🌊 SELAMAT MEMBACA 🌊
“Para perundung yang sok berkuasa, sok berani dan sok jagoan. Kebanyakan hanya mengandalkan mental patungan.”
~••★••~
"WAH, wah, wah, liat siapa yang tadi pagi dapet karma?" kata Dara sambil menunjukkan seringai di wajahnya.
Tadi pagi dia memang tidak berhasil memberi Syana pelajaran, tapi dia sangat senang ketika tahu gadis itu mendapat hukuman dari bu Sarah.
Walau hatinya kesal dan tidak suka akan kehadiran mereka yang sangat mengganggu, tapi Syana enggan menanggapi ucapan Dara.
Dia sedang malas berdebat dan kalau bisa, Syana berharap jika dirinya diam, Dara dan kedua temannya akan pergi, tapi rasanya hal itu mustahil.
Dengan tatapan seolah-olah sedang menilai sesuatu, Dara menatap Rion dengan saksama. Sesekali bibirnya pun berkedut ketika dia hendak tersenyum.
Sadar jika dirinya sedang diamati, Rion lantas memalingkan wajah. Jujur saja dia risi dan seandainya bisa, dia sangat ingin pergi dari hadapan ketiga gadis itu sekarang juga.
"Lo murid baru yang tadi pagi ditabrak, kan? Terus dihukum bareng si tukang ikut campur?" tanya Dara sambil terus mengamati penampilan Rion. "Kok, lo mau, sih, makan bareng dia? Padahal gara-gara dia lo jadi dihukum, kan?"
Rion tidak menjawab, dia malah menatap Syana yang juga menatapnya.
"Mungkin karena dia sahabatnya si Syana, Dar. Tadi pagi si Syana, kan, bilang gitu," kata Olin. "Tapi gue, sih, nggak yakin, ya. Bisa aja mereka pacaran, kan?"
"Bisa jadi, tuh. Gue juga denger si Syana nyebut dia ... bentar-bentar." Adhira berpikir sejenak. "Yo ... Yoyo? Nggak-nggak ... ah, gue inget, Yon-yon!"
"Yon-yon?" ulang Dara.
Dia berusaha menahan diri agar tidak tertawa walau itu percuma. Karena tawanya tetap meledak dan sudah dipastikan tawa Dara adalah sebuah tawa mengejek.
"Yang bener aja?" katanya seraya mengipasi wajahnya dengan tangan. "Tapi pas, sih, nama dia sama penampilannya yang cupu dan—"
Brak!
Ucapan Dara terhenti ketika Syana tiba-tiba menggebrak meja. Dia juga sampai berdiri dan menatap tajam ke arah tiga gadis di hadapannya.
Tak hanya mengejutkan Rion, Dara dan kedua temannya. Syana juga berhasil mengejutkan orang-orang yang berada di kantin hingga mereka menatapnya.
Awalnya Syana memang enggan menanggapi Dara, tapi lain ceritanya jika Dara berani mengusik Rion yang berstatus sahabatnya.
Sembari menatap tajam ketiga gadis itu, Syana berkata, "Dia sahabat gue, namanya Rion, Rion Ardana dan cuma gue yang berhak panggil dia Yon-yon." Syana terdiam sejenak lalu melanjutkan, "Dan tadi lo bilang dia ... cupu?"
"Ya!" balas Dara seraya melipat tangannya di dada. "Keliatan banget, kok, dari—aaa!"
Ucapan Dara kembali terhenti ketika Syana mendorong gadis itu hingga dia hampir terjatuh. Ya, hampir, karena Adhira dan Olin yang berada di belakang Dara berhasil mencegahnya. Melihat aksi Syana, Rion yang terkejut pun sampai berdiri.
Aksi Syana tak sampai di situ, dengan tatapan terus tertuju pada ketiga gadis di hadapannya, Syana berjalan perlahan mendekati mereka.
"Jujur aja, awalnya gue males nanggepin kalian bertiga," kata Syana. "Tapi ... liat kalian bertindak semena-mena dan ngata-ngatain orang lain aja gue nggak bakal tinggal diem. Apalagi kalau kalian ngata-ngatain sahabat gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
FIGHT OR FLIGHT [END]
Novela JuvenilAda dua respon yang akan manusia tunjukkan ketika dia dihadapkan pada suatu masalah, yaitu hadapi atau hindari. Bagi Syana Kasyaira sendiri, menghadapi masalah adalah cara terbaik. Tak peduli seberapa banyak dan sedahsyat apa masalah yang datang, di...