kekhawatiran

450 30 1
                                    

Drap drap drap

Drap drap drap

Suara langkah seseorang menggema di dalam mansion keluarga cullen. Terlihat bagaimana tergesa gesanya aether mencari keberadaan sang adik.

Dia seperti orang kesetanan dengan kepalanya yang tidak pernah absen untuk menengok ke kanan dan kekiri, padahal seharusnya dia tau lumine ada dimana sekarang.

"LUMINE!"

"LUMINEE" teriaknya

"LUMINEEE" lanjutnya dan aether merasa bahwa telinganya di tarik dengan kencang oleh seseorang.

"Gak usah teriak, bisa gak?" Ucap diluc sembari memperkencang tarikan di telinga aether.

Aether memegang tangan diluc yang sedang menjewernya. Dia juga berusa melepaskannya sekuat tenaga "Aduhh, daddy lepas. Sakit"

"Kamu kira, telinga daddy juga gak sakit hah?"

"Aduh maaf daddy, aku tak sengaja. Salahkan saja mulutku ini"

"Tak sengaja? Ucapkan sekali lagi" katanya sembari memperkeras jeweran.

"Maaf daddy" ringisnya

Diluc melepaskan jewerannya karena merasa tak tega dengan sang anak yang telah mengaduh kesakitaj berulang ulang. Aether sendiri sedang sibuk mengelus elus telinganya yang sudah memerah, sakit pasti sakit sekali.

Dia teringat tujuannya datang ke mansion, dengan segera dia berlari menuju ke kamar lumine.

Brak

"Berisik! Siapa sih!" Marah seseorang yang telah menjadi pemilik kamar tersebut

Aether berjalan mendekati lumine kemudian menangkup badan lumine dan diputar putar. Dia sedang berusaha mengecek seluruh bagian tubuh lumine, barangkali terdapat luka.

"Kamu gak ada yang luka kan?" Tanya aether cemas

Lumine menepis tamgan aether "Luka apa sih??"

"Gak ada yang bikin masalah denganmu kan kemarin??"

"Masalah? Oh ada, sebenarnya 2 hari yang lalu sih. Cuma masalah kecil lah" ucap lumine sembari mengibas kibaskan tangannya

"Kecil yang seperti apa??"

Lumine mengetuk ketukkan jarinya di dagu "Yeah, cuma mobilku yang dipasangin bom dan dikroyok oleh beberapa orang"

"Bangsat"

"Heh? Dimana ucapan sopanmu, tumben hahaha" ucap lumine

Aether mengacak acak rambutnya asal dan duduk di ranjang yang ada dikamar lumine "Lelaki itu sialan, aku dijebak"

"Hm? Siapa? Orang yang kemarin kamu temui itu?"

"Hmm"

"Oh" ucapnya dan mengangkat bahunya acuh. Dia percaya aether bisa menanganinya sendiri, aether tak selemah itu.

"Benar kan, kamu gak apa apa?" Tanya aether sekali lagi

"Gakpapa, lagian kemarin juga ada kazuha"

Aether merebahkan dirinya kemudian memejamkan matanya "Tetap saja, kamu perempuan"

"Memang kalau perempuan kenapa hah? Aku saja lebih kuat darimu. Cih"

-------

"Ada masalah gak, disana?" Ucap lumine yang sedang merebahkan dirinya disamping aether dengan menghadap ke arah aether

"Ada" ucapnya dengan memejamkan matanya

"Masalah apa?"

"Sebenarnya bukan masalah juga. Orang yang selama ini kucari, aku tak sengaja menemukannya disana"

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang