Misi 1

391 21 1
                                    

Hingga detik ini aether dan lumine tidak bertegur sapa sama sekali, baik dirumah maupun di luar rumah. Aether yang ingin meminta maaf dan lumine yang selalu menjauh dari aether.

Aether tau dirinya salah, dirinya terbawa suasana. Dia hanya tak ingin lumine di jelek jelekkan oleh orang lain, dia sebagai kakaknya tak terima itu.

Aether mengetuk pintu kamar lumine pelan "Lumine kau didalam?" Namun tidak ada sahutan sama sekali dari dalam kamar. Aether tak ingin mereka berdua terlalu lama bertengkar, biasanya paling lama hanya 2 hari namun ini sudah 3 minggu.

Aether duduk di depan pintu kamar lumine, menyandarkan tubuhnya dipintu dan menekuk kedua lututnya. "Lumine ayo baikan, kamu tau kan lusa aku harus pergi. Ada yang ingin ku kerjakan" Tidak ada sahutan sama sekali

"Baiklah jika itu maumu, jaga diri baik baik selagi aku pergi. Aku akan berkemas sekarang" ucapnya lalu pergi menjauhi kamar lumine

Tanpa aether sadari lumine berada di balik pintu. Menekukkan kepalanya dan menenggelamkan mukanya di antara lututnya itu. Menangis dalam diam, rasanya sungguh menyakitkan. "Maaf aether, aku terpaksa membohongimu"

Aether memasukkan beberapa pakaiannya ke dalam koper dan tak lupa juga sebuah kalung yang berharga baginya.

Kalung itu sebenarnya ada sepasang, satu di aether dan satunya lagi ada di lumine. Aether tau di dalam kalung itu tersimpan sesuatu uang istimewa dan oleh karena itu, dia selalu menjaganya dengan hati hati.

"Tuan muda akan pergi sekarang?" Tanya xingqiu tiba tiba dan diangguki oleh aether

"Kali ini ingin ditemani oleh saya atau yelan, tuan?" Tanyanya kembali

"Kamu saja, aku merasa yelan berperilaku aneh terakhir kali" Ucapnya sembari menutup kopernya itu

"Apa maksudmu tuan muda?"

"Lupakan saja, tak penting" kata aether. Xingqiu melihat kalung yang terpasang di leher aether dan dia merasa baru pertama kali melihatnya

"Tuan, kalung itu?"

Aether berbalik lalu memperlihatkan kslung itu dihadapan xingqiu. "Bagaimana? Indah bukan? Mommy yang memberikan kepada kita berdua" ucapnya

"Kita? Ah nona muda ya" kata xingqiu dan di angguki aether

Aether duduk di atas ranjangnya dan tersenyum kecil. "Dia cantik, saat memakainya. Namun sayang, aku tak pernah melihat dia memakainya kembali"

"Saya yakin, anda akan melihatnya suatu hari nanti"

"Semoga saja"

"Baiklah, kita pergi sekarang. Kita percepat misinya, ada masalah yang harus kuselesaikan dirumah" lanjut aether

"Tuan muda tidak ingin menyelesaikannya terlebih dahulu?"

Aether memandang pintu itu sendu lalu menggelengkan kepalanya. "Tidak, nanti saja. Ayo kita berangkat" ucapnya

Aether berjalan turun kebawah dengan diikuti oleh xingqiu yang sedang membawa koper aether. Dirinya tanpa sengaja berpapasan dengan diluc. "Mau kemana?" Ucap diluc tiba tiba

"Aku akan menyelesaikan misi sekarang dad" ucap aether

Diluc mengernyitkan dahinya bingung "Bukankah kita sudah mendiskusikan bahwa kamu berangkatnya lusa?"

Aether tersenyum kecil "Aku memutuskan untuk berengkat sekarang. Lebih cepat lebih baik, right?"

Diluc menghela nafasnya lalu menaruh tangannya di atas kepala aether "Ingat, jangan sampai gagal. Yang terpenting jangan sampai mati" ucapnya dan di angguki oleh aether

----------

"Bagaimana keadaan X1?" Tanya aether pada seorang pemuda di depannya

"Tubuhnya terbakar, dan kulitnya melepuh semua. Bahkan beberapa rusuknya telah patah, sepertinya dia butuh istirahat kali ini" ucap orang tersebut

Aether menatap orang itu dengan tajam lalu mengepalkan tangannya kuat. "Lalu, bagaimana dengan yang lain"

"Semuanya hampir sama keadaannya tuan muda, kulit mereka melepuh. Sepertinya kita cukup teledor saat itu, kita lengah. Saya juga tidak menduga akan ada yang membakar kita dari atas tebing."

"Berapa pasukan yang tersisa ZO?" Tanya aether pada pemuda di depannya itu

Pemuda yang diketahui berinisial ZO itu menundukkan kepalanya "150 orang tuan"

Aether menggeram lalu membalikkan badannya, memungguki pemuda tersebut. "Kenapa sangat sedikit?"

"Kumpulkan mereka sekarang juga ZO! Bawa mereka semua di hadapanku!" Ucap aether tegas

Dia marah, kenapa pasukannya tersisa sedikit. Dia butuh mereka untuk menghancurkan orang tersebut. Musuh bebuyutan paxley. Cih memikirkannya saja sudah membuat aether muak.

Tak lama kemudian semua pasukan sudah berkumpul. "Kenapa kalian bisa begini? Bukankah sudah kukatakan berkali kali, untuk jangan lengah! Kita rugi sekarang" marah aether

"Untuk pasukan yang tersisa, siapkan diri kalian. Kita akan berangkat besok, kita serbu pasukan mereka. Saya harap bahwa besok kalian menyerang dengan sungguh sungguh dan jangan lengah!"ucap aether

"Kita akan membaginya menjadi 4 kelompok. Depan, kanan, kiri dan belakang.
30 orang didepan sebagai pancingan dan dipimpin oleh KY, kanan dan kiri 37 orang dengan dipimpin oleh YO dan YK, dan 46 orang dibelakang dengan dipimpin oleh Xq"

"Dan untuk ZO tolong, selalu perhatikan cctv di kastil itu. Jangan sampai terlewat sedikitpun" ucapnya tegas

"Kalau boleh tau, tuan muda akan memimpin bagian mana?" Tanya seseorang yang berdiri di barisan itu

Aether menyeringai lalu menyibak poninya. "Aku akan menyelinap masuk ke dalam kastil"

Aether berdiri dengan berwibawa dihadapan semua orang. Berbicara mengenai strateginya dengan sangat jelas dan penuh percaya diri. Dia yakin bahwa strateginya tidak akan pernah kalah.

Setelah selesai membahas masalah untuk esok hari, dia membubarkan semua pasukannya. Dia memperbolehkan semuanya untuk beristirahat, dan dia sendiri pun pergi ke ruangan yang dijadikan sebagai kamarnya.

Duduk di atas ranjangnya kemudian menghela nafasnya. Setelah itu dia melepaskan kalungnya, mengusapnya pelan dan menciumnya. "Tolong, tunggu sebentar lagi"

Menaruhnya di dalam laci, menyimpannya dengan hati hati. Dia segera masuk ke kamar mandi dan melepaskan semua pakaiannya.

Aether hendak berendam kali ini, dia ingin merilekskan kepalanya. Kalau di komik komik mungkin di atas kepala aether akan digambarkan sebuah asap.

Setelah selesai berendam dia segera memakai piyama yang sudah disiapkan oleh xingqiu. Ah tangan kanannya itu sungguh siap sedia.

"Tuan muda, makan malam anda saya taruh di atas nakas" ucap xingqiu sembari meletakkan makanannya

"Terimakasih"

Xingqiu merasa tuan mudanya kurang baik, dia khawatir jika aether akan jatuh sakit. "Tuan muda baik baik saja?" Tanyanya

Aether melirik xingqiu melalui ekor matanya "Aku baik baik saja, terimakasih atas makanannya. Kamu boleh keluar" ucapnya tegas

"Baik tuan muda, selamat beristirahat" ucapnya sambil menundukkan kepalanya

"Baik tuan muda, selamat beristirahat" ucapnya sambil menundukkan kepalanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang