18. Ngambek

367 19 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

"Apapun yang terjadi, semoga lo baik-baik aja!"

•Alif Ramadhan•

•••


"Gamauu.."

"Enggaa!"

Hiks.. hiks..

Pekikan serta isakan tangis yang terdengar di telinganya, membuat kelopak mata Mashel perlahan terbuka.

Dilihatnya Neisha yang tidur dengan kepala yang menggeleng beberapa kali disertai isakan pilu.

Tak mau terjadi hal yang tak diinginkan, Mashel lantas membangunkan gadisnya itu dengan pelan.

"Hey... Shtt.. tenang.."

"Astaghfirullah.." Mashel mengusap peluh yang membasahi dahi Neisha, kemudian mengelus pipi yang basah itu dengan lembut.

"Istighfar, sayang..." Mashel memeluk Neisha yang sudah menghentikan isakannya, dengan dirinya yang berposisi setengah duduk setengah berbaring.

Pertama kali. Yaa, panggilan istimewa itu terucap untuk yang pertama kalinya dari bibir Mashel. Dan sayangnya, panggilan itu terucap disaat orang yang mendapat panggilan tersebut sedang dalam kondisi yang berbeda.

Dikecupnya pucuk kepala yang berambut sepunggung itu dengan penuh sayang.

"Istighfar.." titahnya yang diikuti Neisha dengan terbata-bata karena masih sesekali terisak.

"Kak.." Neisha membalas pelukan Mashel dengan erat.

"Shtt.. aku disini, sayang.." Mashel mengelus belakang kepala Neisha.

"Minum dulu, ya.." Mashel mencoba mengendurkan pelukannya namun Neisha malah semakin memeluknya erat.

"Takutt..." cicit gadis itu lirih.

"Ada Allah yang selalu ada sama kita. Aku juga disini peluk kamu." Mashel mencoba menenangkan Neisha dengan mengelus punggung gadis itu.

"Minum dulu, ya? Biar tenang." Mashel mencoba meraih gelas yang selalu ia sediakan di nakas, dengan masih memeluk gadisnya.

Mashel menuntun Neisha untuk minum. Butuh beberapa menit hingga gadis itu tenang kembali.

"Kenapa, hm? Mimpi buruk, ya?" tanya Mashel hati-hati dengan tangan yang setia mengelus punggung Neisha.

Neisha mengangguk dalam dekapan tersebut.

"Gausah takut, oke? Insyaallah itu hanya mimpi." Neisha kembali mengangguk dalam diam.

"Sekarang ikuti doa yang aku ucapin," Mashel sedikit meregangkan pelukannya agar bisa melihat wajah Neisha.

"La ilaha illallah wahdahula syariikalah lahul mulku walahul hamdu wahuwa 'ala kulli syai-in Qadir. Subhanallah, walhamdulillah walailahaillallah wallahuakbar walahaulawala quwata illabillah allahummaghfirli."

Neisha menirukan doa yang dibaca Mashel.

Beberapa menit mereka dalam posisi yang masih berpelukan. Mashel melirik jam dinding yang ada di kamar.

"Udah jam 4 kurang dikit. Tahajud aja, yuk? Sekalian nunggu subuh."

Kemudian waktu tersebut mereka gunakan untuk sholat malam dan bermunajat kepada Allah. Walaupun sudah jam segitu, tapi sholat tahajud masih bisa dilaksanakan selagi adzan subuh belum berkumandang. Apalagi waktu tersebut waktu berpeluang besarnya doa dikabulkan.

Me and My HubbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang