Tok
Tok
Tok
Aether mengetuk ketuk ruang kerja Diluc berkali kali. "Daddy tolong buka pintunya"
Tok
Tok
Tok
"Daddy aku bawa berita penting!!"
"Daddy!!"
Clek
Diluc menatap anaknya datar sembari memegang beberapa kertas ditangannya, lelaki itu berdecak seakan akan Aether telah mengganggu waktunya yang berharga. Dia membuka pintu itu lebar dan berjalan kembali ke kursi miliknya. Tentunya Aether paham maksud sang ayah dan mengikuti lelaki itu dari belakang tak lupa dia juga menutup pintu ruangan tersebut.
Aether menghampiri sang ayah dan menyerahkan sebuah flashdisk kepada lelaki yang lebih tua. Diluc menaikkan sebelah alisnya dan menatap Aether heran. "Apa ini?"
"Coba daddy buka, aku yakin daddy akan kaget melihatnya"
Diluc menganggukkan kepalanya dan membuka flashdisk tersebut dilaptop miliknya. Setelah melihat file file di dalamnya, diluc langsung membanting gelas yang ada di atas meja. "SIALAN!! Kenapa dia menyembunyikan rahasia sebesar ini?!!"
Aether menghela nafasnya dan tersenyum kecil. "Aku juga tak tau dad, kamu tau sendirikan bagaimana sifat adikku itu?"
"Maafkan daddy aether"
"It's okay dad, ini semua bukan salah daddy. Semuanya salah mereka"
Diluc berdiri dari tempat duduknya dan menarik anaknya ke dalam pelukannya itu, kemudian mengelus surainya pelan. Setelah itu, dia mengecup kepala Aether. "Xingqiu menemukan sedikit pergerakan dia"
"Dimana?? Natlan??"
Diluc menatap anaknya bingung. "Bagaimana kamu bisa tau?"
"Kaeya bertemu dengannya beberapa hari yang lalu"
"Xingqiu juga bertemu dengannya 2 hari yang lalu disana"
Aether menatap diluc dengan tatapan yang sulit dibaca sembari memegang bahu ayahnya itu. "Apa yang dainsleif lakukan disana??"
"Membeli sebuah cincin"
"Cincin?"
"Iya, cincin yang bisa menyimpan mana di dalamnya. Kamu taukan itu cukup berguna, apalagi mana di dalam tubuh kita bisa habis kapan saja"
"Lalu, daddy tau cairan apa yang dia gunakan pada lumine?" Tanya Aether dan digelengi oleh diluc.
"Daddy butuh beberapa tetes cairan tersebut untuk mendapatkan informasi yang lebih detail"
Aether mengepalkan tangannya dan menggigit bibirnya kuat, dia merasa daddynya tak terlalu peduli dengan masalah adiknya itu. Reaksi diluc yang dia bayangkan berbeda jauh dengan kenyataannya. Apakah daddynya itu tak menyayangi sang adik? Apakah itu alasan kenapa adiknya pergi selama ini?
"Dad, apakah kamu tak menyayangi lumine?"
"Apa maksudmu boy? Daddy sayang kalian berdua!!"
"Kenapa aku tak merasakan hal itu? Kenapa aku merasa bahwa daddy tak peduli sedikitpun tentang kematian lumine yang janggal?!!" Marah aether kepada diluc.
"Atau jangan jangan daddy yang merencanakan kematian lumine?!!"
Plak
Diluc menatap Aether dengan penuh amarah, dirinya merasa tak terima saat dicurigai oleh anaknya sendiri. Apa aether tak tau seberapa sayangnya diluc kepada kedua anaknya? Diluc tau, dirinya selama ini salah karena telah mengasingkan lumine namun dia memenuhi semua kebutuhan anaknya disana. Bahkan dia mendidik anak perempuannya itu agar bisa menjadi lebih kuat dan mandiri. Kenapa aether tak mengerti dirinya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine
FanfictionSeorang tuan muda dari keluarga Cullen yang disegani oleh banyak orang, rela menyembunyikan identitasnya agar kehidupan sekolah dia tenang dan tidak diincar oleh musuh dari keluarga cullen. Tetapi realitanya berbeda seperti yang diharapkan sang tuan...