20. Terlanjur

276 15 2
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم


"Belajar itu emang harus. Tapi perut juga harus diurus." 

•Neisha•

•••


Belajar. Itulah yang sedang Mashel lakukan. Neisha? Gadis itu sedang sibuk di dapur untuk menyiapkan makan malam.

Dikarenakan ujian kelulusan tinggal beberapa minggu, Mashel menjadi lebih rajin dalam belajar. Beberapa minggu terakhir pun tidak ada waktu luang yang mereka gunakan untuk pergi jalan-jalan keluar, kecuali jika memang benar-benar harus keluar apartemen.

"Kak, udah mateng. Makan dulu yuk!" Neisha menghampiri Mashel yang masih sibuk dengan buku serta laptopnya.

Mashel mendongak. "Bentar lagi ya? Nanggung banget inii. Kamu makan duluan gapapa."

Neisha menghela napasnya. Kemudian gadis itu duduk di samping Mashel yang lesehan di karpet ruang tamu.

"Belajar itu emang harus. Tapi perut juga harus diurus!"

Mashel meringis. "Iya sayang, iyaa. Aku makan sekarang nih.." Mashel berdiri kemudian menarik pelan tangan Neisha, saat nada bicara gadisnya itu berubah sinis, ditambah dengan wajahnya yang datar.

Dalam hati, Neisha sangat bersyukur.

Belajar itu memang harus, tapi jangan terlalu memforsir diri sendiri. Jika seperti itu terus, tidak menutup kemungkinan malah membuat orang itu stres karena kebanyakan berfikir. Otak juga butuh istirahat, begitupun perut yang butuh asupan sehat.

"Jadwal Kakak udah dibicarain sama temen Kakak itu, kan?" Neisha menanyakan perihal pekerjaan Mashel yang menjadi fotografer, setelah keduanya selesai membereskan sisa makan tadi.

Mashel mengangguk setelah meneguk minum. "Iya udah. Mulai lagi setelah ujian selesai."

Neisha refleks menepuk punggung Mashel dengan senyum manis mendengar jawaban tersebut. Namun senyum tadi berubah menjadi raut panik kala Mashel terbatuk-batuk.

"Aduhh, maaf Kak.. refleks akunya tadi," Neisha kembali menepuk pelan punggung Mashel.

Mashel mengangguk dengan masih sedikit terbatuk.

"Gapapa, kagetnya dateng tiba-tiba banget jadi kesedak ini minuman!" jawab Mashel asal sembari menggoyangkan gelas di tangannya.

Neisha mendengus. "Yang namanya kaget ya pasti datengnya tiba-tiba kali, Kak."

"Masa salam dulu baru dateng, aneh!" cibir gadis itu sembari berlalu dari dapur.

Mashel terkekeh geli. Gadisnya itu sangatlah lucu jika sedang kesal.

"Iya iya, tiba-tiba," Mashel mengikuti langkah Neisha.

"Kayak rasa sayangku ke kamu, datengnya tiba-tiba dan tak terduga," lanjutnya yang membuat Neisha sontak berhenti dan membalikkan badannya sekilas ke belakang.

"Dih, gombal!" seru gadis itu kembali melanjutkan langkah menuju sofa.

"Ciee pipinya merahh.." Mashel terkikik geli.

"Enggak tuh," elak Neisha berusaha kalem. Padahal mah, jantung sudah ngedugem!

Mashel terus saja menggoda Neisha, padahal gadis itu sudah mulai membuka bukunya.

Me and My HubbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang