102. Feeling

212 10 0
                                    

"Ric, bibir kamu kenapa?"

"Oh, engga Bun. Ini Eric mainin kulitnya ketarik jadinya berdarah deh tadi."

"Banyakin minum air putih, nak."

"Iyah Bunda."

Eric memeluk sang Bunda, di balik pelukannya ia merasa sangat bersalah telah berbohong.

Maafin Eric, Bunda. -batinnya.

Waktu sudah menunjukkan pukul 19:00 WIB. Rainey sudah selesai menyiapkan makan malam dan sekarang ia baru saja selesai mandi. Tiba-tiba saja tubuhnya di peluk oleh seseorang yang sangat ia cintai.

"Wangi, sayang."

"Kak."

"Hm?"

Juna menciumi leher istrinya yang baru saja selesai mandi, masih memakai handuk di tubuhnya.

"Sebentar aja."

Hendak melepas handuk Rainey tetapi itu tidak berhasil.

"Mandi, kak. Kita makan."

Rainey mendorong punggung Juna menuju kamar mandi, agar ia segera bersih-bersih. Juna baru saja pulang bekerja malam ini.

Tidak ada obrolan di meja makan malam ini, hanya ada suara piring dan sendok yang saling beradu. Semuanya fokus menikmati makan malamnya.

Selesai makan malam, barulah percakapan di mulai.

"Eric, how was your school today?" Tanya sang Ayah.

"Seru, ada murid baru di kelas Eric."

"Oh ya?"

"Iyah, sebangku pula sama Eric."

"Baik-baik sama teman baru kamu ya, Ric." -Rainey.

Rainey merasakan sesuatu yang aneh dari Eric, sepertinya anaknya menyembunyikan sesuatu. Ia terdiam memikirkan hal itu.

"Sayang? Are u okay?"

"Eh? Iya, yahh. I'm okay."

"Eric, temenin grandma minum teh yuk?"

"Let's grandma!"

Eric menggandeng tangan grandma dengan riang.

"Kenapa? Cerita sama aku, hm?"

"Aku rasa ada yang Eric sembunyiin dari kita."

"Mungkin perasaan kamu aja, sayang."

"Kamu perhatiin gak, kaya selalu ada bekas luka di tubuh Eric?"

"Tapi dia bilang itu bukan apa-apa, percaya aja sama Eric ya?"

Rainey mengangguk, Juna memeluknya.

LOVE CHARGER 🔞 || LEE JUYEONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang