Aether berjalan dengan perasaan yang campur aduk, bahkan amarah masih berada di dalam diri aether.
Darah masih menetes dari tangan aether. Tangannya terluka parah akibat perbuatannya sendiri. Dia mengacak acak surainya kasar.
Orang orang disekitarnya ingin menolong aether namun mereka mengurungkan niatnya karena ekspresi yang dikeluarkan oleh aether.
Tangan aether tiba tiba di tarik oleh seseorang, dibolak balik guna untuk mengeceknya. Ekspresi orang itu khawatir dan jangan lupa suara gertakkan gigi orang tersebut.
"Aether! Ada apa dengan tanganmu" tanyanya dengan suara khawatir
Aether menatap orang itu datar. "Bukan urusanmu" ucapnya dingin
Orang itu menggendong aether ala bridal style dan membawanya ke uks. Langkahnya terburu buru, karena ingin cepat cepat mengobati belahan hatinya.
Ditaruhnya aether diranjang uks dan dia mengambil kotak pmr yang berada di sana. Mengobatinya dengan pelan, takut aether merasa kesakitan. "Sudah" ucapnya sembari mengecup pelan tangan tersebut.
Aether mendengus lalu menarik tangannya. "Nanti juga sembuh sendiri" ucapnya.
Orang itu menangkup pipi aether dan ditatap intens. "Kamu kenapa hm?"
Mata aether berkaca kaca dan tanpa sadar air matanya ikut turun. Dia terisak di hadapan orang itu. Lelaki di depannya menghela napas lalu menarik aether ke dalam pelukannya.
"Mau cerita?"
Aether menggelengkan kepalanya dan menenggelamkan mukannya di dada lelaki itu. Lelaki di depannya mengelus rambut aether dan mengecup kepalanya.
"Childe" panggilnya
"Hm?"
Aether mendongak dan menatap childe. "Nanti pulang sekolah mampir ke cafe" ucapnya
"Tumben?"
"Pengin kopi"
Childe terkekeh. "Gak dibuatin xingqiu aja?" Ejeknya dan dibalas dengusan oleh aether.
---------
Pundak childe di tepuk pelan oleh aether saat sudah melewati sebuah cafe. Childe memberhentikan motornya dan melihat ke belakang.
"Ada apa?" Tanyanya
Aether merengut dibalik helm miliknya. "Ayo ke cafe! Kamu lupa ya" ucapnya dengan nada kesal dan dibalas kekehan oleh childe.
Childe menggelengkan kepalanya dan menyalakan motornya kembali. Memarkirkannya di parkiran cafe tersebut.
Childe melihat aether yang kesusahan melepas helmnya itu. "Gimana? Bisa gak?" Tanyanya.
Aether melotot dan menatap childe garang. "Bisa ya!" Sinisnya dan dengan segera melepaskan helm itu.
Dia menggoyang goyangkan helm miliknya di hadapan childe sembari tertawa remeh. "Liat! Bisa kan"
Childe terkekeh dan menggandeng tangan aether. Membawanya ke dalam cafe dan duduk di kursi pojok belakang.
Seorang pelayan mendatangi mereka dengan membawa buku menu ditangannya. Pelayan itu memberikan buku menu ke tangan aether.
Aether membolak balikkan buku menu itu dan menunjuk salah satu kopi andalan mereka. "Aku mau americano" ucapnya
Childe mengedipkan matanya dan mengerutkan dahinya. "Itu pahit loh" ucapnya.
Aether bersidekap dada. "Aku suka pahit" ucapnya dengan penuh percaya diri.
Childe terkekeh lalu mendongak menatap pelayan di sampingnya. "Coffe latte 1, americano 1" ucapnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine
FanfictionSeorang tuan muda dari keluarga Cullen yang disegani oleh banyak orang, rela menyembunyikan identitasnya agar kehidupan sekolah dia tenang dan tidak diincar oleh musuh dari keluarga cullen. Tetapi realitanya berbeda seperti yang diharapkan sang tuan...