Hari ini tepat hari pernikahan Harel dan juga Jessica. Juna dan Rainey sudah stay sejak pagi di acara tersebut. Keduanya ikut merasakan kebahagiaan pasangan pengantin baru.
"Kak, haus."
"Tunggu disini, aku ambilin minum."
Saat Rainey sedang menunggu Juna mengambil segelas air minum, tiba-tiba datang sosok pria yang tak asing bagi Rainey.
Raden Dewantara, Ayah dari lelaki yang ia cintai.
Raden menghampiri Rainey dan duduk di kursi Juna.
"Berapa bulan?"
"Sembilan, Ayah."
"Bagus, berarti gak lama lagi melahirkan cucuk saya."
"Ada apa ini?" Juna baru saja kembali dengan dua gelas air minum di tangannya.
"Kerja bagus, anak Ayah! Akan segera Ayah tanda tangani surat perceraiannnya."
DEG!
Jantung Rainey rasanya akan berhenti. Apa maksud dari pembicaraan Juna dan Ayahnya? Apa yang Juna sembunyikan darinya?
"Surat perceraian? Siapa yang cerai?"
"Kak, jelasin!"
Juna menarik nafasnya sebelum menceritakan semuanya kepada Rainey.
"Ayah sama Ibu."
"Kenapa bisa?"
"Ibu selalu di sakiti oleh Ayah, singkatnya waktu kecil aku gak sengaja liat Ayah bawa perempuan ke rumah dan ternyata di kamar tamu Ayah lakuin itu di belakang Ibu. Dan sampai sekarang pun masih sama, selalu membawa perempuan berbeda dan melakukannya secara terang-terangan di depan Ibu. Mungkin karna itu aku jadi trauma? Aku udah suruh Ibu buat tinggalin Ayah, tapi kekeuh Ibu cinta sama Ayah. Dan pada suatu saat Ibu udah di titik lelahnya, beliau minta Ayah buat ceraiinya mereka berantem sampe Ibu jatuh dari tangga dan koma sampai saat ini."
Jadi maksud dari kak Harel, kak Juna punya trauma waktu kecil itu ini? Dan bener juga kak Juna sedikit mirip Ayahnya, dia juga pernah main di belakang gue.
Hussh udah lupain masa lalu, Rainey. -batinnya.
"Waktu kita ketemu di supermarket, tanpa berpikir panjang aku ajak kamu tinggal sama aku. Sebenernya pikiran aku udah pusing, lagi dan lagi selalu liat Ayah bermain bersama perempuan lain di rumah dan Ibu yang selalu tersakiti, tapi beliau sabarnya luar biasa. Aku ketemu kamu dan kamu jadi sasaran amarah aku, maaf Rainey. Kayanya trauma aku malah lari ke meniru Ayah. Aku gak pernah lakuin itu sebelumnya, kamu yang pertama kali, maaf aku udah buat hidup kamu hancur. Harusnya kamu bersenang-senang di usia muda kamu, tapi karna aku kamu gak bisa rasain masa-masa itu. Mungkin awalnya aku cuma lampiasin amarah dan nafsu aku ke kamu tapi hari demi hari i'm fallin in love with you."
"Dan ada satu hal lagi yang belum aku ceritain. Maaf, maaf sebelumnya. Aku mau kamu hamil karna itu persyaratan dari Ayah untuk mau menceraikan Ibu. Tapi sekarang aku sadar, aku salah besar udah memaksakan kehendak aku ke kamu. Dan sekarang aku ingin anak ini lahir bukan karna untuk persyaratan itu, tapi karna aku menginginkannya, karna aku sayang sama calon anak kita dan aku mau jadi Ayah yang baik buatnya."
Juna menunduk merasa malu atas semua perbuatannya kepada Rainey selama ini. Rainey sedikit terkejut dengan penjelasan Juna yang selama ini ia tidak mengetahuinya.
"Look my eyes!"
"Iya aku akui kamu memang salah, kak. Tapi terlepas dari itu semua, kamu udah menyadari dan mau berusaha perbaiki kesalahan kamu, jadi udah ya yang lalu biarlah berlalu, dengan kamu cerita sama aku pun itu udah cukup. Mulai sekarang jangan ada yang kamu sembunyiin, hm? Ayo besarin anak ini sama-sama, ya?"
"Ya, i promise! And, thank you so much Rainey."
"Ayo temuin kak Harel sama kak Jess."
Juna mengangguk, ia melingkarkan tangannya ke pinggang Rainey berjalan menemui Harel dan Jessica di atas pelaminan, memberikan ucapan selamat atas pernikahannya.
"Kak Jess, Kak Harel. Congratulations for your wedding. Rainey ikut seneng."
"Lo udah janji ya, kalo Rainey lahiran lo harus langsung nikahin!" Ucap Harel kepada Juna.
"Ya iya bang, emang itu tujuan gue."
"Makasi ya dek, Juna udah dateng."
"Sama-sama kak, oh iya sekalian kita mau pamit. Kasian Rainey harus istirahat." -Juna.
"Iyaa aduh lagi hamil besar gini, padahal gak sampe malem gini juga gapapa."
"Gapapa kak Jess, aku masih kuat kok."
"Yaudah kita pamit dulu."
Jessica melambaikan tangannya dibalas oleh Rainey.
Juna dan Rainey sudah sampai di rumah, tidak memerlukan waktu lama karna tempat pernikahan Harel dan Jessica sangat dekat.
"Aduh duh, aduh."
"Kenapa? Kenapa, sayang?"
"Perut aku sakit."
Juna memapah Rainey menuju ranjang.
"Kamu mules atau gimana? Lahiran sekarang? Aduh sebentar aku panggil dok-"
"Hahahaha."
Juna berbalik, saat mendengar tawa Rainey.
"Kenapa? Rainey, jangan bercanda."
"Hahaha gak kak belum, aku belum mau lahiran. Cuma isengin kamu aja."
"Rainey."
"Maaf."
"Jangan bercanda, aku khawatir. Kalau kamu kenapa-napa gimana?"
"K-kak maaf, maaf candaan aku keterlaluan."
"Ppfftttt."
"Kak Juna ahhhh."
"Hahaha lagian kamu prank aku, yaudah aku prank balik."
"Ihh nyebelin."
Kedua saling melempar tawa.
CUP!
Hingga bibir Juna kini sudah menempel di bibir Rainey. French kiss yang sangat bergairah dengan sesekali mengigit-gigit kecil bibir pasangan satu sama lain.
Bibir Juna berpindah menciumi perut besar Rainey dengan sentuhan penuh sensasi dari tangannya. Tubuh Rainey sudah mulai menikmati sentuhan Juna.
"Mpphh."
Klitorisnya kembali di manjakan oleh Juna. Kedua tangannya meremas sprei abu yang menyelimuti ranjangnya.
"Mpphhh hnngg."
"Kak sshhh."
"Hmm?"
"Enakk mmphh."
Juna pun tersenyum puas. Tangan kirinya mengelus perut Rainey.
"Akhhh akhhh."
"Terus keluarin yang banyak, sayang."
Juna terus menerus membuat Rainey mengeluarkan cairannya dengan permainan kedua jarinya.
"Kak?"
"Istirahat, sayang."
Rupanya lelakinya itu hanya menggesek-gesekkan dan menepuk-nepuk juniornya di area intim Rainey tanpa memasukkannya. Membuat Rainey sedikit kecewa, Juna sudah merangsangnya hebat tetapi tidak melanjutkannya ke inti permainan. Alasannya, Juna takut kebablasan karna Rainey sedang mengandung.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE CHARGER 🔞 || LEE JUYEON
Romansa[Completed] harap bijak, di bawah umur mohon tinggalkan jika tidak dosa di tanggung sendiri 🔞 || seorang gadis yang pergi dari rumah bertemu dengan seorang lelaki asing yang siap menampungnya "you have to be my charger!" , bagaimana kisah selanjut...