27. Tak Imbangi

231 11 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Sesuatu itu harus dilakukan dengan seimbang. Antara dunia dan akhirat, misalnya.

•MAMH_sipsipp06•

•••

BACANYA POKOKNYA PAS NGGAK LAGI PUASA, YAH..

AWASS, JAN NGEYELL NTAR NYESEL!!

•••

"Kemaren aja bisa!"

"Ya, itu kan, kemaren!"

"Tapi sekarang harusnya juga bisa!"

"Kalo engga, gimana dong?"

"Haruz bisa pokoknya!"

"Ebuset pake z segala," cibir Neisha yang sedari tadi berdebat dengan suami.

Pagi sebelum jam 7 ini, sepasang kekasih tersebut sudah berdebat mempersalahkan tentang panggilan Neisha untuk Mashel.

"Mulutnyaa. Minta dicium, hm?" tegur Mashel.

Sontak Neisha menggeleng dibuatnya.

"Ayolahh.. kemaren kamu sweet banget manggil aku-nya. Masa sekarang udah ganti lagi," keluh Mashel masih mencoba membujuk.

"Kan, waktu itu Kakak juga lagi sweet. Yaudah aku imbangin!"

Mendengar itu, seketika Mashel melotot.

"Jadi itu alasannya?" Neisha mengangguk dengan polosnya.

"Bahasa sekarangnya mah, tak imbangi."

Lelaki itu dibuat terperangah dengan respon istrinya yang kelewat santai. Tak ada rasa bersalah sedikitpun setelah membuatnya terbang lalu menjatuhkannya lagi tanpa aba-aba.

Mashel kemudian mengangguk setelah tersadar. "Oke! Mulai sekarang harus diimbangi juga," finalnya kemudian berlalu masuk ke kamar mandi.

•°•°•°•

"Sayang.. udah siap?"

Neisha yang sedang memakai kaos kakinya kemudian menoleh. "Sebentar."

Beberapa detik kemudian perempuan itu mengangguk dan berdiri dari duduknya di sofa.

"Yuk!"

Saat akan melangkah, Mashel menahan lengan Neisha.

Tangan lelaki itu bergerak untuk menyelipkan beberapa helai rambut Neisha yang kelihatan, menjadi rapi tertutup oleh kerudung dengan sempurna.

"Nah, yuk!" Mashel tersenyum dan menggandeng tangan Neisha menuju parkiran apartemen.

Pagi tadi mereka ditelepon oleh Lisa agar keduanya datang berkunjung ke rumah. Alhasil, setelah ashar kini keduanya berangkat karena kuliah sampai jam 2 siang.

"Jangan lupa panggilannya," bisik Mashel saat sudah mendekati pintu utama kediaman orangtua Mashel.

Neisha menolehkan kepalanya dengan dahi berkerut bingung.

"Panggilan apa?"

"Panggilan buat aku lah, Sayang!"

Perempuan itu bergidik ngeri melihat senyum Mashel.

Me and My HubbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang