🌊 SELAMAT MEMBACA 🌊
“Tak peduli alurnya seperti apa, mudahkah, banyak rintangankah, yang pasti jika sudah berjodoh, Tuhan pasti akan mempersatukan.”
~••★••~
SELAGI Syana menaruh makanan yang sudah Ryder beli di atas piring, Rion menelepon om-nya untuk mengabari jika hari ini dia tidak bisa masuk kerja karena kepalanya sedang sakit.
Dia terpaksa berbohong karena jika dia mengatakan yang sebenarnya, om-nya pasti akan khawatir. Urusannya pun akan panjang kalau sampai om-nya mengadu pada mamahnya.
Setelah semua makanan tersaji di meja makan dan setelah Rion selesai menelepon om-nya, tanpa menunggu lama lagi mereka pun langsung menyantap semua makanan yang ada.
"Udah-udah, gue bisa makan sendiri," kata Rion. Dia mengambil alih sendok di tangan Syana saat gadis itu akan menyuapinya.
"Dih, padahal gue, kan, mau jadi sahabat yang baik, yang peduli, yang per—"
"Iya, gue tau," kata Rion memotong ucapan Syana. "Gue juga seneng kok disuapin sama lo, tapi gue kasian."
"Hah? Kasian sama siapa?"
"Tuh." Rion menunjuk Ryder yang duduk di depannya dengan dagu. "Pasti dia cemburu liat lo suapin gue."
Ryder yang sedang makan sambil menundukkan kepala seketika terdiam. Apa yang Rion katakan sebenarnya memang benar, dia cemburu dan dia belum bisa menghilangkan perasaan itu.
"Apaan, sih?" kata Syana. Lalu dia memalingkan wajahnya.
Rion tersenyum geli dan dia kembali melanjutkan makannya tanpa rasa bersalah. Padahal akibat dari ucapannya tadi, suasana saat ini menjadi canggung.
Ryder yang tadi menundukkan kepala lantas menatap Syana. Sejujurnya dia sangat ingin menanyakan sesuatu, tapi dia begitu ragu. Sampai akhirnya, setelah mengumpulkan sedikit keberanian, Ryder pun memutuskan untuk bertanya.
"Syan," panggilnya.
Tak hanya Syana yang menoleh, tapi Rion juga.
"Ya?" tanya Syana.
"Boleh gue tanya sesuatu?"
Syana tersenyum. "Ya, bolehlah. Masa nanya aja nggak boleh?"
Ryder mengangguk, dia juga tersenyum simpul. "Eum ... seandainya gue yang ada di posisi Rion saat ini. Apa yang bakal lo lakuin?"
"Hah?" Mata Syana membelalak.
"Apa lo bakal lakuin hal yang lo lakuin ke Rion sama gue? Misalnya, obatin luka gue, ngelapin badan gue, gantiin baju, nyuapin gue makan atau mungkin ... tidur di samping gue?"
Saking terkejutnya dengan ucapan Ryder, Syana sampai melongo. Sementara Rion berusaha untuk tidak tertawa dengan pura-pura minum.
Jika Ryder terlihat menunggu jawaban dari Syana dengan terus menatapnya, gadis itu malah menundukkan kepala karena tidak tahu harus menjawab apa. Dalam hati dia juga bertanya kenapa Ryder menanyakan hal seperti itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
FIGHT OR FLIGHT [END]
Roman pour AdolescentsAda dua respon yang akan manusia tunjukkan ketika dia dihadapkan pada suatu masalah, yaitu hadapi atau hindari. Bagi Syana Kasyaira sendiri, menghadapi masalah adalah cara terbaik. Tak peduli seberapa banyak dan sedahsyat apa masalah yang datang, di...