Manja

499 27 0
                                    

Tak terasa satu bulan telah terlewati, perasaan sedih karena kehilangan memang masih ada. Namun tidak separah dulu, dia telah menerima segalanya.

Aether sekarang telah bangkit dari rasa terpuruknya. Karena tunangannya itu, dia bisa melewati semuanya.

Lihat dia sekarang, bukannya sekolah malah bermain game di kamarnya. Aether terlihat fokus sekali saat memainkan game tersebut.

Game over

Aether melampar handphone ke atas kasur lalu menghela nafas lelah. "Aish, kenapa bisa kalah?" Gumamnya

Dia mengacak acak rambutnya itu dan beranjak dari kasurnya menuju pintu kamarnya.

Dia berjalan menuju lantai bawah dengan dagu yang di angkat ke atas. Matanya menatap tajam sekitarnya.

Bruk

Seseorang tiba tiba menerjang tubuh kecilnya dan berakhir jatuh bersama di atas lantai. "Jauh jauh dari tubuhku, sialan"

"Hehe aether" ucapnya sambil menduselkan mukanya di perpotongan leher aether.

"Menyingkir dari tubuhku childe" ucapnya sambil berusaha menyingkirkan childe

"Tidak mau"

"Childe" ucapnya dengan suara menekan. Dia mendesis marah, karena merasa terganggu.

Childe menjauhkan tubuhnya dari aether dan membantu aether untuk berdiri. "Aether jangan marah marah, nanti tambah tua"

"Menurutmu aku sudah tua?"

"Bukan begitu maksudku, aishh" ucapnya dengan kacau. Dengan memayunkan bibirnya di akhir ucapannya.

Aether menatap childe tajam, lalu menarik bibir childe keras. "Tidak usah memayunkan bibirmu itu"

Dirinya meninggalkan childe yang sedang mengusap usap bibirnya itu. Dia tak terbiasa dengan sifat manja dari childe. Aneh katanya.

Sreeet

Bunyi tarikan kursi terdengar menggema di ruangan ini. Aether menduduki kursi tersebut dan menyilangkan kakinya. "Kamu kesini" ucapnya sembari menunjuk seorang maid yang berada di pojok ruangan

Maid itu berjalan menuju aether dan berdiri didepannya. Menundukkan kepalanya. "Dimana yelan?" Tanya aether kepada maid itu

"Maaf tuan muda, saya belum melihat nona yelan dari kemarin" ucapnya

"Kalau xingqiu?"

"Tuan xingqiu berada di taman belakang. Dia sedang mengawasi pekerjaan pekerja baru tuan"

"Ah begitu"

"Mau saya panggilkan tuan xingqiu, tuan muda?" Tanyanya

"Tidak usah"

"Baik tuan muda"

Tanpa aether sadari sudah ada kursi yang mendempet ke kursinya dan tak lupa sebuah kepala yang bertengger di bahu aether.

Aether melirik ke sebelahnya dan diiringi suara helaan napas. Dia menepuk kepala itu lalu mengelusnya sayang. Terdengar suara ketawa pelan disebelahnya.

"Kamu gak sekolah?" Tanya aether

"Engga, mau sama aether aja" ucapnya dengan suara manja

"Mandiri"

"Udah mandiri, tapi maunya sama aether"

Aether menggelengkan kepalanya lalu menurunkan tangannya dari kepala lelaki itu. "Terserahmu lah childe"

Childe menggerutkan dahinya lalu menaruh tangan aether kembali ke kepalanya. "Elus lagi"

Aether menuruti permintaan childe dengan menegelus rambut dia. Elusan aether yang pelan membuat childe lama lama menjadi ngantuk. Tanpa sadar matanya sudah terpejam yang menandakan pria itu sudah memasuki area mimpi.

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang