015. Lucky

551 28 0
                                    

Rainey berjalan untuk mencari pekerjaan tanpa meminta ijin Juna terlebih dahulu karna ia tidak bisa terus-terusan bergantung pada orang lain.

Susah banget cari kerjaan. -batinnya.

Ia terduduk di bangku pinggir jalan, meluruskan kakinya dan memijat-mijatnya karna sudah lumayan lama ia berjalan.

"Copet tolong copet!"

Rainey mendengar teriakan seseorang yang meminta tolong. Ia segera menghampirinya.

"Kenapa buk?"

"Dompet saya di ambil." Wanita paruh baya menunjuk pencopet yang telah mengambil dompetnya.

"Ibu tunggu disini, biar saya kej-"

"Tidak usah nak, sudah tidak bisa terkejar. Sudah jauh."

Pencopet itu memang sudah jauh dari pandangan mereka.

"Ibu mau kemana?"

"Saya mau belanja."

"Ya sudah ayok saya antar."

"Tidak nak, uang saya di dompet semua."

"Gapapa buk, saya ada sedikit rezeki. Biar saya yang bayar."

"Loh, tidak. Simpan saja uangnya, kamu kan masih muda. Masih banyak keperluan."

"Gapapa buk, saya ada kok. Yuk!"

Rainey membawa Wanita itu berbelanja keperluannya. Rainey memang seseorang yang tidak pelit untuk berbagi selagi dirinya bisa.

"Ibu, sudah makan?"

"Belum, nak."

"Kalau begitu, makan dulu ya buk bareng saya."

"Eh tidak usah, tidak usah merepotkan. Kamu kan sudah belanjain Ibu."

"Memangnya kenapa, buk? Jangan di tolak ya, buk. Ini permintaan saya."

"Baiklah kalau begitu."

Akhirnya Rainey membawa wanita itu untuk makan bersamanya.

"Sekolah, nak?"

"Seharusnya iya. Tapi saya berhenti."

"Kenapa begitu?"

"Mungkin bukan rezeki saya."

"Sayang sekali, kamu masih muda nak. Terus kamu mau kemana?"

"Tadi saya lagi cari pekerjaan, kebetulan dengar suara Ibu minta tolong."

"Begitu, sudah dapat pekerjaannya?"

"Belum. Ya gimana buk, sekolah saya kan tidak selesai."

Wanita itu mengangguk paham.

Selesai makan, Rainey pun mengantar Wanita itu pulang sampai ke rumahnya.

"Masuk dulu, nak?"

"Ah tidak buk, saya mau pulang saja. Sudah sore juga takutnya di cariin orang rumah."

"Yah sayang sekali, yasudah tunggu sebentar ya biar saya ganti uan-"

"Eh tidak buk, saya ikhlas kok beneran."

"Yaampun baik sekali kamu."

"Aamiin, kalau begitu saya permisi."

"Terima kasih ya, nak."

Rainey melangkahkan kakinya keluar dari gerbang rumah wanita itu.

Namun, dua langkah ia berjalan. Rainey mendengar wanita itu memanggilnya.

"Nak, tunggu sebentar!"

"Oh iya buk?"

"Kamu butuh pekerjaan?"

"Sangat."

"Baik, ini kartu nama saya. Boleh kalau kamu mau memikirkannya terlebih dahulu. Jika sudah yakin, bisa hubungi saya."

"Te-terima kasih buk, terima kasih banyak."

"Ya sudah kamu pulang naik apa?"

"Saya pesen taxi lagi, buk."

"Tidak usah. Biar supir saya yang antar."

"Eh gapapa buk, saya bi-"

"Jangan menolak."

"Baik buk, terimakasih."

Rainey akhirnya pulang dengan perasaan bahagia karna dirinya mendapat tawaran pekerjaan.

Butik Dewantara.

Itulah yang pertama kali Rainey lihat di kartu nama berwarna gold. Ternyata dirinya di tawari untuk bekerja di sebuah butik yang sangat terkenal.

Gimana bisa? Gu-gue di tawarin kerja di butik gede? -batinnya.

LOVE CHARGER 🔞 || LEE JUYEONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang