🌊 SELAMAT MEMBACA 🌊
“Menunjukkan rasa takut di depan musuh, sama saja dengan menyuntikkan keberanian di dalam diri mereka.”
~••★••~
"LO udah di mana?"
"Hah?" Kening Rion berkerut. "Maksudnya apa?"
Syana mendengkus. "Lo udah di mana? Gue udah di halte, nih, tapi dari tadi busnya nggak dateng-dateng."
Dari raut wajahnya terlihat jelas jika Rion semakin bingung dengan ucapan Syana. Dia bahkan sampai menggaruk-garuk kepalanya.
"Emangnya ... lo mau pergi ke mana? Janjian sama siapa?"
"Apaan, sih, lo?! Nggak usah bercanda, deh!" sentak Syana.
"Dih, siapa yang bercanda, hah? Gue beneran nanya, kok!"
"TADI SIANG, KAN, GUE AJAKIN LO KETEMU! MASA LO LUPA, SIH?!"
Rion menjauhkan ponselnya dari telinga ketika suara Syana terdengar begitu nyaring. Keterkejutan dan kebingungan pun kian terpancar di wajahnya.
Setelah menghela napasnya sejenak, perlahan Rion kembali menempelkan ponselnya ke telinga dan bisa dia dengar deru napas Syana yang terengah-engah.
"Bentar-bentar, lo jangan marah dulu," ujar Rion berusaha menenangkan Syana. "Tadi siang, kan, gue lagi kerja dan di kafe itu lagi rame banget. Jadi gue nggak denger jelas apa yang lo omongin. Emangnya tadi siang lo ajakin gue ketemu? Sore ini?"
"IYA DAN IYA!" teriak Syana yang kedengarannya begitu marah. "TADI LO JUGA IYAIN AJAKAN GUE!"
"Hah? Serius gue iyain?"
Syana mendengkus sebal. "POKOKNYA LO BERANGKAT SEKARANG! KITA KETEMUAN DI TAMAN DEKET DANAU!"
"Nggak bisa!" balas Rion cepat.
"APA MAKSUD LO NGGAK BISA, HAH?"
Untuk kedua kalinya Rion menjauhkan ponsel dari telinganya, tapi beberapa saat kemudian dia kembali menempelkan ponsel itu.
"Gue lagi di perpustakaan, Syan. Lagi ngerjain tugas kelompok sama Yasmin," balas Rion. Dia lalu melirik Yasmin yang tengah duduk di kursi yang tak jauh darinya.
Selama beberapa saat Syana hanya terdiam, membuat jantung Rion dag-dig-dug tidak karuan. Dia tahu betul diamnya Syana bukanlah pertanda baik.
"Syan—"
"Pokoknya lo harus dateng ke taman atau GUE NGGAK BAKAL NGOMONG LAGI SAMA LO SELAMANYA!"
Tut
Sambungan telepon diputus secara sepihak, membuat Rion terkejut sekaligus kebingungan harus melakukan apa. Rasanya tidak mungkin dia meninggalkan Yasmin di saat mereka sama sekali belum mengerjakan tugas kelompok yang diperintahkan guru sejarah.
Namun, jika dia tidak datang menemui Syana, Rion jamin gadis itu akan sangat marah padanya. Lalu apa yang harus dia lakukan sekarang? Tetap di sini bersama Yasmin atau pergi menemui Syana?
KAMU SEDANG MEMBACA
FIGHT OR FLIGHT [END]
Teen FictionAda dua respon yang akan manusia tunjukkan ketika dia dihadapkan pada suatu masalah, yaitu hadapi atau hindari. Bagi Syana Kasyaira sendiri, menghadapi masalah adalah cara terbaik. Tak peduli seberapa banyak dan sedahsyat apa masalah yang datang, di...