12. Berubah Status

553 30 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

"Tak ada kata romantis yang bisa ku ucapkan selain menjadikanmu fi'il modhori dalam hidupku."

•Mashel•


"Gimana, Kak?" tanya Neisha dengan tak sabaran. Bahkan Mashel saja belum sempat mendudukkan dirinya di sofa.

Sontak pertanyaan itu membuat Egra, Lisa, dan Laras tertawa.

"Mama, kenapa ketawa?" tanya Neisha dengan polosnya.

Kali ini ditambah Mashel yang tertawa. Membuat Neisha menutup wajahnya malu.

"Polos banget ya kamu, Sayang!" ungkap Lisa, "Tapi bentar lagi nggak bakalan polos lagi, sih!" lanjutnya yang kembali membuat ruang tamu itu penuh dengan tawa.

"Wah, ada apa ini?" timbrung Arzan yang baru datang setelah acara 'interogasi' tadi dengan calon mantu.

"Tanya Om aja, gih.." kata Mashel tersenyum menyebalkan.

"Tanya apa, Sayang?" Arzan mengernyitkan dahinya kala Neisha langsung menggeleng seraya menggerakkan tangannya ke kanan dan ke kiri setelah mendengar pertanyaan yang ia lontarkan.

"Nggak apa-apa kok, Pa.. hehe.."

Mashel tertawa mendengar ucapan Neisha.

"Tadi Neisha mau tanya, Om –" perkataan Mashel terpotong oleh ucapan Neisha yang mengalihkan pembicaraan.

"Enggak apa-apa, Papa.. gapapa kok.."

"Bener?" Neisha mengangguk meyakinkan.

"Iyaa, Kak Mashel aja yang ngada-ngada!" Neisha menatap tajam Mashel.

Mashel tertawa. Kemudian mengangguk meyakinkan bahwa 'tak ada apa-apa' kala Arzan menatapnya.

"Jadi? Kapan akadnya?"

Uhukk uhukk

Neisha tersedak. Bukan, bukan karena minumannya yang nyegrak ataupun karena ia minum secara terburu-buru. Tapi karena pertanyaan yang dilontarkan oleh Egra.

"Ya Allah.. pelan-pelan minumnya, Sayang.." Laras menepuk pelan punggung Neisha.

"Hehe.. iya, Ma. Maaf.." cicit Neisha sebelum menunduk.

"Iya nggak papa. Gimana tadi, Mas?" ulang Laras menoleh ke suaminya.

"Jadi rencana akadnya kapan?" ulang Egra.

Laras mengangguk. "Saya ngikut saja, baiknya kapan. Tapi alangkah baiknya jangan ditunda-tunda."

"Gimana kalau akadnya pas hari Jum'at?" usul Arzan.

Egra menganggukkan kepalanya. "Bolehh.. Jum'at besok berarti, ya?"

Arzan menjentikkan jarinya tanda setuju. "Mashel?" Ia menatap Mashel yang sepertinya manut ngikut para orangtua.

*Manut (nurut)

Neisha yang mendengarnya seketika melotot. "Pa–"

"Boleh, Om. Insyaallah siap." Sebelum Neisha melayangkan protesnya, terlebih dahulu Mashel berkata.

Mendengar itu, kelopak mata yang tadinya sudah tertarik ke atas dan bawah, semakin tertarik lagi sehingga bagian mata Neisha yang berwarna putih semakin terlihat lebar.

Me and My HubbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang