🌁 F/F 20 : Keirian Ryder & Syana

70 11 0
                                    

🌊 SELAMAT MEMBACA 🌊

“Merasa iri pada apa yang orang miliki adalah hal biasa, tapi jangan sampai hal itu membutakan mata dan hati kita.”

~••★••~

TAK peduli seberapa banyak pasang mata yang tertuju padanya, tak peduli seberapa banyak gosip, sindiran ataupun ejekan yang dia dapat, Rion tidak pernah menundukkan kepalanya lagi.

Perasaan tertekan, gelisah atau takut pun sudah tidak lagi Rion rasakan. Sebagai gantinya kekesalanlah yang lebih mendominasi. Namun, sekesal apa pun dia, Rion berusaha bersikap biasa dan tidak memedulikan orang-orang menyebalkan itu.

Hingga akhirnya, seiring berjalannya waktu orang-orang mulai melupakan kejadian itu. Rion tidak lagi menjadi pusat perhatian ataupun topik pembicaraan.

Bahkan ketika Dara dan kedua temannya berusaha kembali mengompori dengan terus menceritakan ulang kejadian itu dengan versi yang lebih dramatis, orang-orang justru beranggapan jika Dara terlalu berlebihan.

Mereka juga tidak lagi memercayai gadis itu ketika apa yang dia ceritakan selalu memiliki perbedaan dengan cerita sebelumnya. Di saat itulah orang-orang menganggap jika Dara, Olin dan Adhira hanya ingin membuat Rion terkesan jahat di mata orang-orang.

Salah satu di antara mereka bahkan ada yang berani membandingkan, apa yang sudah Rion lakukan dengan apa yang pernah Dara dan kedua temannya lakukan kepada para murid yang pernah mereka rundung.

°°°°

"Kadang dengan diem aja, masalah bisa selesai dengan sendirinya. Setuju nggak?" tanya Syana.

Tidak seperti biasanya, jam istirahat kali ini Syana dan Rion tidak pergi ke kantin. Mereka justru memilih duduk-duduk santai di bangku bawah pohon sambil menonton beberapa siswa bermain sepak bola.

"Masa, sih?" Bukannya menjawab Rion malah balik bertanya.

Syana menghela napasnya. Lalu dia duduk bersila di atas bangku kemudian ditatapnya Rion. "Buktinya elo, Yon. Lo nggak ngapa-ngapain, lo nggak cari pembelaan juga, tapi lo liat, kan? Masalah lo akhirnya selesai."

Rion tersenyum lalu mengangguk. "Ya, lo bener."

"Iyalah, gue itu selalu bener. Emangnya kapan gue pernah salah?"

"Pas lo ngerjain soal," balas Rion spontan.

Wajah Syana berubah menjadi masam. Sementara Rion malah tertawa geli.

"Lo pikir gue sebodoh itu, hah?!" sentak Syana. Dia tentu tidak terima dengan ucapan lelaki itu.

"Eum ... kayaknya, sih, gitu."

"YON!"

Syana yang begitu kesal tanpa pikir panjang langsung memukuli Rion tanpa ampun. Walau Rion beberapa kali mengaduh sambil menyilangkan tangannya guna melindungi diri dari pukulan Syana, tapi anehnya dia malah tertawa. Bahkan Syana pun jadi ikut tertawa karenanya.

Karena Syana terus memukulinya walau dia sudah memohon agar dia berhenti, Rion yang tidak tahan pun akhirnya berlari menjauh.

"Heh! Jangan lari lo!" teriak Syana. Lalu dikejarnya lelaki itu.

FIGHT OR FLIGHT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang