🌊 SELAMAT MEMBACA 🌊
“Sama halnya dengan hantu, masalah pun selalu muncul tiba-tiba dan pilihannya hanya ada dua, lari atau hadapi.”
~••★••~
LIMA menit lagi upacara bendera akan segera dimulai dan para OSIS tak henti-hentinya berteriak, menyuruh orang-orang yang masih di koridor agar berjalan lebih cepat.
Hanya sedikit orang yang menggubris teriakan para OSIS itu. Sementara yang lainnya tampak berjalan santai, bahkan masih sempat-sempatnya mereka mengobrol dan bercanda.
Salah satu orang yang tidak menggubris teriakan para OSIS adalah Syana. Dia juga tidak peduli ketika salah satu OSIS memelototinya.
Sebelum masuk ke lapangan dan berbaris, semua orang akan diperiksa kelengkapan atributnya dari mulai topi, dasi, sabuk dan yang lainnya. Bu Sarah dan anggota inti OSIS-lah yang sering melakukan hal itu.
"Tumben banget atribut kamu lengkap," kata Bu Sarah setelah dia mengamati penampilan Syana.
Syana tersenyum. Seandainya Rion tidak cerewet agar dia memakai semua atribut itu, Syana tentu tidak mungkin memakainya.
"Jadi, saya boleh masuk barisan, kan, Bu?" tanya Syana.
"Iya, cepet baris sana!"
Syana mengangguk, kemudian dia berjalan mencari barisan kelasnya. Di tengah asyik mencari, tiba-tiba kedua mata Syana mengarah pada barisan orang-orang yang melanggar peraturan.
Dari jarak yang cukup jauh saja Syana sudah bisa melihat keberadaan Keenan dan semua teman berandalannya, termasuk Ryder. Ketika jaraknya semakin dekat dengan mereka, Syana baru menyadari ketidakhadiran Aldo. Mungkinkah dia masih sakit akibat ulah Ryder yang menghajarnya?
Sadar akan kehadiran Syana yang menatap mereka, Regan memberi isyarat pada Keenan yang berbaris di depannya. Keenan menatap ke arah yang Regan tunjuk dan tatapan permusuhan pun seketika terpancar dari sorot matanya.
Ryder yang berbaris di samping Keenan pun tampak menatap gadis itu, tapi tatapannya jelas berbanding terbalik dengan Keenan dan Regan.
Ketika Syana berjalan melewati mereka, dengan sengaja dia menyunggingkan senyum nakal. Tak lupa dia juga mengedipkan sebelah matanya seolah-olah sedang menggoda mereka.
Keenan dan Regan melotot, sedangkan Ryder malah tersenyum geli. Dia bahkan sampai mengulum bibir agar senyumannya tidak diketahui.
°°°°
Walau hari masih pagi, tapi teriknya matahari berhasil membuat semua orang di lapangan seperti terbakar. Bahkan di saat upacara baru berlangsung beberapa menit saja, sudah ada orang yang bertumbangan.
Sejujurnya Syana juga sudah tidak kuat berlama-lama di sana. Dia juga bisa saja pura-pura pingsan, tapi karena Syana trauma dengan UKS, dengan terpaksa dia harus mengikuti upacara sampai selesai.
Di saat upacara baru berjalan setengah jalan dan matahari kian bersinar terik, semakin banyak pula orang yang bertumbangan dan kebanyakan adalah para siswi.
Petugas UKS tentu dibuat kewalahan akan hal itu. Bahkan para guru sampai turun tangan untuk membantu.
Ketika lagu Indonesia Raya dinyanyikan dan petugas upacara sedang mengerek bendera, salah satu siswi tiba-tiba terjatuh dan tak sadarkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIGHT OR FLIGHT [END]
Fiksi RemajaAda dua respon yang akan manusia tunjukkan ketika dia dihadapkan pada suatu masalah, yaitu hadapi atau hindari. Bagi Syana Kasyaira sendiri, menghadapi masalah adalah cara terbaik. Tak peduli seberapa banyak dan sedahsyat apa masalah yang datang, di...