🌊 SELAMAT MEMBACA 🌊
“Masalah akan selalu datang, tak peduli seberapa banyak kamu berhasil menghindar darinya.”
~••★••~
"SYANA kebo ayo bangun!"
Sudah hampir 10 menit sejak kedatangannya dia berteriak, memanggil-manggil nama Syana dengan harapan gadis itu akan segera menampakkan dirinya.
Sayangnya, tak peduli seberapa banyak dan kerasnya orang itu berteriak, Syana sama sekali tidak berniat beranjak dari tempat tidur. Dia malah menutupi kepalanya dengan bantal guna meredam teriakan tersebut.
"Syan udah jam berapa, nih? Bentar lagi masuk, loh!"
Syana masih pura-pura tidak mendengar, dia juga berusaha untuk tidur kembali. Sayangnya, orang itu terus saja berteriak dan teriakannya semakin nyaring.
"SYANA KASYAIRA! BURUAN BANGUN!"
"Sialan," umpat Syana.
Lalu dia bangun dari posisinya sembari menyugarkan rambut ke belakang. Kemudian dia turun dari tempat tidur dan berjalan menuju balkon seraya mengentak-entakkan kaki.
"HEH! BISA NGGAK, SIH, LO NGGAK USAH TERIAK-TERIAK DI RUMAH ORANG? BERISIK TAU!" murka Syana. "NGGAK TAU APA ORANG LAGI—"
"GUE NGGAK PEDULI LO LAGI APA! YANG PENTING AYO BERANGKAT SEKOLAH SEKARANG!" tukas orang itu, membuat Syana mendengkus sebal.
Dia lalu memfokuskan matanya untuk melihat siapa orang yang berada di bawah sana. Syana bahkan sampai mengucek-ngucek dan menyipitkan matanya.
"Yon-yon? Itu elo?!"
"Iyalah! Emang lo ngarepinnya siapa? Ryder?!"
Syana berdecak dan ingin rasanya dia melempar pot bunga di dekatnya pada lelaki itu, tapi beruntung tidak dia lakukan.
"SYAN, BURUAN! UDAH HAMPIR TELAT, NIH!" Rion kembali berteriak. Dia mulai kesal sekarang.
Syana menghela napasnya. Sejujurnya dia tidak bersemangat pergi sekolah hari ini, tapi jika dipikir-pikir kembali diam di rumah dan dihantui kejadian semalam bukanlah pilihan yang bagus.
"SYAN—"
"IYA, BENTAR! GUE SIAP-SIAP DULU!" tukas Syana. Lalu dia masuk kembali ke kamarnya.
°°°°
"Lo nggak mandi, ya?" tanya Rion saat dia dan Syana berjalan di koridor sekolah.
Plak!
Satu tamparan dilayangkan Syana pada lengan Rion, membuat lelaki itu seketika mengerang kesakitan. "Berisik lo! Tadi lo sendiri, kan, yang nyuruh gue buru-buru!"
Rion berdecak. "Iya, deh, iya."
"Emang iya!" balas Syana. "Niatnya gue juga nggak bakal sekolah hari ini, ta—"
"Kenapa?"
"Apanya?"
Rion mendengkus. "Kenapa lo nggak bakal sekolah hari ini? Lo sakit? Atau apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
FIGHT OR FLIGHT [END]
Fiksi RemajaAda dua respon yang akan manusia tunjukkan ketika dia dihadapkan pada suatu masalah, yaitu hadapi atau hindari. Bagi Syana Kasyaira sendiri, menghadapi masalah adalah cara terbaik. Tak peduli seberapa banyak dan sedahsyat apa masalah yang datang, di...