40. Tak Terduga

121 6 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

"Senengnya jangan berlebihan. Takutnya bentar lagi nangis."

MaSha

•••

"Berangkat sekarang, Mas?"

Mashel mengangguk. Tangannya bergerak memasangkan jam tangan di tangan kirinya.

"Pulangnya jam berapa?"

Mashel terdiam sebentar. "Belum tau. Tapi aku usahain makan siang di rumah." Senyum simpul ia tunjukkan.

"Beneran ada temen cowok, kan? Engga cuma kamu doang maksudnya."

Terlihat, perempuan itu terus mengikuti kemana Mashel melangkah.

"Dicepetin aja ya, nugasnya?" pinta Neisha merengek sambil bergelayut di tangan Mashel yang kini duduk di tepi kasur.

Mashel menoleh. Dahinya mengernyit diiringi senyum gelinya.

Dengan gemas, tangannya mengunyel pipi Neisha kemudian mencium bibirnya sekilas.

"Kenapa sih, hm? Tumben," ungkap Mashel. Tak biasanya Neisha bertingkah manja di saat dirinya sudah bersiap akan pergi. Biasanya saat ia ingin nugas dengan teman kuliahnya pun, Neisha tak masalah. Toh kesibukan mereka sama, sebagai mahasiswa tingkat akhir. Jadi sudah saling paham.

Tapi entah kenapa, beberapa hari belakangan ini Neisha bersikap lebih manja padanya.

"Masih pusing nggak?" Neisha menggeleng.

Memang dari semalam perempuan itu mengeluh pusing. Moodnya beberapa hari terakhir pun seperti roller coaster , membuat Mashel kelimpungan sendiri.

"Hati aku rasanya ga enak, Mas." Neisha berujar lirih.

"Ga enak gimana, hm?" tanya Mashel lembut.

Neisha menggeleng. "Engga tau. Nggak enak aja."

Mashel menghela nafas. "Yang tenang, oke? Nggak usah mikirin yang nggak-nggak."

"Allah sesuai dengan prasangka hambaNya. So, berpikir positif. Okay, Sayang?" Neisha mengangguk membuat Mashel tersenyum dan mengecup singkat kening perempuan itu.

"Yaudah, aku berangkat dulu ya?" Dengan berat hati, lagi lagi Neisha mengangguk.

"Hati-hati! Jaga hati!" pesan Neisha.

"Kamu juga. Jagain dedeknya biar nggak ngereog!" celetuk Mashel seraya mengusap perut rata Neisha.

Dengan polosnya, Neisha mengangguki pesan itu.

"Assalamu'alaikum, calon Mama!" pamitnya kemudian langsung ngacir keluar kamar dengan kekehan gelinya.

"Wa'alaikumussalam–"

"Wait, dedek? Calon Mama?" Neisha ngelag. Sedetik kemudian–

"MASHELL!!" Bersamaan dengan teriakan melengking Neisha, tawa Mashel pecah hingga terdengar sampai kamar.

•°•°•°•

Ting

Lonceng yang berada di atas pintu sebuah tempat berdenting, seolah memberitahu bahwa ada pengunjung memasuki tempat tersebut.

Me and My HubbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang