Harel merasa tubuhnya hangat, ada lengan yang melingkar di pinggangnya. Ia tersenyum di baliknya mengetahui siapa pelakunya. Siapa lagi jikalau bukan sang tunangan, Jessica.
Jessica melepas pelukannya dan berdiri di hadapan Harel, memandangi mata Harel yang seakan-akan menahan sesuatu.
"If you want to cry, just cry. There is no word in the dictionary that men should not cry. Kadang memang menangis di perlukan, tapi sewajarnya."
Jessica menggenggam kedua tangan Harel dan mengelusnya lembut. Ia mengerti dengan apa yang sedang tunangannya rasakan.
Harel menatap dalam mata Jessica yang terdapat kehangatan di dalamnnya. Langsung saja Harel menarik Jessica ke dalam dekapannya. Harel menangis di baliknya, ia menumpahkan seluruh perasaannya kepada Jessica. Jessica tidak merasa risih, namun sebaliknya. Jessica merasa sangat senang karna Harel bersandar kepadanya.
"This is my fault too, Jess. Aku- Aku."
"Seharusnya dari awal aku gak dukung Juna, tapi Jess. Aku beneran kalut, karna aku juga mau Ibu lepas dari genggaman Ayah."
"Kenapa semuanya jadi seperti ini, Jess?"
"God gives us a test that does not exceed our ability, Harel. God gave you this test, because God knows you can survive and go through everything as well as for Juna and Rainey, Mother too."
"Selama ini mungkin aku sabar dan diam aja, tapi aku udah gak tahan, Jess. Aku udah gak tahan liat Ibu selalu disakiti Ayah sampai Ibu terbaring lemas di rumah sakit, Juna yang keras kepala dan selalu lakuin hal sesukanya sampai sekarang dia- Dia udah bikin gadis itu sangat terpuruk."
"Harel, kamu udah ketemu Juna?"
"Udah."
"Tapi kamu gak macem-macem, kan? Adik kamu jangan di kerasin ya,Harel. Sesalah salahnya dia, dia tetap adik kamu satu-satunya. Dan juga ini sebenarnya udah keputusan mereka berdua, Harel. Juna melakukan itu juga atas persetujuan Rainey. Mungkin disini tidak ada yang salah atau bahkan keduanya salah tapi ini hanya masalah penyesalan."
"Jelas Juna salah besar, Jess. Dia udah janjiin suatu hal sama Rainey tapi dia main belakang sama perempuan lain, itu salah. Gak ada yang lebih bejad dari perselingkuhan!"
"I know, tapi coba kamu lihat dari sisi lain? Mungkin aja Juna khilaf karna kamu tau sendiri dia tertekan oleh syarat Ayah."
"Jess, tetep aja itu salah. Gak ada yang bisa di benarkan dari dia! Dengan mengajak Rainey pura-pura jadi istrinya aja itu udah salah, Jess. Atau bahkan Juna yang jadiin Rainey pelampiasan nafsunya, ITU UDAH SALAH BESAR! Miris banget hidup gue."
Jessica memilih untuk berdiam mencoba mengerti perasaan Harel karna jika ia berbicara pastilah akan membuat Harel semakin kacau.
"I love you, Harel."
Jessica kembali memeluk Harel, jalan satu-satunya agar Harel lebih merasa tenang.
"Yah, me too." Jawab Harel membuat Jessica tersenyum.
---[Flashback ketemu Juna]---
BUGH!
"Anjing, sini lo!"
Rupanya Harel mendatangi kantor Juna di saat jam istirahat agar tidak ada orang yang mendengar bahkan melihatnya.
"Ba-"
"Gue bukan abang lo! Gue gak punya adek yang kelakuannya mirip setan kaya lo!"
BUGH!
Kepalan tangan Harel kembali mendarat di pipi kanan Juna.
"Bang lo apa-apan sih?"
"Apa-apaan kata lo?!"
"Gue gak nger-"
"LO MASIH SANTAI NGURUSIN SEMUA KERJAAN LO SETELAH LO BIKIN ANAK GADIS HAMIL? DAN LO TINGGALIN GITU AJA, JUNA?!" Harel geram.
"Bang, Ra-Rainey. Lo tau dimana dia?"
"Kenapa? Lo mau temuin dia? Sorry Jun, terlambat. Dia gak mau ketemu cowok yang udah bikin hidupnya ancur!"
"Plis bang, gue mohon. Kasih tau gue dimana Rainey?"
"Kalo gue kasih tau lo dimana dia, lo mau apa?"
"Gu-gue, gue mau minta maaf sama Rainey, bang. Kasih tau gue dimana Rainey!"
"Cuih! Minta maaf aja gak cukup, Juna! Apa dengan lo minta maaf, kehidupan Rainey bisa kembali baik? Engga! Gue tanya, BEDANYA LO SAMA BOKAP LO APA? KALO GINI LO GAK ADA BEDANYA, SAMA-SAMA BEJAD!"
BUGH!
"Bang, lo jangan sekali-kalinya sama-samain gue sama pria brengsek itu." Juna memukul balik Harel sampai tersungkur.
"Kocak lo anjing! Ya jelas sama, sama-sama tukang nyakitin hati cewek! Sekarang lo duduk manis aja, tunggu karma yang akan datang menghampiri lo!"
"Oh satu lagi, lo mau tau kan kondisi Rainey? Cewek yang lo bikin hamil, kandungannya lemah karna usianya yang belum mencukupi, selain bahayain kandungannya, bisa juga bahayain dirinya sendiri!"
Harel bangkit, mengangkat jari telunjuknya dan menunjuk wajah Juna secara terang-terangan. Kali ini amarahnya sudah tidak bisa Harel tahan. Setelah merasa puas, Harel pergi meninggalkan Juna yang sudah terlihat kacau itu apalagi mendengar keadaan Rainey.
---[Flashback end]---
"Angkat dulu, Harel."
"Nanti aja."
"Ihh, kalo penting gimana?"
Jessica merogoh saku celana Harel, mengangkat panggilan yang tertulis nama Rainey di sana.
"Halo, dek?"
"Hah?? I-iya tunggu, tunggu kak Jess pulang. Kamu kuat kan, dek? Kuat ya, dek? Gak lama kok."
"Jess, kenapa?"
"Harel, aku harus pulang. Rainey perutnya sakit. Aduh itu luka kamu juga belum aku obatin." Luka Harel masih basah di pipi kirinya akibat pukulan keras Juna semalam.
"Aku gapapa, ayo Jess!" Harel menarik lengan Jessica berlari segera menemui Rainey yang membutuhkan pertolongan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE CHARGER 🔞 || LEE JUYEON
Romance[Completed] harap bijak, di bawah umur mohon tinggalkan jika tidak dosa di tanggung sendiri 🔞 || seorang gadis yang pergi dari rumah bertemu dengan seorang lelaki asing yang siap menampungnya "you have to be my charger!" , bagaimana kisah selanjut...