🌊 SELAMAT MEMBACA 🌊
“Tak sedikit anak kehilangan kebahagiaan di masa kecil mereka dan tak sedikit pula hal itu disebabkan oleh hancurnya keluarga.”
~••★••~
ENAM tahun yang lalu ....
Bagi orang yang terbiasa dengan suasana ramai, keheningan adalah sesuatu yang menyiksa. Begitu pula yang dirasakan oleh seorang gadis berumur 11 tahun yang duduk di kursi samping pengemudi. Gadis yang tidak lain adalah Syana.
Berjam-jam di dalam mobil, tanpa ada perbicangan apa pun tentu membuat perjalanan yang hanya memakan waktu 2 jam jadi terasa lebih lama dan membosankan.
Sambil memeluk boneka panda di pangkuannya, Syana menyandarkan kepalanya ke sisi pintu mobil, menatap bosan pemandangan yang dulu pernah menarik perhatiannya.
Sebelum takdir jahat itu datang, perjalanan menuju rumah nenek selalu menjadi perjalanan yang menyenangkan, selalu dipenuhi canda tawa, kehangatan serta lelucon-lelucon konyol yang dilontarkan sang papah.
Namun, semua itu sudah berubah sekarang. Semua momen menyenangkan itu hanya akan menjadi kenangan indah sekaligus kenangan yang akan mengiris hati.
Keheningan yang menyiksa sekaligus rasa bosan yang sejak tadi Syana rasakan, perlahan menguap kala rumah sang nenek yang menjadi tujuan utama sudah terlihat.
Tepat di depan pagar kayu rumah itu berdiri seorang wanita. Rambutnya yang sudah memutih, garis-garis keriput yang memenuhi wajah serta kacamata yang bertengger di batang hidungnya, menandakan jika wanita itu sudah memasuki usia senja.
Dengan sorot mata yang memancarkan kegembiraan, Nenek Asma, nama wanita itu, tampak tersenyum kala melihat mobil yang sudah sangat dia kenali sedang melaju ke arahnya.
Sadar akan kehadiran Nenek yang sudah menunggu, Syana seketika menyunggingkan senyumnya. Dia lalu menurunkan kaca mobil dan menyembulkan kepalanya sambil melambaikan tangan.
"Nenek!" teriaknya.
Mendengar teriakan sang cucu, senyum Nenek Asma kian merekah. Dia juga membalas lambaian tangan mungil Syana.
Setelah mobil berhenti, buru-buru Syana membuka pintu dan menghambur ke pelukan sang nenek. Kentara sekali kebahagiaan di raut wajah keduanya.
"Syana kangen banget sama Nenek," kata Syana yang kian mengeratkan pelukannya.
"Nenek juga kangen banget sama Syana," balas Nenek Asma.
Tangannya yang juga dipenuhi keriput tampak mengelus lembut kepala gadis itu. Sesekali dia juga mengecupnya dengan penuh rasa sayang.
Selagi Syana dan Nenek Asma melepas rindu setelah cukup lama tidak bertemu, seorang wanita keluar dari pintu kursi kemudi kemudian berjalan menuju bagasi.
Setelah mengeluarkan sebuah koper berukuran cukup besar, dia lantas menghampiri ibu dan anaknya yang masih saja berpelukan.
"Gimana kabar Mamah? Mamah sehat, kan?" tanya wanita itu yang tidak lain adalah Danita Mayasari.
Nenek Asma menatap putri semata wayangnya, lalu menjawab, "Sehat, Mamah selalu sehat."
Danita mengangguk. Lalu keduanya saling menatap dalam diam dan detik berikutnya, Nenek Asma mengangguk pelan sambil tersenyum simpul.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIGHT OR FLIGHT [END]
Novela JuvenilAda dua respon yang akan manusia tunjukkan ketika dia dihadapkan pada suatu masalah, yaitu hadapi atau hindari. Bagi Syana Kasyaira sendiri, menghadapi masalah adalah cara terbaik. Tak peduli seberapa banyak dan sedahsyat apa masalah yang datang, di...