042. 1 Minggu

348 22 0
                                    


1 minggu berlalu sejak kejadian itu Juna dan Rainey tidak bertegur sapa, bahkan Juna memilih untuk tidur di sofa seorang diri.

Sebenarnya Rainey merasa tidak nyaman dengan suasana seperti ini. Begitupun Juna, ia merasa telah memaksakan kehendak kepada perempuan yang belum lama ia kenal.

Keduanya menjadi sangat canggung.

Malam ini Juna berada di rumah sakit untuk menemani sang Ibu yang belum tersadar dari tidur panjangnya.

"Buk, kenapa Ibu harus bertemu dengan laki-laki seperti dia?"

"Kalo Ibu gak ketemu Ayah, lo gak akan lahir." Sahut Harel yang baru saja datang.

"Kenapa sih lo? Kayanya banyak banget beban di fikiran lo."

"Tau apa sih lo, bang?"

"Gue abang lo, gue pasti tau. Cerita sama gue."

"Ayah lo bakal ceraiin Ibu kalo gue kasih cucuk sesegera mungkin."

"Terus? Masalahnya dimana? Lo berdua udah sah, ya tinggal produksi."

"Gak semudah itu bege. Lo kira anak tahu bulat yang di goreng dadakan?"

Sebenernya bukan itu masalahnya. -batin Juna bergelut dengan fikirannya memikirkan bagaimana bisa ia memberikan seorang cucuk padahal dirinya dan Rainey saja hanya sekedar berpura-pura menikah.

"Bentar, tapi lo tumben gak komplen tentang perceraian Ibu sama Ayah lo."

"Ayah lo, ayah lo. Ayah lo juga! Ya gue juga udah capek Jun."

"Ya bagus deh, tapi kenapa dia gak nyuruh lo buat kasih dia cucuk. Kenapa dia gak nanya-nanyain lo atau jodoh-jodohin lo sih ah pilih kasih."

"Ya lo kan tau, gue milih nerusin perusahaan Ayah terus bisa hidup bebas beda sama lo yang kepengen usaha sendiri tapi ya gitu hidup lo di atur."

"Kebalik sialan. Lagian gue ogah nerusin perusahaan laki-laki bejad kaya dia."

"Heh istigfar. Yaudah balik sono, bikin anak."

"Si anjir."

Harel terkekeh meledek adik laki-lakinya yang hanya terpaut jarak 1 tahun itu.

~

Haloo maaf banget beberapa hari kemarin gak sempet up soalnya lagi sakit huhu dan makasi banyak yang udah mampir ya, sehat terus semuanya😇

LOVE CHARGER 🔞 || LEE JUYEONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang