24. Motto

247 15 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

"Tujuan kita sama. Saling menjaga. So, Allah pasti kasih tunjuk jalan terbaik-Nya."

Mashel•
MAMH by sipsipp06

•••

Jarum jam terus bergerak mengikis waktu. Kali matahari beredar semakin banyak. Hari-hari yang terkadang rasanya berat pun sudah terlalui. Begitu juga dengan bulan yang semakin mendekati akhir tahun di tahun ini.

Kini, Neisha sudah lepas dari rasa gerahnya akibat rangkapan baju kebaya berwarna tosca, lengkap dengan toga serta kostum wisudanya.

Senyuman manis yang sedari tadi terpatri di wajah cantik gadisnya, tak membuat Mashel melunturkan senyumnya juga.

Tak hanya Mashel, Laras dan Lisa pun tampak tak melunturkan senyumnya juga sedari tadi melihat putra putrinya tersenyum bahagia.

Malam ini, Arzan dan Laras mengadakan makan malam bersama keluarga besarnya yang kebetulan sedang berada di Jakarta, sebagai wujud rasa syukur atas kelulusan putri semata wayangnya.

Kafe milik Mashel yang sedang berkembang dengan pesatnya, menjadi tempat di mana keluarga besar itu berkumpul. Sekalian untuk merayakan umur pernikahan yang sudah memasuki bulan ke-15, kata Mashel saat Arzan menanyakan pendapatnya mengenai tempat acara dilaksanakan.

Ya, tak terasa umur pernikahan Mashel dan Neisha sudah memasuki bulan ke-15. Padahal rasanya seperti baru kemarin Mashel mengucap akad nikah untuk menghalalkan Neisha.

Suara tawa bahagia Neisha yang terdengar dari di mana Mashel duduk berbincang dengan salah satu saudara gadis itu, membuatnya beranjak.

"Dia sekarang apa kabar, Tan?" tanya Neisha kepada seorang wanita, yang Mashel pikir seumuran dengan ibu mertuanya.

"Masih di Singapur," jawab wanita itu.

"Nggak mau ikut ke sini ya, Tan?"

"Siapa bilang nggak mau ikut? Orang yang paling semangat dia."

Dilihatnya, Neisha kembali tertawa kecil.

"Kasian.. Mungkin kalo ikut, udah mabar sama Kak Mashel," ucap Neisha.

Lalu kedua perempuan itu kembali tertawa.

"Eh, Mashel!" Mashel tersenyum dan mengangguk saat sesampainya ia di samping Neisha duduk, dan ternyata Hena–wanita tadi sudah menyadari kehadirannya.

Neisha mendongak dengan kepala yang sedikit miring ke samping.

"Eh, panjang umur yang dibicarain datang," seru Neisha yang lagi-lagi tertawa kecil.

Mashel mengangkat alisnya tak mengerti. "Kenapa?" tanyanya pelan.

Neisha menggeleng.

"Kenapa berdiri, Tan? Aku cuman ngasih ponselnya Neisha saja kok," tak enak Mashel karena Hena tiba-tiba beranjak dari duduknya.

Wanita itu tersenyum geli melihat gelagat Mashel yang agak sungkan kepadanya. "Tante pengen ke toilet dulu sama cek ponsel Tante yang tadi di charge."

"Sini Shel, duduk sini aja. Nggak usah sungkan gitu sama Tante." Hena menepuk pelan kursi yang didudukinya tadi supaya Mashel duduk di tempat itu, kemudian ia melenggang pergi melaksanakan niatnya.

Me and My HubbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang