TING NONG!
"Iya tunggu sebentar!"
Pintu itu terbuka, menampakkan perempuan dengan surai panjangnya.
"Ad– Eh, eh sebentar. Ekhem gak ada yang mau jelasin nih?"
"Kita gak di suruh masuk dulu, kak? Gue gapapa sih, tapi kasian calon istri gue lagi hamil."
"Waduh udah main calon calonan aja. Ayo masuk! Oh iya ada Harel juga di dalam."
Juna mengangguk.
Harel menatap tangan Juna yang tidak lepas merangkul bahu Rainey.
Memang, seperti apa yang Harel katakan. Ia sudah menganggap Rainey sebagai adiknya sendiri bahkan lebih dari Juna. Harel merasa protektif terharap Rainey, takut jikalau Juna melakukan hal gila lagi seperti sebelumnya."Bang, gue mau nikahin Rainey."
"Kemana aja lo? Baru mau nikahin sekarang."
"Harel." -Jessica.
"Gue mau nepatin janji gue."
"Yakin lo bisa tepati?"
Juna seperti di introgasi oleh kakak kandung Rainey, padahal Harel ialah kakak kandung Juna sendiri.
"Yakin."
"Lo mau Rainey? Lo mau sama dia yang udah main di belakang lo?"
"Harel, kamu itu kenapa sih? Udah deh gak usah di ungkit." Jessica berusaha menghentikan Harel.
"Gue mau kasih kak Juna kesempatan, kak."
"Terus usaha lo selama ini buat lupain dia?"
"Itu biar jadi urusan gue."
"Hhh yaudah."
"Yaudah apa, bang?"
"Yaudah sono nikah."
Juna dan Rainey saling bertatapan melempar senyum satu sama lain, sedangkan Jessica membisikkan sesuatu ke Harel.
"You're the best brother!"
Harel pun tersenyum, mengelus pipi tunangannya.
"Juna ajak Rainey istirahat ke kamar, ya?" Titah Jessica. Jessica paham, ia ingin memberikan ruang untuk keduanya.
CEKLEK!
Juna membantu Rainey merebahkan tubuhnya di ranjang kamar.
"Makasi."
"Gak perlu, udah tugas gue."
"Selama lo hamil, lo ngidam apa aja?" Tanya Juna seraya tangannya mengelus lembut perut Rainey.
"Gak ada."
"Hah? Bukannya kalo lagi hamil suka ngidam, ya?"
"Ada sih sebenernya, cuma gue tahan."
"Apa? Kenapa di tahan?"
"Tapi sekarang udah kekabul kok. Gue pengen lo ada di hadapan gue, gatau gue ngerasa pengen banget manja-manja sama lo kak."
Juna terkekeh mendengar ocehan Rainey tentang masa ngidamnya.
CUP!
Perut Rainey, Juna kecup.
"I'm here!"
"Jauh. Disini dong, kak." Rainey menepuk ranjang kosong di sampingnya.
Juna beralih dari duduk di kursi menjadi berbaring di sebelah Rainey, memeluknya, mengecup keningnya, mengelus dan berbicara kepada calon anaknya yang masih di dalam kandungan Rainey. Hari ini Juna benar-benar memanjakan Rainey.
"Sayang, you want to come home with me?"
"Yes, take me home!"
"Sure!"
Juna menemani Rainey hingga tidak terasa hari sudah larut.
"Gue pulang dulu, besok gue jemput."
"Take care."
Lelaki tinggi itu mengangguk, mengelus kepala Rainey berpamitan untuk pulang.
Tidak sampai 10 menit ternyata Juna kembali ke kamar Rainey.
"Loh, katanya mau pulang?"
"Ujan deres, di suruh kak Jess nginep."
"Kesenengan pasti."
"Iya, mending selimutan aja dingin."
Juna kembali berbaring di samping Rainey, menarik selimut menyelimuti tubuhnya dan tubuh calon istrinya."Ih mau kemana?"
"Mau beres-beres baju lah, kak. Masa baju gue ditinggal disini?"
"Hm, gak usah. Tiduran aja, biar gue yang beresin."
"Ih gue bisa sen–"
Rainey mendapat tatapan tajam dari Juna membuatnya mematung.
"I-iya, yaudah."
Juna mengambil koper yang berada di dalam lemari, ia bereskan dan masukkan satu persatu pakaian Rainey ke dalam koper. Ia tidak mengijinkan Rainey bergerak dan menyuruhnya untuk tetap beristirahat.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE CHARGER 🔞 || LEE JUYEON
Romance[Completed] harap bijak, di bawah umur mohon tinggalkan jika tidak dosa di tanggung sendiri 🔞 || seorang gadis yang pergi dari rumah bertemu dengan seorang lelaki asing yang siap menampungnya "you have to be my charger!" , bagaimana kisah selanjut...