Terciduk

293 24 0
                                    

Aether duduk di kursi kebanggaannya sambil membolak balikkan berkas yang sedang dia kerjaan. Tangannya bergerak untuk menandatangani berkas yang menurutnya sangat menguntungkan.

Secangkir teh dengan aroma yang wangi selalu mendampingi aether yang sedang bekerja. Jangan lupakan xingqiu yang senantiasa bersama dengannya.

Aether menganggukkan kepalanya dan menandatangani berkas terakhir. Kemudian mendongak menatap xingqiu, dan menyuruhnya mendekat.

"Tolong beliin boba" bisiknya kepada xingqiu.

Xingqiu mengerutkan dahinya dan tersenyum kecil. "Tumben?"

"Hanya ingin! Cepat beliin sana!"

Xingqiu menganggukkan kepalanya. "Ingin rasa apa tuan?"

Aether mengedip kedipkan matanya dan kemudian mengetukkan jarinya pelan di dagu miliknya. "Ehm apa ya?"

"Biasanya ada rasa apa saja?" Lanjutnya

Xingqiu diam untuk berfikir dan kemudian tersenyum. "Kalau tidak salah ada coklat, brown sugar, matcha, banyak intinya tuan" cengirnya

Aether menatap sinis lelaki di depannya itu lalu melemparkan pulpen disebelahnya. "Tch, jelaskan yang benar"

"Sudah benar tuan!"

Aether menghela nafas. "Yasudah coffe"

"Jadi gimana? Mau boba atau coffe"

"Xingqiu bego!"

"Ha?"

---------

Aether berjalan memasuki sebuah ruangan yang berisikan berbagai komputer di dalamnya. Komputer komputer itu menyala dan menampilkan sebuah kode kode yang bahkan aether kurang memahaminya.

"Heizou" panggilnya

Lelaki bernama heizou itu menengok dan melambaikan tangan kepada aether. "Halo tuan muda"

Aether berjalan mendekati heizou dan memegang kursi yang sedang diduduki oleh lelaki tersebut. "Bagaimana perkembangannya?"

Heizou fokus terhadap komputer komputer di depannya itu, namun bibirnya tetap menjawab pertanyaan dari aether yang ditujukan padanya. "Masih dalam proses"

"Sekitar berapa persen?"

Heizou terdiam dan menengok ke arah aether. Lalu dia menyengir sembari menggaruk lehernya. "25%"

Aether menatap heizou tajam. "Sedikit sekali. Kamu tak berpihak pada diluc kan?"

Heizou tersenyum kecil. "Tidak tuan"

"Bagus"

"Ngomong ngomong, aku merasa aneh"

Heizou yang asik mengerjakan sesuatu, menoleh ke aether. "Maksudnya tuan?"

"Kamu tau yelan?" Tanyanya dan diangguki oleh heizou.

Aether melipat tangannya di dada. "Dia akhir akhir menghilang, entah karena apa"

"Mungkin dipanggil tuan diluc?"

Aether menggelengkan kepalanya. "Daddy tidak terlalu dekat dengan yelan. Dia lebih memilih xingqiu dibandingkan yelan"

"Benarkah?"

Aether menganggukkan kepalanya. "Mungkin karena aku sendiri yang memilih yelan?"

Heizou memutar kursinya menghadap aether. Dia menyilangkan kakinya. "Tuan diluc tidak sekekanakan itu" ucapnya.

Aether hanya terdiam dan membuat heizou menghela nafas. Dia kembali membuka mulutnya. "Kapan tuan muda merengkrut yelan?" Tanya heizou serius.

"Sekitar 8 tahun lalu" ucapnya sembari tersenyum kecil.

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang