021. Luka

406 27 0
                                    


Rainey merebahkan tubuhnya di sofa untuk beristirahat sejenak sebelum membersihkan tubuhnya. Tak lama setelah Rainey pulang, Juna pun pulang. Dirinya terlihat lelah. Juna melempar tas kerjanya ke sofa dan melonggarkan dasinya serta merebahkan tubuhnya di pangkuan Rainey.

"Ih lo tuh gak sadar badan banget, berat kak."

"Cuma kepala yang tidur di paha lo, bukan badan. Pake berat segala."

"NGACO LO!"

Juna terkekeh mendengarnya.

"Gimana kerja lo? Capek ya? Gue bilang juga apa, jangan kerja! Kalo di sini kan lo bisa rebahan sepanjang waktu."

"Mulai deh, kak."

"Bisa gak sih lo berhenti aja? Gue gak suka liat lo kerja."

"Dih siapa lo ngatur-ngatur gue?"

"Gue kan udah bilang, lo milik gue. Ya terserah gue lah mau ngatur lo kaya gimana."

"Egois banget jadi orang."

"Bodo amat."

"Nyebelin."

"Gapapa yang penting lo suka."

"Dih, pede banget lo."

"Buktinya tuh pipi lo merah."

"I-ini tuh karna gue capek."

"Alesan, ya kalo cape jangan kerja."

"AWAS AH GUE MAU MANDI."

"Bareng."

"GAK!"

"Yaudah kalo gitu disini aja, temenin gue."

"IH KAK JUNA!"

Juna tertawa kecil.

Rainey memandangi wajah Juna yang sedang menutup kedua matanya.

"Daripada lo liatin gue, mending cium gue."

"Najong banget." Rainey memukul bibir Juna. Namun ia melihat ada luka di bibir atasnya.

"Bibir lo kenapa tuh luka?"

"Masa sih?"

"Ya lo liat sendiri aja, kak."

Benar saja, bawah bibir Juna terdapat luka. Juna mendengus kesal.

"Kenapa sih?"

"Gapapa. Gue mandi duluan."

"Dih, aneh."

Sial membekas. -batinnya.

Luka itu timbul karna gigitan klien perempuan tadi yang mencium bibir Juna. Juna tidak menyangka akan menimbulkan bekas di bibir atasnya.

CEKLEK

Pintu kamar mandi terbuka menampakkan Juna yang hanya memakai handuk di tubuh bawahnya.

"K-kak duduk."

"Mau ngapain?"

"Duduk, gue gak akan macem-macem.  Emangnya lo?"

"Kalo mau macem-macem juga boleh kok."

"DASAR MESUM!"

Rainey membuka kotak p3k dan mengeluarkan obat salep untuk mengobati luka di bibir Juna. Ia mengobati luka itu dengan hati-hati.

"Dah."

"Cium."

Rainey tidak mendengarkan Juna, ia beranjak pergi mengambil handuk untuk segera mandi. Namun tangannya tertahan Juna.

"Bibir gue perih. Mending lo cium."

"Engga, kak. Udah ah gue mau mandi."

"Sekali aja. Isi energi gue."

"Ck."

CUP!

Rainey mengecup singkat bibir Juna, membuat Juna senyum penuh kemenangan.

"Kenapa lo nurut. Bego banget Rainey." -batinnya.

Maaf, Rainey. -batin Juna.

LOVE CHARGER 🔞 || LEE JUYEONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang