8. Pemaksaan

418 23 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم


"Lelaki yang benar-benar serius, tidak hanya datang dengan janji. Tapi disertai dengan bukti."

•°•

"Karena agama itu adalah akhlak. Dan Akhlak sebagian dari agama."

•MAMH_sipsipp06•

"Ish, nih cewek ga peka banget!"

"Udah ih mikirnya, keburu berubah pikiran ntar cowoknya.."

"Ya Allah.. greget gue lama-lama!"

Gerutuan sebal dari gadis berambut sebahu itu membuat seseorang merasa penasaran dengan apa yang sedang Si gadis itu lakukan bersama benda pipih ditangannya.

"Sayang.." Si gadis tadi mendongak setelah mendengar panggilan lembut dari Sang Mama tersayang.

"Kenapa mukanya kesel banget gitu, hm?" tanya Laras sembari berjalan menghampiri putri semata wayangnya itu, Neisha.

Sadar dengan ucapan Sang Mama, Neisha buru-buru menormalkan kembali raut wajahnya. Yang semula tertekuk sebal akibat terlalu menghayati sebuah cerita dari ponsel, kini berubah menjadi cengiran khasnya.

"Hehe.. gapapa, Ma.."

"Biasa, lagi maraton baca!" lanjutnya kembali nyengir.

"Baca? Tugas sekolah?"

"Oh, tentu bukan dong, Mama sayang.." Neisha menggelengkan kepalanya. "Kayak nggak tau kebiasaan anaknya aja, Mama mah!"

"Owh.. novel?" Neisha tertawa karena tebakan Sang Mama sangat tepat.

"Udah sholat?" Neisha mengangguk menjawab pertanyaan Laras.

"Makan?" tanya Laras lagi. Memang tadi ia makan duluan, karena Sang putri baru memenuhi panggilan alam. Dan setelah makan malam, ia masuk ke kamar, dan baru turun sekarang.

"Udah, Mama sayang..." jawab Neisha gemas dengan Sang Mama.

Laras hanya mengangguk karena sedang menyesap teh hangatnya.

"Mau dong, Ma!" Bukan jawaban dari pertanyaan, melainkan permintaan.

Kini gantian Neisha yang menyesap teh hangat tersebut setelah Laras menaruh gelas minuman itu di meja.

Laras hanya menggelengkan kepalanya. Sudah biasa dengan kebiasaan Neisha yang satu ini. Entah makanan ataupun minuman yang ia bawa, Neisha pasti akan mencicipinya. Ralat, lebih ke menghabiskannya, sih!

"Papa kapan pulang, Ma?" tanya Neisha setelah selesai dengan urusan cicip mencicip teh hangat buatan Sang Mama.

"Mungkin besok sore." Neisha mengangguk paham.

Arzan memang sedang di luar kota dari tadi pagi. Dan Neisha juga belum sempat menyalimi tangan kekar Sang Papa karena tadi sewaktu Arzan ingin berpamitan padanya, ia sedang mandi.

Hening. Neisha kembali fokus dengan cerita yang sedang dibacanya, dan Laras fokus ke TV.

"Nikah tu enak nggak sih?" celetukan Neisha tersebut berhasil membuat Laras menatap sang empu.

"Enak ngga enak nikah mah!" sahut Laras.

Neisha menoleh, sedikit terkejut.
"Eh, Mama denger, ya? Ehehe.." kikuk Neisha.

Me and My HubbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang