🌁 F/F 46 : Desas-desus

52 9 0
                                    

🌊 SELAMAT MEMBACA 🌊

“Sepandai apa pun orang menyembunyikan kejahatannya, akan ada saat di mana kebenaran terungkap. Ini hanya masalah waktu.”

~••★••~

PERTEMUAN di ruang kepala sekolah berakhir tepat saat jam istirahat tiba dan saat Syana juga yang lain keluar, mereka disuguhkan oleh suasana koridor yang begitu ramai. Beberapa dari orang yang berlalu-lalang bahkan melirik mereka dengan rasa penasaran.

"Saya harap semuanya diproses secepat mungkin," ujar Danita kepada Pak Erik.

"Pasti, saya akan beru ...."

Pak Erik tidak melanjutkan ucapannya saat dari arah belakang Danita matanya menangkap sosok Pak Dirga yang tengah berjalan menghampiri mereka.

Sadar ada sesuatu yang salah Danita lantas berbalik, membuat Syana juga yang lain menatap ke arah yang sama. Melihat siapa yang datang, buru-buru Dewi menarik Yasmin ke belakang tubuhnya.

Bila Yasmin tampak menundukkan kepala karena masih menyimpan rasa takut juga trauma, Syana justru menyeringai saat beberapa orang yang berpapasan dengan Pak Dirga tersenyum dan menundukkan kepala ke arahnya.

Biarlah saat ini semua orang masih menyeganinya dan biarlah saat ini Pak Dirga berlaga seperti orang yang tidak bersalah. Toh, saat waktunya tiba semua pasti akan berubah.

Saat Pak Dirga tiba di dekat mereka, sekilas dia terkejut akan kehadiran Yasmin serta tatapan tajam yang diberikan seorang wanita yang dia yakini sebagai orangtua Yasmin padanya. Dia juga sedikit bingung akan kehadiran seorang pria yang tidak dia kenali.

Namun, dia yang tidak ingin ambil pusing akan hal itu hanya tersenyum simpul ke arah mereka, lalu ditatapnya Danita. Dia ingin tahu masalah apa yang Syana lakukan hingga membuat Danita harus datang ke sekolah.

"Tadi gimana pertemuannya? Syana buat masalah apa? Pak kepala sekolah nggak kasih hukuman yang berat, kan?" tanya Pak Dirga. Kentara sekali rasa penasaran di wajahnya.

Syana beradu pandang dengan Rion. Lalu mereka sama-sama tersenyum geli. Rasanya sangat lucu menyaksikan Pak Dirga berlaga sok baik, sok perhatian di saat kebusukkannya sudah terbongkar.

Sebelah alis Pak Dirga terangkat saat Danita bukannya menjawab, tapi malah memberinya tatapan tajam. Setelah mengetahui siapa laki-laki di hadapannya saat ini, Danita tentu tidak bisa lagi bersikap baik walau itu hanya sekadar pura-pura.

Semua rasa cinta dan sayang yang pernah dia tujukan untuk laki-laki itu pun sudah berganti menjadi rasa benci dan juga jijik. Tangannya bahkan sampai terkepal erat saat amarah di dalam dirinya tiba-tiba bergejolak.

Karena tidak mendapat jawaban atas pertanyaannya, Pak Dirga lalu menatap Bu Sarah. "Bu, mungkin kita bisa bicara tentang masalah Sya—"

PLAK!

Satu tamparan keras dan tidak terduga dilayangkan Danita di hadapan semua orang, membuat Syana, Rion juga yang lain membelalakkan mata saking terkejutnya.

Beberapa murid yang berlalu-lalang di koridor yang kebetulan menyaksikan kejadian itu pun menghentikan langkah mereka, menyebabkan Danita dan Pak Dirga menjadi pusat perhatian. Kejadian seperti ini tentu tidak bisa dilewatkan begitu saja.

FIGHT OR FLIGHT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang