Marah

365 28 0
                                    

Brak!

Aether mendobrak pintu kelas itu dengan sangat keras hinggal menimbulkan bunyi yang membuat dirinya menjadi perhatian anak kelas. Dia berjalan ke tempat duduknya dan menaruh tasnya dengan sembarangan.

"Apa kalian liat liat!" Sinisnya dengan mata yang sedikit melotot. Anak anak yang awalnya melihat ke arah dia langsung menggelengkan kepalanya.

Entahlah perasaan aether sekarang sedang tidak enak. Dia badmood entah karena apa. Aether menatap sekelilingnya.

"Mana kaeya?" Tanyanya pada diri sendiri.

Dia heran, tumben sekali sepupunya itu tidak menunjukkan pangkal hidungnya itu. Dia menatap jam di tangannya itu, pukul masih menunjukkan setengah 7 pagi dan itu membuat aether mengangguk anggukan kepalanya. "Pantas saja" ucapnya lirih.

Dia membuka bukunya dan membacanya dengan teliti. Memainkan penanya yang mahal sembari mengerjakkan soal yang ada di buku itu.

Clak clak clak

Bunyi pena yang dimainkan oleh aether menggema di ruang kelas itu. Yang menandakan bahwa sesunyi itu ruang kelasnya. Aether menyukai keadaan saat ini.

Tiba tiba pundaknya di tepuk pelan oleh seseorang. "Emang ada pr ya?" Tanya orang itu.

Aether menoleh dan memutar matanya malas. "Tidak ada"

Orang itu duduk di sebelah aether dan menatap aether secara intens. "Terus ngapain buka buku pagi pagi gini" ucapnya heran.

Aether menghela nafas dan menatap orang itu malas. "Belajar"

"Pagi pagi gini?"

Aethe rmenutup bukunya keras dan bersidekap dada. "Pagi itu bagus untuk belajar kaeya" ucapnya

Kaeya mengerutkan dahinya, menurut dirinya aether itu orang yang aneh. Pagi pagi gini enaknya bermain game bukan malah belajar. Karena moto kaeya sendiri adalah 'ngapain cape cape belajar, kalau masa depan sudah pasti terjamin'

Kaeya mengendikkan bahunya acuh, dirinya lebih baik bermain game saja daripada diceramahin oleh aether.

Aether mengedip kedipkan matanya, hatinya makin tidak enak. Perasaannya gundah lalu dia menengok ke sekelilingnya lagi. "Kaeya, di sekolah ada masalah?" Tanyanya

Kaeya menoleh dan menatap aether bingung. "Masalah? Masalah apa?"

"Apa aja gitu. Seperti ada yang aneh disini"

Kaeya menggelengkan kepalanya. "Setauku tidak ada"

Aether menganggukkan kepalanya paham, dirinya tau bahwa kaeya tidak tau informasi apapun di sekolah ini. Sepertinya kaeya makin tidak peduli dengan rumor disini.

Pintu ruang kelas tiba tiba terbuka dan muncul seorang guru dengan siswi dibelakangnya. "Selamat pagi anak anak" sapa guru itu

"Selamat pagi"

"Ibu membawa teman baru untuk kalian semua. Ayo, silakan perkenalkan dirimu" ucap guru itu.

Perempuan itu tersenyum manis dihadapan anak kelas. "Semuanya, kenalin aku jean smith. Kalian bisa panggil aku jean atau terserah kalian" ucapnya dengan nada yang riang.

"Udah? Segitu saja?" Tanya guru itu dan diangguki oleh jean.

"Kalau begitu, ada yang ingin kalian tanyakan pada jean?" Tanya guru itu kepada anak sekelas.

Kaeya mengangkat tangannya. "Kalau kupanggil cantik boleh gak?" Tanyanya dan diangguki malu malu oleh jean.

Seluruh murid yang mendengar perkataan kaeya tertawa. Mereka geli saat kaeya mengatakan hal seperti itu. Bahkan aether melirik sinis ke kaeya.

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang