maaf ya, semua ini emang aku yang salah. Harusnya aku gak setujuin persyaratan dia."

"Aku gak salahin kamu, kak. Don't blame yourself!"

"Maaf."

"Aku gak mau denger kata itu lagi."

Juna memandangi kedua mata Rainey yang sudah terlihat bengkak banyak menangis. Mungkin memang perempuannya memintanya untuk tidak menyalahkan dirinya sendiri namun, Juna tetap merasa bahwa ini salahnya.

"Persyaratan?"

DEG!

Detak jantung Juna rasanya akan berhenti saat itu juga, mendengar suara yang tak asing di telinganya.

Marina datang menghampiri Juna dan Rainey dengan di bantu perawat mendorong kursi rodanya.

"Juna? Bisa jelasin sama Ibu? Persyaratan apa yang kamu maksud? Dan, maksud kalian Saka di bawa ke Paris?"

"Buk."

"Jelasin, bisa?"

Juna melirik ke arah Rainey, kedua tangannya di genggam oleh Rainey menandakan bahwa semua akan baik-baik saja. Akhirnya ia memberanikan diri untuk menjelaskan semua ceritanya dari awal kepada sang Ibu, termasuk kebohongannya bahwa ia sudah menikah dengan Rainey.

PLAK!

"Juna, Ibu tidak mengajarkan kamu berbohong! Dan kamu sama saja seperti Ayahmu! Kamu permainkan gadis tidak bersalah?"

Satu tamparan Marina berhasil mendarat di pipi kanan Juna.

"Maaf, buk. Juna bersalah."

"Jika Ibu tau persyaratan itu, Ibu tidak akan mau menanda tangani surat perceraian itu meskipun Ibu menginginkan perceraian dengan Ayah kamu!"

"Juna minta maaf."

"Kak." Rainey berbisik mengisyaratkan bahwa biarlah dirinya yang berbicara kepada Marina.

Juna mengangguk dan berlalu pergi membiarkan Rainey dan Ibunya berdua.

"Ibu, Rainey mohon maafkan kak Juna ya, Buk? Rainey tau kak Juna memang salah, tapi kak Juna sudah menyadari kesalahannya dan sudah memperbaikinya, bahkan kita sudah menikah sekarang."

"Itu karna dia merasa bersalah makannya dia menikahi kamu, nak."

"Tidak buk, Rainey bisa lihat kalau kak Juna sudah berubah dan Rainey bisa tahu kalau kak Juna tulus mencintai Rainey."

"Nak Rainey, kamu perempuan baik. Tidak seharusnya kamu bertemu anak Ibu."

"Ibu jangan bicara seperti itu, ini semua sudah takdirnya."

"Terima kasih ya nak, sudah menerima Juna apa adanya. Ibu senang Juna bertemu perempuan seperti kamu."

"Karna Rainey mencintai kak Juna buk begitupun sebaliknya. Kami saling mencintai."

Marina tersenyum menghapus air matanya, memeluk Rainey dengan penuh kasih sayang.

"Maaf ya, Ibu sudah merepotkanmu."

"Ibu jangan bicara seperti itu ah, Rainey gak suka."

"Aduh menantu Ibu."

"Ibu mau lihat cucuk Ibu? Ini Eric, adiknya Saka." Rainey menggendong Eric dan memperlihatkannya kepada Marina yang baru saja melihat pertama kali cucuknya. Tetapi sayang, Marian belum sempat melihat Saka.

"Ganteng sekali cucuk omah."

Rainey tersenyum sejenak melupakan kesedihannya, ia melihat Juna yang sudah berdiri di depan pintu dan menyuruhnya bergabung.

"Mirip kamu, Juna."

Juna lega karna sekarang sang Ibu sudah berubah menjadi ramah kembali kepadanya. Rainey mengacungkan jempolnya membuat Juna tersenyum lebar.

LOVE CHARGER 🔞 || LEE JUYEONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang