🌊 SELAMAT MEMBACA 🌊
“Meminta maaf dan memaafkan tidak selalu tentang salah dan benar.”
~••★••~
PELAJARAN hari ini telah usai dan satu per satu dari teman sekelas Rion mulai meninggalkan kelas. Dia sendiri sudah hendak pergi setelah memasukkan buku-bukunya ke tas.
Namun, dia belum beranjak dari tempat duduk ketika ada sesuatu yang mengganggu pikirannya. Dia ingin mengajak Yasmin berkenalan secara resmi, mengingat keduanya adalah teman sebangku. Sayangnya, Rion tidak tahu harus memulai dari mana.
Yasmin sendiri masih sibuk memasukkan buku-buku ke tasnya. Sementara suasana kelas semakin lama semakin sepi hingga akhirnya tinggal mereka berdua yang tersisa.
"Eum ..." Rion menatap Yasmin yang tengah menutup ritsleting tasnya.
Yasmin menoleh, tapi Rion malah langsung memalingkan wajah.
"Ya?" Yasmin bertanya.
Rion mengusap tengkuknya. Lalu ditatapnya Yasmin dengan kikuk. "Ki-kita belum kenalan, kan?"
Yasmin mengernyit, tapi sesaat kemudian tawa kecil terdengar dari mulutnya yang mungil. Sementara Rion kembali memalingkan wajah ketika dia merasa sudah melakukan sesuatu yang bodoh. Karena kalau tidak, Yasmin tidak mungkin tertawa seperti itu.
Rasa malu bercampur kesal kini menguasai hati Rion. Bukan kesal karena Yasmin menertawakannya, tapi lebih kepada tindakannya yang jika dipikir-pikir lagi memang terlihat bodoh.
"Saya Yasmin Fayyana, kamu bisa panggil saya Yasmin."
Rion kembali menatap gadis itu dengan ekspresi terkejut. Bagaimana tidak? Rasanya cukup aneh di telinga Rion ketika remaja seumurannya menggunakan kata ganti saya kepada teman sebayanya. Itu bukan sesuatu yang salah, hanya saja terdengar begitu formal dan tidak biasa di telinga Rion.
Rion mengangguk kikuk. "Gu ..." Rion menggantungkan ucapannya ketika dia bingung harus memakai kata ganti gue atau saya seperti yang Yasmin lakukan.
Yasmin tersenyum. "Nggak usah disebutin lagi. Saya ingat nama kamu, kok. Rion Ardana, kan?"
Rion mengangguk pelan, lalu dia tersenyum simpul. "Ya, nama gue Rion."
Pada akhirnya Rion tetap menggunakan kata ganti gue seperti yang biasa dia lakukan. Yasmin mengangguk dan suasana mendadak hening bercampur canggung.
"Eum ... lo mau pergi sekarang?" tanya Rion.
Yasmin menggeleng. "Duluan aja."
"Kenapa? Lo masih betah di sini?"
Yasmin kembali tersenyum. "Nggak, tapi duluan aja."
Rion mengangguk. "Oke, kalau gitu gue duluan, ya."
Yasmin membalas dengan anggukan. Sementara Rion mulai berdiri dan berjalan keluar kelas, meninggalkan Yasmin yang masih bergeming di tempatnya.
°°°°
Rion berdiri di samping sepedanya yang terparkir sambil menatap jengkel ponsel di tangannya. Sudah berulang kali dia mengirim pesan pada Syana, tapi tidak ada satu pun pesan darinya yang dibalas. Saat ditelepon pun Syana malah langsung mematikannya.
"Bener-bener, ya, tuh cewek," gumam Rion.
Padahal dia sudah berulang kali menulis pesan permohonan maaf, tapi jangankan dibalas, dibaca saja tidak. Apa sebegitu marahnya dia karena ucapannya?
KAMU SEDANG MEMBACA
FIGHT OR FLIGHT [END]
Fiksi RemajaAda dua respon yang akan manusia tunjukkan ketika dia dihadapkan pada suatu masalah, yaitu hadapi atau hindari. Bagi Syana Kasyaira sendiri, menghadapi masalah adalah cara terbaik. Tak peduli seberapa banyak dan sedahsyat apa masalah yang datang, di...