4. Uti

459 36 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Tak terasa, hari ke-lima Neisha masuk sekolah setelah libur semester pun hampir usai.

Neisha memarkirkan motornya ke garasi samping rumah. Keningnya berkerut kala melihat mobil sang mama sudah terparkir rapi di tempat biasanya. Tumben sekali sudah pulang. Padahal hari masih siang, 'ashar pun masih lama tiba. Ada apa gerangan?

Untuk menjawab rasa penasaran itu, Neisha segera masuk ke dalam.

"Assalamu-"

"-'alaikum.." Neisha menganga takjub begitu pintu terbuka sempurna yang langsung memperlihatkan ruang tamu yang begitu kacau.

Dua orang bocah yang sedang berlarian pun menghentikan aktivitasnya sejenak.

"Wa'alaikumussalam.." jawab keduanya.

"KAK SHA!" pekik kedua bocah tadi lalu berlari menghampiri Neisha yang masih berdiri di tempat.

"Kak Sha, Nala kangen sama Kakak," ujar salah satu dari kedua bocah tadi yang bernama Nala.

"Zam juga kangen.." ujar bocah satunya lagi, Nizam.

Neisha tersenyum mendengar penuturan bocah kembar tersebut yang merupakan anak dari tantenya. Ia berjongkok guna menyetarakan tingginya dengan kedua bocah berumur lima tahun itu.

"Kak Sha juga kangen sama kalian." Neisha membawa Nala dan Nizam ke pelukannya.

"Kalian apa kabar?" tanya Neisha yang dijawab ceria oleh keduanya.

"Tadi ke sini sama siapa?" tanyanya lagi karena tak melihat adanya orangtua mereka.

"Bareng Mama!" Neisha mengangguk paham.

'Mama' yang mereka maksud adalah Laras, mamanya Neisha. Mereka memanggil seperti itu sedari kecil, karena dulu tantenya -yang merupakan adik Arzan, papanya Neisha- sering sakit. Jadilah sampai sekarang panggilan tersebut sangat melekat pada diri si kembar.

"Mommy?"

"Mommy lagi periksa, Kak," jawab Nala.

"Kata Daddy tadi.. biar Mommy cepet sembuh, jadi harus diperiksa dan istirahat dulu. Terus kita ikut Mama, biar nggak ganggu istirahatnya Mommy!" imbuh Nizam.

Hati Neisha terenyuh setiap kali mendengar jawaban itu. Mereka yang masih kecil, tapi dipaksa agar bisa dewasa.

"Sekarang Mama-nya di mana?" Neisha mengalihkan pembicaraan.

"Ya Allah astaghfirullah..." kejut seseorang dari arah pintu yang menuju ruang tengah.

"Ini kenapa jadi kapal pecah kaya gini? Padahal baru ditinggal sebentar," kata Laras yang memang baru kembali dari dapur untuk mengambilkan makanan si kembar. Belum ada lima menit ditinggal, ruang tamunya sudah seperti kapal pecah. Mainan berserakan, buku-buku berselebaran, pensil warna yang ada dimana-mana, dan bantal sofa yang sudah berpindah dari tempat seharusnya.

Kedua bocah tadi nyengir. Menampilkan wajah tak berdosanya.

"Maaf, Mama.. nanti diberesin kok sama Kak Sha," celetuk Nizam.

Neisha menatap bocah itu tak percaya. Hey, dirinya baru pulang, loh. Tapi dengan lancarnya si bocah kecil tadi memintanya untuk membereskan semua kekacauan ini? Huh, pupus sudah rencananya untuk maraton membaca!

Me and My HubbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang