Ngambek

339 13 1
                                    

Terlihat dua orang pria sedang berbincang bincang di sebuah kafe yang tampak terpencil, dengan kondisi kafe yang ala kadarnya. Dua gelas americano tergeletak di atas meja itu di sertai sebuah plastik kecil di sebelahnya.

Transaksi dilakukan secara tersembunyi dan bisa dibilang tempat ini memiliki fungsi untuk hal semacam ini. Transaksi selesai dengan cepat dan pria yang menjual obat itu langsung berjalan meninggalkan cafe.

Rambutnya yang berwarna pirang sebahu tergerai begitu indah dan dipadukan dengan jubah hitamnya. Tangannya yang kekar terlihat indah saat memegang sebuah tas kerja.

Klek

Pintu terbuka dengan gampangnya, dia menyeringai kemudian menarik pisau yang tersembunyi di balik jubahnya. Pria itu memutar mutar dagger itu dengan lincahnya. Bersenandung pelan.

Dia tersenyum saat melihat seorang wanita terikat di kursi bahkan senyumnya terlihat seperti psikopat. Pisau itu di tepukkan ke pipi wanita di depannya dan sesekali digorekan disana.

Teriakan demi teriakan terdengar begitu kencang, sayangnya tidak ada yang mengetahui karena tempat yang begitu terpencil dengan ruangan kedap suara menambah poinnya.

"Bisakah kamu diam?" Ucap pria tersebut dengan nada yang datar.

"Bunuh aku" ucapnya lemah.

Jleb

Jleb

Suntikan di tancapkan ke leher dan tangan wanita itu. Wajah wanita itu menjadi berbeda, banyak bintik hitam terlihat disana. "Saya butuh kamu sebagai bahan uji coba"

Dia menggoreskan pisau ke tangannya dan meminumkan darah miliknya ke wanita itu. Setelah dirasa sudah, dia menarik tangannya dan berjalan keluar ruangan.

"Jangan coba coba untuk kabur dari sini" ucapnya dan menutup pintu itu lalu menguncinya.

--------

"Selamat pagi pemirsa saya charlotte dan saya sekarang berada di fontaine. Baru baru ini dikabarkan bahwa beberapa orang hilang dan yang mendominasi adalah wanita. Mereka hilang sekitar pukul 18.00 hingga 23.59 malam"

Berita tentang hilangnya beberapa orang di fontaine terus berlanjut hingga waktu penayangan berakhir.

Childe menaruh secangkir kopi di depan aether dan mengusap rambut aether kemudian tersenyum. Dia menarik aether ke pelukannya dan menyandarkan kepala aether ke bahu miliknya.

"Kenapa?"

"Aku curiga dengan berita hilangnya masyarakat fontaine" ucap aether dengan pandangan lurus.

"Hm?"

Aether mendongak menatap mata indah nerwarna biru milik childe. "Aku curiga itu ada hubungannya dengan ruangan yang ku temukan kemarin"

Childe menatap aether bingung. "Ruangan apa?"

Aether tersenyum dan melepaskan pelukan childe. "Beberapa waktu lalu aku menjalankan sebuah tugas dan saat berada di suatu ruangan aku menemukan sebuah ruangan rahasia. Lalu apa kamu tau apa yang kutemukan disana?"

"Apa?"

Aether menatap childe. "Aku menemukan sebuah tabung berisi cairan dan sebuah buku"

"Cairan apa? Dan buku apa?"

"Racun"

"Ha?"

"Aku membaca buku tersebut dan yang mendominasi adalah rahasia racun yang aku tak pernah dengar jenis apa itu"

Childe menatap aether serius dan menangkup pipinya. "Gak papa kan?"

"Ha?"

"Kamu gak kenapa kenapa kan?"

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang