10. Pengen kayak Alesha

344 26 2
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم


"Perasaan itu seperti sebilah pisau. Pisau tidak pernah salah, tergantung siapa yang memakainya. Begitu juga dengan perasaan. 'Rasa' tidak pernah salah, tergantung bagaimana kita menggunakannya."

•MAMH_by sipsipp06•


Di sebuah kamar yang bernuansa putih abu, seorang lelaki sedang menggeliat mencari posisi nyamannya.

Sinar matahari yang memancar begitu terang dari luar jendela, samasekali tak mengusik sang empu.

Tringg

Sebuah notifikasi dengan nada khusus itu berasal dari ponsel yang tergeletak asal di samping pemiliknya –lelaki tadi yang belum juga membuka matanya.

Namun sedetik setelah bunyi notif tersebut terdengar ditelingnya, lelaki tersebut langsung membuka matanya dengan sempurna. Diraihnya benda pipih itu kemudian membukanya dengan antusias.

Begitu pesan dibuka..

1 detik

2 detik

3 detik

4 -

"ALHAMDULILLAH..." pekik orang tersebut gembira.

Bahkan saking senangnya, lelaki tersebut refleks berdiri di atas kasur dengan sedikit meloncat-loncat layaknya anak kecil.

"Uhuyyy, gue otw married nihh!" ujarnya dengan sangat bahagia.

Kemudian tanpa mencuci muka ataupun merapikan tempat tidurnya, lelaki tadi keluar dari kamarnya menuju ke ruang keluarga. Dimana keluarganya sedang berkumpul.

"Assalamu'alaikum.. pagii, all!" sapanya pada semua orang yang ada di ruangan tersebut dengan ceria.

"Pagi pagi simbah mu!" celetuk seorang perempuan yang sedang menyuapi anaknya.

"Liat noh, udah jam 10!" lanjut perempuan tadi yang tak lain adalah Vivi.

Lelaki tadi menoleh, menatap kakaknya dengan sengit.

"Mamm mam... hmmm.." sahut si anak kecil tadi –Alesha dengan bahasanya sendiri.

Mashel menoleh. Kemudian mengambil alih Sang ponakan ke pangkuannya.

"Masih pagi kan, ya, Al?" Mashel menciumi Alesha berkali-kali.

Seolah paham apa yang Om nya tanyakan, Alesha mengangguk-angguk dengan tawa kecilnya.

"Kak, coba baca!" Mashel mengulurkan tangannya yang memegang ponsel, yang dimana ponsel tersebut masih menampilkan kolom chat dari bunyi notif tadi.

Vivi menerima lalu menatap ponsel yang sudah berada di tangannya. Tatapannya beralih kepada Mashel dan layar ponsel secara bergantian dengan alis terangkat.

"Alamat siapa?" tanya Vivi setelah membaca pesan dalam kolom chat tersebut.

Senyum Mashel seketika merekah mendengar pertanyaan kakaknya. Kemudian atensinya beralih kearah kedua orangtuanya yang juga memperhatikannya.

"Udah dikasih, Ma, Pa!" katanya tersenyum senang.

Egra dan Lisa saling pandang, sedikit terkejut. Tak lama kemudian, senyum keduanya terbit.

Me and My HubbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang