34. Pemandangan Malam Hari

182 8 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

"Mau jelasin sepanjang dan sejelas apapun itu, kalau keadaan sedang sama-sama emosi, bakalan percuma."

•Neisha•
•••

Pukul setengah delapan malam, Mashel baru sampai di apartemen karena tadi mampir ke kafe yang dikelolanya.

"Oke, bismillah atur emosi. Nggak boleh langsung marah," tekad Mashel dalam hati.
Ia menarik nafas dalam sebelum tangannya bergerak membuka pintu.

Gelap.

Itulah yang menyambut Mashel malam ini. Setelah beberapa hari meninggalkan tempat tinggalnya itu, ternyata yang menyambut dirinya bukanlah sang istri, melainkan kegelapan.

"Kok gelap? Berarti Neisha nggak di apart?" monolognya sambil berjalan menghampiri saklar lampu, kemudian menghidupkannya.

Bersih dan rapi. Masih sama seperti biasanya. Pasti Neisha merawatnya seperti biasa, karena perempuan itu tidak bisa jika melihat barang berantakan. Biarpun sudah bersiap akan tidur, namun ketika melihat keadaan sekitarnya kurang rapi maka akan Neisha rapikan saat itu juga. Jika tidak, perempuan itu tidak akan bisa tidur nyenyak.

Mashel tersenyum mengingat betapa rajin dan uniknya istrinya itu.

"Ah, jadi pengen peluk!" ungkapnya jujur.

Berjalan menuju kamar mandi yang ada di dekat dapur, kemudian ke kamar untuk mengistirahatkan tubuhnya sejenak.

Baru saja merebahkan tubuhnya di kasur, Mashel teringat kalau di bawah tadi tidak ada makanan. Jadi, ia berinisiatif untuk memesan makanan lewat aplikasi di ponselnya.

Sembari menunggu Neisha pulang, Mashel mengambil gitarnya dan membawanya ke balkon kamar.

Dipetiknya asal gitar tersebut, seraya menatap indahnya langit malam. Pemandangan dari balkon saja sudah sangat indah. Selain itu, bisa juga melihat keadaan lobi dan depan apartemen.

Hoo oo..

Karna bersamamu semua terasa indah

Gundah gulana hatiku tlah hancur sirna

Janjiku tak kan ku lepas wahai-

Deg

Gitar yang tadinya terpetik mengiringi suara indah Mashel, kini ditaruh asal oleh lelaki itu.

Ternyata, lirik lagu yang Mashel nyanyikan tadi bukannya kenyataan, tapi malah sebaliknya.

Hati yang tadinya mulai tenang, kini kembali bergemuruh. Guratan marah dan kecewa tercetak jelas di wajah Mashel. Mata yang tajam itu kini menyorot seseorang di bawah sana. Pandangannya tak lepas dari kedua orang di bawah sana hingga akhirnya mereka berpisah.

Cklek

Pintu kamar terbuka, menampilkan seseorang yang Mashel tebak, orang itu terkejut mendapati dirinya di dalam kamar.

"M-mas," panggil Neisha.

Mashel membalikkan badannya menjadi berhadapan dengan Neisha. Dapat Mashel rasakan aura ketegangan dari sang istri.

"Dari mana?" tanya Mashel pelan tapi terasa begitu mengintimidasi.

Neisha hanya diam. Lidahnya kelu walau sekedar menjawab pertanyaan Mashel.

Me and My HubbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang