32. Toko Buku

196 7 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Orang tidak akan paham jika belum merasakan.
Neisha•

•••

Ting

Neisha mengambil ponselnya yang berada di meja.

Klo Snin ak blm plng, tlng ijinin

Perempuan itu mengerutkan keningnya.

"Kenapa?" tanya lelaki yang ada di sampingnya.

"H-hah?" beo Neisha belum konek.

Lelaki itu berdecak. "Kenapa kek gitu mukanya? Galau mendadak?"

Neisha mendengus. "Iya.. Tau, ah!" jawabnya lesu seraya kembali menyandarkan punggungnya ke sofa.

"Suami lo?" Neisha mengangguk.

"Nape dah? Begayaan galau, udah jadi istri juga!" cibirnya.

"Justru itu! Resiko galau seorang istri itu lebih tinggi! Lu mah, mana paham, Ven!" sewot Neisha membuat Aven mengelus dadanya.

"Btw, aku belum ketemu sama dia," ungkap Aven.

Yah, seperti itulah lelaki itu. Masih plin-plan soal panggilan. Terkadang aku-kamu, tak jarang juga menggunakan gue-lo, apalagi saat beradu cekcok. Sifat lain keduanya akan muncul ketika fase itu dimulai.

Neisha mengangguk. "Besok kalo dia udah balik, aku kenalin ke kamu."

"Ke mana emang?" tanya Aven sembari membuka bungkus snack yang dibelinya bersama Neisha beberapa menit lalu.

"Bandung, sama Papa Egra. Harusnya dia nanti udah balik, tapi barusan bilang suruh ijinin ngampus kalo Senin belum balik."

"Mana liat chatnya," pinta Aven, dan dengan suka rela Neisha memberikan ponselnya.

"Jangan buka yang laen!" peringatnya sebelum benda pipih itu Aven terima.

"Buset, singkat amat!" komentar Aven begitu room chat Neisha dengan Mashel terbuka dan menampilkan pesan yang belum lama Mashel kirim.

"Emang kayak gini apa gimana ini orang? Kagak kenal huruf vokal?" ujarnya lagi dengan mata yang masih menatap layar ponsel.

Neisha berdecak mendengar itu. "Berisik lu, ah! Komen mulu!"

"Liat nohh! Kagak ada romantis-romantisnya jadi paksu." Aven menyodorkan ponsel tadi pada pemiliknya. Mau tak mau, Neisha melihat pesan-pesan dari Mashel yang ternyata memang singkat. Ia baru menyadari itu.

"Biasanya ngga gini, kok. Manis banget malah sikapnya. Kok tumben, ya?" monolog Neisha.

"Hayoloo.. ada salah kali, lo. Makanya dia cuek gini," ujar Aven.

Mendengar itu, Neisha terdiam. Berusaha mengingat perbuatannya belum lama ini, yang mungkin tidak berkenan di hati suaminya.


•°•°•°•


"Kalo suami lo masih belum pulang, telpon gue aja. Nanti gue jemput."

Neisha mengangguki ucapan Aven. Tak lama kemudian, lelaki itu memacu kendaraannya meninggalkan Neisha di parkiran fakultasnya.

"Dor!"

"Allahuakbar! Astaghfirullah.."

Neisha menatap tajam April –sang pelaku, yang malah cengengesan.

Me and My HubbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang