🌁 F/F 26 : Bentuk sayang seorang ibu

61 9 0
                                    

🌊 SELAMAT MEMBACA 🌊

“Untuk mengungkapkan rasa sayang tidak harus selalu dengan ucapan, terkadang dengan sebuah perhatian kecil saja sudah bisa mewakilinya.”

~••★••~

SUASANA yang begitu riuh terjadi di kelas Syana ketika guru yang akan mengajar tidak kunjung datang. Ada yang berlarian seperti anak kecil, ada yang iseng mengganggu temannya, ada yang sibuk bergosip, bermain game, membaca novel, bermain ponsel, bahkan sampai ada yang tertidur.

Sementara Syana yang duduk di bangkunya tampak merebahkan kepala di atas meja dan untuk meredam kebisingan yang terjadi di sekitarnya, Syana sengaja memakai earphone dan menyetel lagu dengan volume penuh.

Akibat hal itu, Syana yang juga memejamkan mata tidak menyadari jika semua orang mendadak berlarian ke bangku masing-masing. Keriuhan yang tadi sempat terjadi pun perlahan menghilang.

Kedatangan Pak Dirgalah yang menyebabkan semua hal itu terjadi. Dia datang bukan untuk mengajar, tapi untuk tujuan lain.

Terbukti dengan dia yang masuk ke kelas dan bukannya berjalan menuju meja guru, tapi malah menghampiri Syana yang masih pada posisinya.

Melihat ada earphone yang menyumpal telinga Syana, Pak Dirga lantas melepas salah satu earphone gadis itu, membuat mata Syana yang tadi terpejam seketika terbuka.

Mulanya dia berniat memaki siapa pun yang mengganggunya, tapi saat melihat teman-teman sekelasnya duduk di bangku masing-masing sembari menatapnya, kening Syana seketika berkerut.

Perlahan Syana mengangkat kepalanya, lalu dilepasnya satu earphone yang masih tersisa. Setelah dia duduk dengan tegak, barulah Syana menyadari kehadiran Pak Dirga.

"Ikut saya," ujar Pak Dirga singkat dan padat.

Tanpa mengatakan apa pun lagi, Pak Dirga lantas berjalan menuju pintu. Sementara Syana yang kebingungan masih bergeming.

Bukan hanya dia yang kebingungan, tapi juga semua teman di kelasnya. Mereka tentu bertanya-tanya masalah apa lagi yang kali ini Syana lakukan?

"Ayo, Syan," kata Pak Dirga saat dia sadar Syana tidak mengikutinya.

Sejujurnya Syana malas menuruti perintah guru itu, tapi karena dia penasaran apa yang terjadi, pada akhirnya Syana beranjak dari bangkunya.

°°°°

Sepanjang perjalanan Syana tidak henti-hentinya bertanya di dalam hati, kenapa Pak Dirga tiba-tiba meminta dia untuk mengikutinya? Dan ke mana pria itu akan membawanya?

Sebenarnya Syana bisa saja bertanya pada Pak Dirga sekarang juga, tapi dia terlalu gengsi. Alhasil, selama dia mengikuti guru itu Syana hanya bisa diam, tapi tidak dengan pikirannya.

Hingga akhirnya, langkah Syana perlahan terhenti ketika Pak Dirga tiba-tiba berjalan ke ruang kepala sekolah, membuat Syana yang sudah kebingungan semakin dibuat bingung.

"Perasaan gue nggak buat masalah apa-apa, deh," gumam Syana. Jantungnya mendadak berdegup kencang.

"Ayo masuk, Syan," kata Pak Dirga setelah dia membuka pintu.

Syana tidak menjawab, terlalu banyak pertanyaan yang menggangu pikirannya saat ini.

"Kamu nggak usah takut. Saya jamin semuanya akan baik-baik aja," sambung Pak Dirga.

FIGHT OR FLIGHT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang